Yonder Membuat Raisa Setara Katy Perry

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Jumat, 20 Mei 2016 19:02 WIB
Yonder dipersembahkan kepada 99 persen orang yang tidak mampu membeli layanan musik streaming. Tentu dengan kualitas baik dan katalog musik beragam.
Ilustrasi (Thinkstock/Purestock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kebiasaan masyarakat Indonesia mendengarkan musik mulai bergeser. Selain membeli rilisan fisik atau mengunduh lagu, mereka mulai menerapkan konsep streaming. Seiring itu, layanan musik streaming pun bermunculan. Guvera, Joox, Langit Musik, Apple Music, sampai Spotify.

Namun bagi Adam Kidron, CEO Yonder Music, "Ide streaming itu hampir hanya fantasi." Maka ia meluncurkan layanan musik yang lebih dari streaming. Yonder juga segera bisa dinikmati pencinta musik di Indonesia, terutama mereka yang suka "gratisan."

Saat ditemui di Jakarta, pada Kamis (19/5), Adam menjelaskan, pengguna Yonder tidak hanya bisa mendengarkan musik secara streaming.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yonder juga akan mengunduh apa pun yang Anda dengar ke gawai Anda. Jadi Anda tetap akan bisa mendengar musik secara offline, menikmatinya ke mana pun Anda pergi," kata Adam memaparkan.

Menariknya, itu semua diberikan secara gratis. Adam berkata, ia ingin mempersembahkan Yonder kepada 99 persen orang yang tidak mampu membeli layanan musik streaming. "Tapi tetap dengan kualitas yang baik dan katalog musik yang beragam," ia melanjutkan.

Bukan hanya musik internasional, Yonder juga menyediakan katalog untuk pencinta artis lokal. Sementara ini Yonder, yang sudah tersedia untuk pengguna iOS dan Android tapi baru dirilis pada 23 Mei mendatang, sudah bekerja sama dengan 17 penyanyi dari beragam genre.

Mulai lagu-lagu sarat kritik sosial milik Iwan Fals, dendang lembut Afgansyah Reza, lirik percintaan NOAH, Raisa, Geisha, sampai dangdut ala Cita Citata dan Lesti, bisa didengarkan lewat Yonder. Adam punya cerita menarik di balik pemilihan mereka.

Pertama datang ke Indonesia, katanya, ia tak tahu apa pun soal pasar musik lokal. Pria asal Amerika itu kemudian melakukan sedikit riset. Ia membuat video dengan melontarkan tiga pertanyaan pada masyarakat secara acak. Ia ingin tahu siapa penyanyi favorit mereka, lagu kesukaan mereka, dan mengapa mereka memilihnya. Nama-nama seperti Iwan Fals dan Cita Citata, yang Adam tak kenal sebelumnya, pun muncul.

"Dan di sini, semua orang punya alasan kenapa mereka mendengarkan lagu itu. Misalnya karena patah hati, atau jatuh cinta. Masyarakat Indonesia punya hubungan yang berbeda dengan musik. Mereka membayangkan dirinya sendiri di musik itu. Berbeda dengan pasar lain," Adam menerangkan.

Ia akhirnya tahu, Yonder harus mengedepankan musik lokal. Ia pun bekerja sama dengan 17 musisi yang dipilihnya. Semua menyambut positif.

Para musisi itu nantinya mendapat pembagian keuntungan sebesar 75 persen dari uang yang terkumpul. Adam menjamin, "Di Yonder, Raisa akan setara dengan Katy Perry. Sekali lagu Raisa dimainkan punya nilai ekonomi yang sama dengan sekali lagu Katy Perry diputar."

Prinsipnya, menurut Adam, seseorang mendengarkan musik, menghabiskan tiga menit untuk itu. "Tidak peduli apakah penyanyi ibu Anda atau artis terkenal, musik itu tetap menghibur Anda selama tiga menit," ujarnya memastikan. Share yang didapat musisi tergantung seberapa kuat usaha mereka berpromosi sendiri.

Bukan hanya label rekaman besar, Yonder juga akan bergerilya ke label rekaman kecil dan musisi-musisi independen.

Sayangnya, Yonder hanya eksklusif bagi pengguna operator seluler XL. P. Nicanor V Santiago III, Chief of Consumer Experience XL menerangkan, sebulan pertama pengguna XL bisa mengunduh lagu-lagu dari Yonder secara gratis. Nantinya, Yonder akan termasuk paket data XL sehingga pengguna tidak merasa membayar padahal uang mereka akan disisihkan Rp35 ribu untuk biaya berlangganan.

"Ini juga buat diferensiasi. Pengguna bukan hanya bisa menikmati layanan kuota tapi juga musik berkualitas," ujar Nicanor menambahkan.

Menggairahkan Pasar Musik Indonesia

Nicanor dan Adam percaya, Yonder bukan hanya memanjakan pencinta musik. Aplikasi itu juga akan menggairahkan pasar musik lokal. Itulah tujuan utama Adam merilis Yonder di Indonesia. Sebelumnya aplikasi itu sudah ada di Malaysia dan bakal bercokol di 17 negara sampai akhir tahun ini.

"Kami ingin membangun kebiasaan bermusik dari masyarakat yang kebiasaannya belum terbentuk atau terdefinisi sebelumnya," ujar Adam.

Di Indonesia, ia melihat masyarakatnya mencintai musik. Namun industrinya masih kecil. "Dari empat persen populasi dunia, nilai yang dihasilnya dari industri musik kurang dari 0,4 persen," Adam memberi data. Ia ingin menyasar potensi market yang bisa berkembang itu.

"Kalian punya industri musik yang sangat kecil. Lebih baik mulai dari industri yang marjinal di sini ketimbang menjadi marjinal di AS." Ia melanjutkan, "Kami ingin menyasar pasar yang 99 persen orangnya masih dalam tahap berkembang."

Namun dari situ, ia juga ingin ikut membangun potensi musik Indonesia yang diyakininya sangat besar. Melalui Yonder, musik-musik NOAH, Raisa, Iwan Fals, Cita Citata, dan lainnya juga bisa didengar di negara lain. Kolaborasi pun sangat mungkin terjadi.

Pengguna Yonder juga berkesempatan mengunjungi konser mewah baik di luar negeri maupun tanah sendiri, sebab aplikasi itu biasanya punya gimmick bagi pengguna yang setia mendengarkan musik tertentu.

(rsa/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER