Jakarta, CNN Indonesia -- Ada yang berbeda dengan pementasan musikal
Les Miserables di Singapura. Ada adegan yang sengaja dipotong oleh panitia. Menurut laporan Reuters, adegan yang hilang itu adalah ciuman antara aktor sesama jenis.
Penghapusan adegan itu berkaitan dengan protes yang diajukan publik Singapura. Sebab, meski Singapura telah dikenal sebagai negara maju dan terbuka akan banyak hal baru, secara kultur mereka masih dinilai konservatif.
Hubungan sesama jenis, terutama yang berujung pada seksualitas, dilarang di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Panitia pentas
Les Miserables, Mediacorp VizPro mengatakan, adegan ciuman dihapus atas permintaan Media Development Authority (MDA). Alasannya, adegan itu "menodai" label "general" untuk pertunjukan.
Dengan label itu, seperti halnya rating dalam dunia perfilman, artinya pertunjukan bisa ditonton siapa saja, termasuk anak-anak.
"Adanya adegan itu berarti penampil telah melebihi rating 'general' yang dikeluarkan. Dalam kode pengklasifikasian kami, adegan semacam itu seharusnya diberi label 'advisory,'" demikian pernyataan MDA.
Mediacorp VizPro kemudian memilih untuk menghapus adegan itu ketimbang mengganti label pertunjukan. Menurut sumber Reuters, alasannya berkaitan dengan bisnis. Tentu saja label "general" akan lebih banyak penonton.
Sebab dengan label "advisory" orang tua akan mencegah anak-anaknya menonton. Meskipun sebenarnya, menurut Mediacorp VizPro adegan ciuman itu hanya di pipi. Itu pun tujuannya bukan untuk seksualitas.
"Ciuman itu ditujukan untuk lawakan," kata kepala Mediacorp VizPro, Moses Lye. Namun tetap saja, pertunjukan yang diadaptasi dari novel berlatar Paris karya Victor Hugo sejak abad ke-19 itu menampilkan dua pria ciuman.
Di Singapura, hubungan sesama jenis bisa mendapat hukuman dua tahun penjara. Singapura sangat protektif terhadap hal-hal semacam itu. Musisi Adam Lambert pun pernah dilarang masuk Negeri Singa lantaran aksi panggung penyanyi yang mengaku sebagai homoseksual itu dinilai terlalu vulgar.
(rsa)