Sejumlah Kegiatan Seni Menarik di UK/ID Festival 2016

Rahman Indra | CNN Indonesia
Senin, 17 Okt 2016 08:02 WIB
Digelar perdana, Festival UK/Indonesia menjadi ruang bagi seniman dua negara untuk melahirkan kreasi eksperimental bersama, dari mulai fesyen hingga sastra.
Ilustrasi suasana kota London, Inggris. (Thinkstock/Alermo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Karya seni Indonesia tidak begitu populer di Inggris, begitu juga sebaliknya. Meski ada agenda program yang berlagsung, masih dalam skala kecil yang tidak begitu kentara sehingga kedua negara masih berjarak, tidak saling mengenal lebih dalam.

Beranjak dari pandangan ini juga Adam Pushkin, Direktur Seni dan Industri Kreatif British Council Indonesia menggagas akan sebuah festival yang mendekatkan hubungan kedua negara dalam program Festival UK/Indonesia.

“Ini sebuah program jangka panjang, kita ingin seniman kedua negara saling berbagi dan berkolaborasi, dan mengenalkannya ke publik,” ujar Pushkin, di Jakarta, pada Jumat (14/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan tujuannya yang ingin menjangkau lebih banyak bidang dan publik lebih luas, festival ini akan berlangsung selama hampir tiga bulan dari 18 Oktober hingga 10 Desember 2016.

Festival ini berlangsung di delapan kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Yogyakarta, Ubud, Medan dan Padang.

“Kita memperluas venue acara dengan lebih banyak melibatkan ruang publik,” ujar Pushkin menambahkan.

Selama perhelatannya, festival menghadirkan berbagai kreasi. Dari mulai kreasi unik dari desain busana, kembang api berkecepatan sonic dan seni populer, hingga karya seni canggih yang mampu untuk membawa publik kembali lagi ke masa silam.

Agenda tahun ini menjadi awal dari bagian program UK/Indonesia 2016-2018, yang direncanakan berkelanjutan selama tiga tahun. Tujuannya untuk membangun hubungan baru antara para seniman dan pekerja kreatif kedua negara, yakni Inggris dan Indonesia.

Selama Oktober hingga Desember, festival ingin menghadirkan bentuk kreasi seni baru buat publik. Dari mulai pertunjukan XFRMR, Gerobak Bioskop, Fashion Futures, Pementasan Rosalind, Neu Reekie, Selector Live, Someone Can Find Me, Kero Kero Bonito, Digital Design Weekend, The Assemby of Animals, Virtual Reality, Ceramagram, dan residensi di Inggris dan Indonesia.

Program Festival

Festival ini akan dibuka dengan pertunjukan yang akan dibawakan oleh Robbie Thompson, bertajuk XFRMR. Pertunjukan ini memanfaatkan bunyi yang dihasilkan kumparan Tesla untuk kemudian menghadirkan pertunjukan visual yang memanjakan mata. Seolah hidup dan penuh energi.

Dengan komposisi yang terinspirasi dari gelombang elektromagnetik dan luar angkasa, XFRMR menyuguhkan musik yang mungkin belum pernah didengar sebelumnya. Usai menjadi pembuka festival yang berlangsung di Bandung pada 18 Oktober, pertunjukan ini akan diboyong ke Surabaya dan Yogyakarta.

Gerobak Bioskop: Layar Inspirasi

Program ini bertujuan untuk membawa kembali sinema ke semangat layar tancap (pemutaran film di ruang terbuka), terutama di tempat di mana akses terhadap film independen masih minim. Layar Inspirasi menjadi kolaborasi Serrum Studio dan British Council untuk merayakan pemutaran film di ruang publik. Film-film terpilih dari Inggris ditayangkan melalui gerobak.

Fashion Futures

Kolaborasi desainer Inggris dan Indonesia, antara lain Billie Jacobina bersama Lekat, dan Rosella May bersama Soe Jakarta. Kolaborasi ini merupakan bagian dari program Fashion Forward, Jakarta Fashion Week yang akan tampil pada Senin 24 Oktober mendatang. Kolaborasi lainnya, Richard Malone dan frej, perancang lulusan Central Sains Martins yang berdomisili di Jakarta. Hasil kolaborasi akan ditampilkan Rabu, 26 Oktober 2016.

Rosalind

Kelompok tari James Cousins menampilkan pementasan Rosalind, yang berasal dari karya Shakespeare yang bertajuk As you Like It. Rosalind masih bisa disebut pahlawan wanita abad 21, meski dibuat lebih dari 400 tahun lalu. Pementasan berlangsung di Pusat Perfilman Jakarta 25 Oktober, dan Solo di Gedung Teater Kecil ISI Surakarta pada 29 Oktober 2016.

Neu Reekie

Kelompok penyair asal Skotlandia, Neu! Reekie! berkolaboasi dengan penulis Jakarta. Keduanya akan menampilkan pembacaan puisi spontan di Pasar Santa Jakarta, pada 5 November 2016.

Selector Live

Menampilkan DJ Goldie Rocks, a.k.a Sam Hall. Digemari Madonna dan Richard Branson, musisi satu ini sebelumnya kerap tampil di sejumlah festival internasional, termasuk Burning Man.

Someone Can Find Me

Kelompok seni Invisible Flocks, yang berbasis di Leeds, membuat karya seni partisipator dan digital berskala besar. Sementara, Miebi Sikoi, seorang creative technologist mendirikan Digital lNativ, sebuah studio fabrikasi digital. Kolaborasi keduanya akan ditempatkan di Lagoon Beach Ancol, pada 12 November 2016.

Kero Kero Bonito

KKB grup musik Jpop asal London Selatan. Menanjak berkat musik dari suara 8-bit, j-pop, dansa, rap, grup musik ini akan tampil di The Goods Diner pada 18 November dan Studiorama 19 November 2016.

Digital Design Weekend

Selama dua hari, agenda ini terinspirasi dari event yang sama di Museum V&A London. Selama perhelatannya, seniman kreatif Inggris dan Indonesia mempresentasikan karya mereka di beberapa lokasi yang tersebar di Kota Tua Jakarta, pada 19 dan 20 November 2016.

The Assemby of Animals

Pertunjukan ini menggunakan patung yang terkombinasi dengan boneka dan peragaan ilmiah. Menggunakan magnet, motor, obyek yang menggelembung, instalasi cairan yang berpendar, dan mekanisme lain dalam instalasi seni. Pertunjukan ini akan tampil di Jakarta pada 26, 27, dan 30 November, dan selanjutnya di Padang, Bandung dan Yogyakarta.

Virtual Reality

Proyek realitas virtual ini mengusung dua agenda, Notes on blindness dan In my shoes. Agenda ini menyodorkan sebuah pengalaman sensorik dan psikologis interaktif berdasar pengalaman seseorang dalam ruang gelap, atau pengalaman seperti tanpa penglihatan. Menggunakan teknologi oculus, audio dan animasi 3D realtime, VR berlangsung di Kota Tua Jakarta, pada 19 dan 20 November 2016.

Ceramagram

Joseph Hopkinson dan Nao Matsunaga, dua seniman keramik muda asal Inggris menjalani residensi di Timboel Ceramics dan di Arskala Studio di Yogyakarta. Dan melanjutkan memamerkan karya di Jakarta Contemporary Ceramic Biennale, yang dijadwalkan berlangsng di Galeri Nasional 7 Desember 2016.

Residensi UK/ID 2017

Festival UK/ID juga mengusung program residensi seniman di Inggris dan Indonesia. Program residensi mellibatkan dari berbagai profesi, desainer atau pelukis, dan lainnya.

Empat organisasi kesenian dan digital dari Inggris menjadi tuan rumah residensi, yakni Abandon Normal Devices Manchester, Blast Theory Brighton, FACT Liverpool, dan NeoN digital Arts Festival Dundee.

Sementara, sembilan seniman muda Inggris menjalani sebulan residensi di beberapa tempat seperti Hysteria Semarang, Komunitas Gubuak Kopi Solok, Jatiwangi Art Factory, Kunokini Depok, OK.Video Jakarta, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja Yogyakarta, PLATFORM3 Bandung, Tanahindie Makassar, dan Wangi Artroom Yogyakarta. (ard)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER