Menpar Luncurkan 'Aceh International Rapa'i Festival 2016'

Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Jumat, 05 Agu 2016 13:35 WIB
Festival kebudayaan khas Aceh ini akan diselenggarakan di Aceh pada 26-30 Agusus 2016 mendatang.
Acara peluncuran Aceh International Rapa'i Festival 2016. (CNN Indonesia/Munaya Nasiri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perkembangan budaya asing yang semakin pesat mulai mengancam perkembangan budaya lokal. Agar budaya lokal tidak semakin terlupakan, pemerintah dan masyarakat Indonesia harus bahu membahu dalam melestarikannya.

Salah satu upaya pemerintah adalah dengan mempromosikan budaya Indonesia ke mancanegara. Penyelenggaraan Aceh International Rapa'i Festival 2016 (AIRF 2016) merupakan salah satu contohnya.

Pada Kamis (4/8), Menteri Pariwisata Arief Yahya hadir dalam acara peluncuran festival, yang akan diselenggarakan di Aceh pada 26-30 Agusus 2016 mendatang itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Walau masih dalam rangka acara peluncuran, namun nuansa kebudayaan Aceh dalam AIRF 2016 sudah mulai terasa.

Pintu masuk lokasi peresmian, Balairung Soesilo Sudarman di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, ramai dihiasi dengan kain songket khas Aceh.

Pun Duta Pariwisata Aceh dengan ramah juga turut menyambut tamu dan undangan yang hadir.

Sebagian besar rangkaian acara peluncuran AIRF 2016 juga dihiasi dengan tarian serta nyanyian asal Aceh.

Tari Guel dari dataran tinggi Aceh Gayo memulai acara itu. Tarian ini memang kerap dipentaskan untuk menyambut tamu penting.

Salah satu gerakan yang unik adalah ketika sang penari menirukan belalai gajah dengan tangannya.

Itu dilakukan karena tarian ini diadaptasi dari cerita Raja Sangeda yang ingin memberikan hadiah berupa seekor gajah putih pada Sultan Aceh.

Raja Sangeda saat itu bermimpi jika anak sang sultan menginginkan seekor gajah putih.

Selain Tari Guel, dipentaskan pula Tari Sedati, sebuah tarian dengan musik bertempo cepat yang menggambarkan dinamisnya kehidupan warga Aceh.

Penarinya yang berjumlah delapan orang memakai baju dan celana berwarna putih. Pun mereka mengenakan kain Songket sepanjang dengkul.

Tarian ini dilakukan sambil berdiri. Para penari berjalan bersilangan sesuai tempo musik.

Tak ketinggalan, tepukan tangan ke badan juga mereka lakukan, sehingga menghasilkan irama yang apik.

Dua tarian tersebut mendapat apresiasi yang tinggi dari Menpar Arief Yahya.

Rapa'i Geleng salah satu jenis rapa'i yang akan ditampilkan di Aceh International Rapa'i Festival 2016. (CNN Indonesia/Munaya Nasiri)

"Pementasan kebudayaan khas Aceh ini sudah dalam skala world class. Saya optimis, AIRF 2016 bisa membawa kebudayaan Aceh dikenal dunia," kata Arief.

Peluncuran AIRF 2016 ini kemudian ditutup dengan Rapa'i Geleng. Sebuah tarian menggunakan alat musik sejenis rebana, yang disebut rapa'i, dengan gerakan yang mirip dengan tari Saman.

Sembilan orang laki-laki duduk berjajar sambil membawa rapa'i. Dengan menggunakan alat musik itu, mereka mampu menampilkan irama serta atraksi yang menarik.

Nantinya, acara AIRF 2016 juga akan dimeriahkan penampilan sejumlah musisi, mulai dari Tompi, Gilang Ramadhan, Rafli, dan musisi lainnya.

Selain pentas tari dan musik, akan diadakan pula seminar, tour art and cultural expo, rapa'i coaching clinic, dan pemberian penghargaan untuk pelaku budaya Aceh.

Rupanya, tak hanya dari Aceh saja yang akan unjuk kebolehan di AIRF 2016.

Beberapa provinsi, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Makassar, Surabaya, juga akan mementaskan kebudayaannya.

Sedangkan dari mancanegara akan hadir dari Cina, India, Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang, dan Iran.

(ard/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER