Jakarta, CNN Indonesia -- Marvel membuat keputusan mengejutkan di tengah tuntutan banyak penggemar kepada Hollywood agar lebih 'berwarna.' Perusahaan pembuat cerita komik dan film itu mengubah jenis kelamin dan warna kulit Iron Man di komiknya.
Iron Man bukan lagi Tony Stark, seorang pria kulit putih miliuner. Alih-alih, ia digantikan Riri Williams, seorang mahasiswi kulit hitam yang merancang kostum Iron Man di kamar asrama di kampusnya.
Di tengah isu Black Lives Matter, keputusan Marvel itu justru menuai protes. Namun sebaliknya, Robert Downey Jr yang identik dengan Iron Man karena memerankannya dalam film selama bertahun-tahun, menyambut baik pergantian itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bersiaplah untuk generasi baru BAMF Marvel," tulis Downey dalam akun Facebook-nya pada Jumat (8/7) lalu. Ia juga mengunggah gambar Williams dengan baju merah dengan bulatan bercahaya di bagian dada, memegang topeng Iron Man.
Cuitan itu langsung disukai hampir 25 ribu orang, dan dicuitkan ulang sebanyak hampir 13 ribu kali.
Protes penggemar sebenarnya bukan ditujukan untuk Williams, seperti dikutip dari Ace Showbiz. Mereka tidak setuju cerita itu dibuat oleh penulis pria berkulit putih, Brian Michael Bendis. Penggemar berpikir seharusnya cerita itu dibikin oleh perempuan kulit hitam, agar lebih terkoneksi.
"Anda tidak memberi karakter ini identitasnya. 'Iron Man perempuan berkulit hitam' terdengar sebagai publikasi yang bagus. Tapi hanya publikasi yang bagus," menurut salah seorang penggemar.
Penggemar lain mengatakan, "Anda tak bisa mengatakan ini cerita yang beragam, tanpa ada suara yang beragam." Lainnya lagi, "Saya senang akan adanya perempuan kulit hitam di komik Marvel. Tapi saya berharap penerbit bisa memberi kesempatan perempuan kulit hitam menulisnya."
Cerita Iron Man perempuan kulit hitam sendiri didapat Bendis sejak lama, saat ia bekerja untuk sebuah program acara di stasiun televisi di Chicago.
"Cerita tentang perempuan muda brilian yang hidupnya dirusak oleh tragedi—kejahatan jalanan acak—yang bisa dengan mudah mengakhiri hidupnya," ujar Bendis. Tapi pada akhirnya perempuan itu bisa bangkit dan masuk kuliah.
Bendis berpendapat, "Saya pikir itu adalah versi paling modern dari cerita pahlawan super yang saya dengar." Cerita itu sendiri akhirnya tidak pernah ditayangkan dalam program mana pun. Alasannya, terlalu banyak konten kekerasan.
"Saya diamkan beberapa saat sampai saya punya karakter dan tempat yang pas," tutur Bendis lagi. Sekarang adalah waktu yang tepat baginya.
Bendis menyadari, karakter baru itu akan mendapat berbagai tanggapan dari penggemar. Ada yang menghargai, banyak juga yang tidak setuju. Komentar rasis, soal warna kulit, pun berdatangan.
"Beberapa komentar secara daring. Saya pikir orang-orang bahkan tidak menyadari betapa rasis mereka," kata Bendis. "Bukan berkata bahwa jika Anda mengkritik maka Anda rasis. Tapi jika seseorang menulis, 'Kenapa butuh Riri Williams kalau kita sudah punya Miles [Miles Morales, Spider-Man Hispanik berkulit hitam]?'" lanjutnya.
(rsa/vga)