Putra Stephen King Makin Berjaya dengan Nama Alias

Vega Probo & Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Kamis, 28 Jul 2016 10:38 WIB
Sekalipun bersembunyi di balik nama samaran, banyak orang tetap mengenali Joe Hill sebagai pemilik nama asli Joseph Hillstrom King.
Sekalipun bersembunyi di balik nama samaran, banyak orang tetap mengenali Joe Hill sebagai pemilik nama asli Joseph Hillstrom King. (Gage Skidmore via Wikimedia (CC-BY-SA-2.0))
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekalipun bersembunyi di balik nama samaran, banyak orang tetap mengenali Joe Hill sebagai pemilik nama asli Joseph Hillstrom King. Dari nama belakangnya sudah bisa ditebak, ia tak lain putra penulis novel legendaris Stephen King dengan Tabitha King.

Seperti sang ayah, Joe juga piawai menulis. Pada Mei lalu, ia baru saja merilis novel Fireman, dan tadi malam (27/7), ia menyempatkan diri melakukan tanya jawab via akun Twitter dengan para penggemar soal si Manusia Api maupun hal-hal lain. Sesi kali ini diorganisir oleh Indigo Book Club.

Sebelum memulai sesi tanya jawab, Joe mengilas balik pengalaman masa lalu yang menggelikan saat melakukan tur promosi salah satu bukunya. Ia sempat bersumbar, “Saya bisa menjawab pertanyaan tentang buku buku, buku lama… [juga] memberikan saran untuk pasangan.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, “Seorang anak kuliahan benar-benar meminta saran saya soal hubungan antarpasangan, dan saya terpaksa memutar otak,” tulis Joe. “Saya katakan, ‘mungkin jangan mengirimkan gambar alat kelamin kepadanya.’ Ini sama sekali bukan ide yang bagus sebagaimana anda kira.”

Agaknya pengalaman itu membuat Joe kini lebih berhati-hati kala melakukan sesi tanya jawab dengan para penggemar. Meski begitu, ia tidak menutup peluang untuk membicarakan hal-hal lain di luar bukunya. “…kita bisa membicarakan apa pun yang anda inginkan. Saya siap melakukan yang terbaik.”

Salah satu penggemar menanyakan kemungkinan Joe menggarap naskah lakon teater setelah selama ini menulis banyak cerita pendek, novel, naskah televisi dan komik. Joe menjawab lugas, “Tentu saja,” seraya memuji dua lakon Horns dan Cripple of Inishmaan yang diperankan Daniel Radcliffe.

Joe juga menjawab pertanyaan penggemar lain soal alasannya menanggalkan nama belakang King dan memakai nama Joe Hill “agar tak terjebak impostor syndrome.” “Saat saya menjual sebuah kisah,” tulis Joe, “maka saya menjualnya dengan alasan yang tepat, bukan gara-gara menyandang nama belakang beken.”

Lebih jauh Joe mencuitkan kebanggaannya menyandang nama Joe Hill selama satu dekade tanpa diketahui publik bahwa sebetulnya ia anak penulis terkenal. Joe tak gentar sekalipun empat novelnya pernah ditolak penerbit. Toh pada akhirnya ia percaya Marvel menulis salah satu kisah komik Spider-Man pada 2005.

Sebelum itu, terlebih dahulu sang pria kelahiran Bangor, Maine, AS, 4 Juni 1972, merilis karya debut 20th Century Ghosts (2005), yang langsung meraih Crawford Award. Lalu, disusul Heart-Shaped Box (2007), juga novel Horns (2008, yang diadaptasi ke layar lebar pada 2014) dan N0S4A2 atau N0S4R2 (2013).

Walau kini banyak orang tahu latar belakang Joe sebagai anak Stephen, ia tetap memilih untuk menggunakan nama alias kala merilis komik komik Locke and Key (2008-2014). Berikutnya, mantan suami Leanora Legrand ini siap merilis komik Tales from the Darkside, serta novel Strange Weather pada 2017.

Joe memang tidak bisa terus menutup-nutupi jati dirinya. Apalagi secara fisik, terutama wajah, ia sangat mirip dengan sang ayah. Namun terungkapnya identitas tidak menjadi masalah bagi Joe. Ia juga tidak gentar menghadapi orang-orang yang menyangsikan pilihan hidupnya sebagai penulis.

"Saya pernah memiliki seorang teman yang berujar bahwa ini akan menjadi kesalahan besar jika saya meniti karier lewat tulisan, padahal saya tidak akan bisa keluar dari bayang-bayang ayah saya," ujar Joe sambil bergurau. "Saya senang saya tidak memedulikannya.”

Pria berusia 44 tahun ini tumbuh besar saat Stephen sedang tenar-tenarnya. Memang, diakui Joe, penulis pertama yang ia sukai adalah sang ayah. "Saya ingat saat usia 12 atau 13 dan membaca tulisan The Talisman untuk pertama kalinya dan saya terpesona. Saya tidak tahu bahwa sebuah novel bisa menyenangkan," katanya.

Kebiasaan menulisnya ini telah ditekuni sejak usia 12 tahun. Ia mengaku telah terbiasa menulis sebuah cerita setiap harinya. "Saya pulang sekolah dan melihat ayah dan ibu saya bekerja [menulis]. Jadi saya pikir itu adalah hal yang seharusnya dilakukan," katanya, dikutip Telegraph.

Joe juga mengenang usahanya di usia 16 tahun. Tepatnya saat musim panas, ia berkeinginan untuk menulis buku. Ia pun menulis lima halaman setiap hari dan memberikannya pada sang ayah. "Kami duduk bersama saat saya sudah pulang sekolah. Dia akan mengeditnya dan kami akan membicarakan perubahan itu bersama.”

Dilahirkan dan dibesarkan oleh pasangan penulis, pada akhirnya membuat Joe terpikat dunia sastra. Tak jarang ia dan kedua orang tuanya saling bertukar tulisan. "Kami saling lempar ide satu sama lain, dan saling membantu," kata Joe yang kini tinggal di New Hampshire, AS.

Namun keakraban semacam ini tidak berlaku bagi keluarga Joe sendiri. Diakui, ketiga anaknya tidak tertarik mengikuti jejaknya sebagai penulis. Dalam pernyataannya yang dikutip laman SMH, ketiga anaknya masing-masing ingin menjadi guru Bahasa Inggris, pembuat game komputer dan pekerja film. (vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER