Jakarta, CNN Indonesia -- Ranah musik kembali berduka. Pada akhir pekan kemarin, secara berturut-turut, dua pegiat musik berpulang. Sekalipun tidak terkenal, kiprah mereka tidak bisa disepelekan begitu saja.
Tony Barrow, mantan publisis The Beatles, meninggal dunia pada Sabtu (14/5) lalu. Barrow telah mengabdikan dirinya untuk grup musik asal Liverpool itu sejak 1962 hingga 1968.
Sebutan "The Fab Four" yang selama ini melekat pada The Beatles tak lain digagas oleh Barrow.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barrow menutup usia 80 tahun di kediamannya di Morecambe, Inggris Utara. Namun penyebab kematiannya belum diumumkan ke publik. Barrow meninggalkan istri, Corrine, dan kedua putranya.
Mendengar kabar kematian sang publisis kesayangan, Paul McCartney, salah satu personel The Beatles spontan menuliskan belasungkawa di akun Twitter-nya, pada Senin (16/5).
“Tony Barrow adalah orang baik. Dia kerap membantu kami di awal karier The Beatles. Dia sangat profesional, tapi juga bisa diajak bercanda,” ujar pria 74 tahun tersebut.
“Dia akan sangat dirindukan, akan selalu kami kenang,” kata sang musisi kidal tentang publisis yang pernah bergabung di Decca Record Company, London, sebelumnya bekerja untuk The Beatles.
Menurut NME, Barrow juga berjasa memublikasikan grup band terkenal lain di Inggris maupun Amerika, dari The Kinks, The Bay City Rollers, The Monkees, Tony Bennet, dan The Jackson Five.
Berselang sehari kemudian, pada Minggu (15/5), pegiat musik klasik Jane Little meninggal dunia di usia 87 tahun usai tampil di atas panggung Atlanta Symphony Orchestra (ASO).
“Jane Little sangat beruntung. Ia bisa melakukan hal yang ia sukai sampai akhir hayat dan kariernya,” kata pihak ASO di akun Facebook-nya.
“Kami [ASO] beruntung sekali bisa memiliki Jane sebagai bagian dari kami selama 71 tahun terakhir ini. Kami akan merindukan gairah, semangat, dan talentanya yang luar biasa.”
Little memang telah lama bergabung dengan ASO, sejak berusia 16 tahun. Semasa sekolah, Little sempat mempelajari bass selama dua tahun. Pada 1945, barulah Little bergabung dengan ASO.
Sebagaimana diberitakan CNN (17/5), Little pernah menyatakan kepada sebuah radio di Atlanta tentang sang ayah tak percaya dirinya mampu memainkan instrumen musik sebesar bass.
Namun honor Little terbilang kecil, hanya US$35 (setara Rp465 ribu) per minggu. “Itu kehidupan yang sulit. Tapi jika kamu bekerja dengan baik dan menyukai pekerjaan, kamu akan berhasil.”
ASO segera mempersiapkan acara penghormatan untuk Little. “Pertunjukan pada akhir pekan ini akan didedikasikan untuk Jane Little, Assistant Principal Bass kami. Pada Minggu, 15 Mei 2016 kemarin, dia [Little] tampil di Atlanta Symphony Hall untuk terakhir kalinya,” tulis ASO via akun Facebook.
Salah seorang penggemar Jane Little menuliskan komentar di unggahan tersebut, “Saya melihat pertunjukannya saat itu, dan seperti biasa, pertunjukan itu benar-benar tidak ada cela.”
Juru bicara ASO menyatakan kepada CNN, sulit memercayai kepergian Little. “Dia [Little] menghabiskan hari terakhirnya di rumahnya, di panggung Symphony Hall,” ujarnya.
Jane Little sendiri memecahkan rekor sebagai pemain bass profesional di sebuah orkestra dengan durasi cukup lama. Rekor tersebut baru diperolehnya pada Februari lalu.
(vga/vga)