Jakarta, CNN Indonesia -- Musik tidak hanya soal cinta. Meski itu lebih mudah diterima karena bisa menyentuh perasaan dan universal, tema-tema sosial seperti ras, kelas, gender, atau lingkungan juga sering disuarakan para musisi yang peduli.
Tema-tema itu bahkan belakangan sering didengar dan membuat album musisi di Amerika lebih diperhatikan. Berikut delapan musisi yang pernah dan terlibat untuk menyuarakan isu-isu sosial dalam musik mereka, dihimpun dari
Complex.
John Legend
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengikuti langkah mentornya Kanye West, John Legend blak-blakan tentang keyakinan pribadi. Pada 2010, ia berkolaborasi dengan The Roots membawakan lagu-lagu R&B yang fokus pada kondisi sosial masa 60-an dan 70-an.
Setelahnya, Legend meyuarakan lewat lagu-lagunya sendiri, termasuk di tahun 2008
If You're Out There yang terinspirasi dari kampanye Barack Obama dan
Glory untuk film
Selma yang memenangi Academy Awards dan Golden Globe.
Jamie FoxxMeski dicap sebagai artis komedi, Jamie Foxx ternyata juga punya sisi serius untuk kariernya di dunia musik. Ia telah tampil dengan lagu-lagu menyentuh seperti
Wish U Were Here. Itu tentang nilai-nilai yang ditanamkan dalam dirinya oleh sang ibunda. Ia juga pernah berkolaborasi dengan T.I untuk lagu
Live in the Sky.
Bahkan pada 2008, ia berkolaborasi dengan Ne-Yo dan Fabolous untuk lagu tentang perempuan independen dan kesetaraan gender. Di luar musik, Foxx juga berperan dalam film
The Soloist dan
Django Unchained yang punya isu sensitif.
Janet JacksonLewat album
Control yang dirilis 1986, Janet Jackson membawa gebrakan. Ia keluar dari manajemen keluarganya dan membawa harapan lewat nama belakangnya untuk menunjukkan diri sebagai wanita muda.
Kesuksesannya membuat dia berani merekam
Rythm Nation 1814, konsep album ambisius yang ditunjukkan untuk rasialisme, kecanduan, dan kemiskinan.
Tema itu ia bawa untuk lagu-lagu seperti
State of The World dan
The Knowlegde. Tak hanya sampai sana, karyanya pun berlanjut hingga pada 1998 ia menulis lagu
Together Again, yang ia dedikasikan untuk temannya yang meninggal karena AIDS.
Bruce SpringsteenPada awal kariernya, Bruce Springsteen mengisi lagu-lagunya dengan ragam karakter yang mencerminkan musik khas New Jersey. Tetapi setelah berhasil naik ke puncak kareir, lirik Springsteen berkembang jadi lebih peduli pada AS.
Ia menempatkan perjuangan orang-orang 'kerah biru' dalam konteks politik atau ekonomi. Seperti judul lagunya yang ikonik di 1984,
Born in The USA. Dalam lagu itu ia menyesalkan perlakuan AS pada veteran Vietnam, tapi ia pun meluruskan bahwa pesan lagu itu bertitik pada kampanye Presiden Reagan kala itu.
Kemudian pada 2000, ia satu-satu musisi yang berani menuliskan kebrutalan polisi lewat lagu
American Skin (41 Shots), terinspirasi oleh Amadou Diallo.
Kendrick LamarDengan lagu-lagu seperti
Swimming Pools (Drank), soal ratapan tentang alkoholisme, atau protesnya dalam lagu yang berjudul
Alright, Kendrick Lamar telah membuktikan diri dengan suara unik di ranah hip hop yang mampu menanamkan pesan serius dan menembus pasar musik
mainstream.
Tahun ini albumnya
To Pimp A Butterfly pun berbalik soal menghadapi keraguan dirinya sendiri, yang juga menyerang soal diskriminasi rasial di Amerika.
Mary J. BligeSebagai Ratu Hip Hop Soul, Mary J Blige membawa warna baru pada perjalanan musik R&B tahun '90-an. Ia pernah melahirkan album autobiografi
My Life and Share My World yang tak biasanya ia lakukan. Album itu bercerita tentang perjuangan kala mengalami depresi, kecanduan, dan kekerasan dalam hubungan.
Dia bernyanyi tentang isu sehari-hari seperti
PMS pada hari kewanitaan atau
No More Drama. Setelah itu ia mulai sering menggunakan suaranya untuk isu besar.
Lady GagaPada 2011, lewat single
Born This Way, Lady Gaga disebut sebagai salah satu penyanyi yang cukup konsen memperjuangkan nasib para LGBT.
Against Me!Selama lebih dari satu dekade, musisi asal Florida Against Me berdiri menjadi suara utama dalam genre punk rock yang konsen pada isu politik dan sosial. Mereka pandai memanfaatkan intelegensia dan humor soal isu sosial seperti pada lagu
Baby, I’m An Anarchist! serta
White People For Peace.
Pada 2012, pendiri dan penulis lagu Against Me Tom Gabel secara terang-terangan mengaku menjadi wanita transgender dan mengganti namanya menjadi Laura Jane Grace. Lewat album
Transgender Dysphoria Blues pada 2014, Grace menuliskan kisahnya dalam album itu tentang transisinya yang tak mengenal rasa takut.