Jakarta, CNN Indonesia -- Film bisa jadi media besar dalam mempromosikan sebuah destinasi. Sebut saja
Lords of The Rings yang membuat Selandia Baru mendadak populer, begitu juga dengan
Frozen dan Norwegia, ataupun
Eat Pray Love dan Bali.
Tidak hanya film
Box Office, film nasional pun punya andil mengembangkan wisata, seperti
Laskar Pelangi yang membantu melambungkan Belitung di peta pariwisata nasional.
“Film dan pariwisata merupakan dua hal yang saling menguatkan,” ujar Deborah Gabinetti, founder sekaligus direktur Balinale, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Balinale, yang merupakan kependekan dari Bali International Film Festival, akan digelar pada 24-30 September, di Bioskop Cinemaxx Lippo Mall Kuta, Bali.
“Acara ini sudah memasuki tahun kesepuluh,” tambah Deborah.
“Balinale menjanjikan film-film yang menunjukkan dan memaparkan kekayaan dan keberagaman manusia, tempat, budaya, dan keyakinan. Di sisi lain, para pembuat film dan artis berkesempatan untuk bertemu dan berdiskusi.”
Balinale 2016 yang bertema ‘No Boundaries’ akan menghadirkan lebih dari 100 judul film yang berasal dari 31 negara.
“Tema itu diartikan sebagai tidak adanya batasan dalam menuangkan segala bentuk kreativitas dan ekspresi ke dalam sebuah film,” papar Deborah.
Beberapa judul film yang akan ambil bagian di Balinale adalah
Early Winter (Kanada/Australia),
Rigoberta Menchu: Daughter of the Maya (Amerika Serikat),
Mr. Gaga (Israel),
Elle (Prancis) dan
Hunt for the Wilderpeople (Selandia Baru).
Tak ketinggalan, sejumlah judul film Indonesia unggulan seperti
A Copy of My Mind, My Stupid Boss, The Promise dan
Negeri Van Oranje juga akan ditayangkan.
Adapun beberapa
sneak peak trailer film-film Indonesia yang akan tayang adalah
Perfect Dreams yang dibintangi Ferry Salim dan Wulan Guritno serta
Firegate, film besutan sutradara Rizal Mantovani yang dibintangi Julie Estelle, Dwi Sasono dan Reza Rahadian.
Di sisi lain, Deborah berharap ajang tersebut bisa bermanfaat menjalin networking dengan para filmmaker dan produser film internasional.
“Kami tentu saja mempromosikan Indonesia kepada mereka agar mereka tertarik untuk melakukan produksi film di Indonesia. Beberapa dari mereka sangat antusias untuk menjadikan Indonesia sebagai lokasi syuting film,” ujarnya.
“Yang terpenting adalah membawa mereka (filmmaker dan produser internasional) ke Indonesia dulu. Setelah mereka melihat Indonesia seperti apa, industri filmnya seperti apa, semoga mereka tertarik untuk mengeksplor Indonesia lebih banyak lagi sebagai lokasi syuting.”
(les)