Pameran Lukisan Koleksi Istana Negara Dijaga Ketat

Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Senin, 01 Agu 2016 20:36 WIB
Pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia ini dipelopori langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo saat menyampaikan sambutan pembukaan Pameran Lukisan Koleksi Istana di Galeri Nasional, Jakarta. (CNN Indonesia/Prima Gumilang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Masyarakat Indonesia, khususnya para pecinta seni, nampaknya harus menambah agenda baru pada Agustus ini. Karena sebanyak 28 lukisan koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia akan dipamerkan ke publik di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, pada 1-30 Agustus 2016.

Pameran bertajuk 17|71: Goresan Juang Kemerdekaan ini dipelopori langsung oleh Presiden Joko Widodo.

Usai pembukaan pameran, sejumlah awak media berkesempatan untuk berkeliling menikmati puluhan lukisan yang dipajang, bersama kurator Mikke Susanto dan Rizki A. Zaelani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada kesempatan tersebut, Mikke menjelaskan makna dari pemilihan tajuk pameran 17|71.

"Ini makna mudahnya 17 Agustus, 71 tahun. Tapi angka satu dan tujuh itu sakral ya. Kita punya tujuh presiden yang punya satu tujuan, negara kesatuan," kata Mikke.

Terdapat tiga subtema atau subkurasi dalam pameran ini, yaitu potret perintis kemerdekaan, situasi masyarakat era revolusi, dan kenusantaraan.

"Awalnya ada yang ngusulin tema perjuangan semua, perang. Tapi dalam proses kurasi, [tema] terus berkembang," ujar Mikke.

Selain menampilkan lukisan karya 20 seniman, ditambah satu lukisan karya Ir. Soekarno, pameran ini juga memamerkan 100 foto sejarah dari masa lampau dan masa kini yang diambil dari arsip Antara dan Sekretariat Kepresidenan.

Sebanyak 40 foto dipajang dalam satu ruangan untuk menampilkan perbandingan kondisi Indonesia dulu dan sekarang.

"Berusaha bikin perbandingan," ujar Rizki. "Jadi seperti ada dialog antar dua objek. Misalnya, ini Soekarno inspeksi jalan, [beliau] enggak pake sepatu. Jokowi juga ada inspeksi ke pasar."

Sedangkan 60 foto lainnya, yang menampilkan potret kecintaan Soekarno dan keluarga akan kesenian, dipajang di ruangan terpisah.

Menampilkan karya koleksi negara tentu saja bukan lah hal mudah. Diakui Mikke rencana penyelenggaraan pameran ini sudah dilakukan sejak satu tahun lalu.

Tapi, sejumlah kendala membuat pameran ini baru bisa terealisasi bulan ini. "Pembahasan intensifnya baru sekitar lima bulan yang lalu," kata Mikke.

Sebelum memajang, Mikke harus menyeleksi sebanyak 2800 lukisan. Beruntung buku-buku koleksi lukisan Ir. Soekarno dapat membantunya untuk memahami lukisan itu.

Mikke pun menjelaskan alasan-alasannya memilih 28 lukisan itu. "Salah satu yang penting adalah nama seniman. Kalau seniman enggak dikenal, berarti belum waktunya untuk dipamerkan," ujar Mikke.

Ia menambahkan, "Dalam pemilihan, saya bagi jadi empat level. Level A, B, C, D. Nah, level A itu para maestro, yang pameran di sini itu level A. Dia maestro, dan tema [lukisannya] kuat."

Selain itu, ia juga melihat korelasi antarkarya. "Pasti ada tema yang bisa dikorelasikan," jelas Mikke.

Selain proses pemilihan yang panjang, pengamanan yang lebih ketat juga dibutuhkan. Misalnya saja saat pengiriman karya.

"Kami dibantu oleh Paspampres dan Brimob untuk mengawal lukisan ini, dari Yogja, Bogor, Cipanas," ungkap Mikke.

Pun dalam pelaksanaan pameran, pihak Galeri Nasional juga menggunakan jasa pengamanan yang lebih ketat dari biasanya.

Masyarakat juga diharuskan melakukan registrasi sebelum masuk dan menikmati karya para seniman.

"Kelihatannya ini memang tidak ketat [keamanannya], supaya suasananya enggak terlalu kaku. Tapi hati-hati aja, ada mata-matanya," kata Mikke sambil bergurau.

Lukisan yang dipajang sebagian besar adalah koleksi di era pemerintahan Soekarno.

Maklum, Sang Proklamator Kemerdekaan ini memang mencintai seni budaya. Tercatat, ia memiliki sekitar 3000 koleksi benda seni. Namun, tidak semua lukisan [koleksi] Soekarno itu dipajang di Istana Kepresidenan.

Selain milik Soekarno, Mikke juga memilih dua lukisan yang dikoleksi pada era Soeharto. "[Presiden] yang lain belum terlalu mendalami seni rupa," kata Mikke.

Mikke berharap dengan digelarnya acara ini, masyarakat bisa ikut merasa memiliki dan menghargai karya seniman Indonesa.

"Saya percaya masyarakat punya keterbukaan pikiran dan hati untuk memerhatikan apa yg dimiliki bangsa ini," papar Mikke.

Ia turut meminta pada seluruh masyarakat Indonesia yang hadir di pameran, agar sama-sama menjaga keamanan selama pameran berlangsung.

"Kalau ada karya jatuh atau rusak, mungkin tahun depan sudah tidak boleh [pameran]."

Nantinya, dalam pameran ini akan ada tur galeri setiap Minggu di bulan Agustus. Tur tersebut akan diselenggarakan setiap pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB dan pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIB.

(ard/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER