Jakarta, CNN Indonesia -- Membuat penonton tertawa, terenyuh, atau bahkan menangis, sudah biasa bagi sutradara Angga Dwimas Sasongko. Film-film panjangnya selama ini bergenre drama. Pernah juga ia menggarap film horor, Jelangkung 3 pada 2007.
Namun kini, Angga mencoba genre lain. Sutradara peraih Piala Citra itu akan berada di belakang kamera untuk mengeksplorasi sisi gaharnya lewat sebuah film aksi pendek.
Meski film pendek, sutradara
Cahaya dari Timur: Beta Maluku dan
Filosofi Kopi itu tak main-main. Angga tetap merekrut aktor dan aktris populer untuk bermain film laga, yakni Iko Uwais dan Julie Estelle. Keduanya pernah terlibat film laga,
The Raid 2: Berandal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menariknya lagi, keduanya sama-sama sudah pernah dilirik industri perfilman asing, bahkan Hollywood.
Dalam film Angga nantinya, Julie akan menjadi agen perempuan yang harus berkelahi dengan beberapa pria di sebuah gerbong kereta. Itu mirip dengan salah satu adegan
The Raid 2: Berandal. Tapi Angga punya tawaran berbeda.
"Agen prempuan memang banyak. Tapi ya ide bisa saja dipunyai banyak orang dan saya punya gaya juga cara yang beda," ujar Angga saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Iko bakal ditawari menjadi aktor sekaligus pelatih dan pencipta koreografi aksi di film. Itu sudah biasa bagi Iko, yang melakukan hal yang sama untuk
Merantau, The Raid, The Raid 2: Berandal, Star Wars: The Force Awakens.Film pendek itu merupakan proyek iklan layanan untuk menonton film secara daring, dari sebuah operator seluler. Meski begitu, Angga yang mengaku sudah klop dengan seluruh kru film termasuk Iko dan Julie, ingin melanjutkannya ke proyek yang lebih besar.
Masih bersama dua ikon laga Indonesia, Angga bakal membuat film panjang baru yang menggelitik adrenalin. Namun, film itu sendiri baru dijadwalkan produksi pada April 2017. "Sejauh ini, ini produksi terbesar," kata Angga.
Ia sebenarnya tidak asing dengan film laga. Angga justru mengenalnya lebih dahulu ketimbang drama, yang baru diakrabinya sejak Sekolah Menengah Atas. Sejak kecil, Angga kenyang menonton aksi Chuck Norris, Jet Li, hingga Steven Seagel dari koleksi ayaknya.
Bagi Angga, menonton film berarti menonton aksi kejar-kejaran, tembak-tembakan, dan saling berkelahi. Kini setelah cukup pengalaman, Angga ingin mengeksplor itu.
"Saya sebagai sutradara ingin mengeksplorasi diri sendiri. Dan saya rasa kalau ingin menjadi sutradara yang lebih lengkap ya harus mencoba yang lebih besar," tutur Angga.
Ia melanjutkan, "
Action is me. Tapi belum pernah ada kesempatan untuk mengungkapkan karena belum ada proyek dengan bujet yang cocok." Ini waktu yang tepat baginya untuk membuat film laga.
Angga sadar, membuat film aksi jauh lebih sulit dibanding drama. Menurutnya, film aksi membutuhkan presisi yang tinggi, mulai dari cerita, persiapan, produksi, hingga pasca-produksi. Angga juga merasa film aksi menuntutnya lebih disiplin dan melibatkan lebih banyak peran dari berbagai pihak.
(rsa)