Jakarta, CNN Indonesia -- Satu per satu hal baik menghampiri kehidupan Joey Alexander. Bakat musikalnya ditemukan sangat dini oleh musisi mancanegara, termasuk Wynton Marsalis. Lantas ia pun diboyong orang tuanya ke New York, AS, agar bakat musikal makin terasah.
Saat berusia 11 tahun, ia merilis album musik perdana
My Favorite Things, pada Mei 2015. Setahun berikutnya, ia meraih prestasi luar biasa: dua nominasi Grammy Awards 2016 kategori Best Jazz Instrumental Album dan Best Improvised Jazz Solo.
Kini, Joey pulang kampung dan siap menggelar konser di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 22 Mei 2016. Tak tampil sendirian, melainkan ditandem oleh penabuh drum Jeff "Tain" Watts serta pembetot kontra bass Dan "Chimy" Chmielinski.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum itu, terlebih dulu digelar konser "pemanasan" bertajuk Jazz Gathering—Road to Joey Alexander Live in Concert—yang menampilkan sembilan pianis muda di Soehana Hall, The Energy Building SCBD, Jakarta, pada Kamis (19/5).
Di sela acara tersebut, CNNIndonesia.com berbincang dengan Joey, antara lain tentang hal-hal favorit. Berikut ini, petikannya:
Apa kegiatan sehari-hari Joey di Amerika selain bermusik?Aku kegiatan sehari-hari seperti biasa enggak pernah berubah. Ya, seperti
nonton film, aku suka nonton film.
Kalau sekolah, aku
home schooling dan belajar secara
online. Banyak pekerjaan rumah dan aku mencoba mengatur itu, karena sekolah itu harus.
Pertunjukan musik apa yang Joey sering kunjungi?Ya, aku sering ke pertunjukan musik, New York kan tempatnya, banyak klub jazz. Aku pergi ke Jazz at Lincoln Center dan di sana lihat pemain jazz hebat yang juga legendaris. Aku juga selalu cek teman-teman musisi di sana.
Bagaimana hubungan Joey dengan musisi Amerika?
Aku memiliki hubungan yang baik, seperti Jeff "Tain" Watts kan main juga beberapa lagu untuk album aku. Lalu, Dan Chmielinski selalu menjadi pemain bass aku. Selain mereka, ada musisi lain.
Bagaimana perbedaan atmosfer musik Indonesia dan Amerika?Musik Indonesia tumbuh juga, kalau di Amerika kan banyak sejarah musiknya. Tapi aku rasa, musik jazz Indonesia juga memiliki legenda seperti Barry Likumahuwa dan banyak musisi jazz muda yang hebat. Banyak yang bisa dikatakan untuk musik Indonesia.
Rencana jangka panjang dalam karier bermusik?Ya, kolaborasi pasti, meskipun sama musisi yang bukan jazz.
Seandainya ada kesempatan, Joey ingin berkolaborasi dengan siapa di Indonesia?Kalau Indonesia, aku suka Tompi. Aku pernah main sama dia dan dia asyik juga. Selain itu, Glenn Fredly juga aku mau.
Selama di Amerika, bagaimana proses kreatif Joey dalam bermusik?Kebanyakan aku dibantu sama papa untuk
arranging dan
composing musik. Papa yang mengenalkan aku dengan musik jazz dan dia tahu musik itu.
Apa yang kamu rasakan sebagai musisi muda yang terkenal?Pertama, aku bersyukur kepada Tuhan [bisa seperti sekarang]. [Orang yang mengenal aku] Itu banyak, kadang orang-orang memandang aku cuma anak kecil. Tapi [yang penting] aku memainkan musik yang aku suka dan orang-orang dapat menikmati ketika mendengarkan.
Saat ini, Joey sudah merekam album ke-dua, apa menargetkan untuk masuk Grammy lagi?Aku sangat berharap dan semoga Tuhan mengizinkan. Tetapi dua nominasi itu juga aku udah senang dan enggak pernah
ngebayangin.
[Gambas:Youtube][Gambas:Youtube] (adp/vga)