Jakarta, CNN Indonesia -- Film Turki berjudul
Cold of Kalandar menyabet penghargaan sebagai Film Terbaik dalam perhelatan
Asia Pacific Screen Awards (APSA) yang baru saja digelar, di Brisbane, Australia, pada Kamis (24/11).
Fiml tersebut unggul dari The Student (Rusia), Daughter (Iran), Ember (Turki/Jerman) dan Muhammad: The Messenger of God (Iran).
Film drama yang disutradarai Mustafa Kara itu menceritakan perjuangan sebuah keluarga untuk bertahan hidup di pegunungan di atas Laut Hitam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kara juga menyabet penghargaan APSA Young Cinema Award atas film keduanya tersebut. Ini merupakan penghargaan khusus di APSA untuk bakat menjanjikan di dunia film di kawasan Asia Pasifik.
Mengutip
The Hollywood Reporter, film tersebut juga mendapat penghargaan di kategori sinematografer terbaik, yang diberikan pada Cavahir Dahin dan Kurset Uresin.
Sementara, kategori sutradara terbaik diraih Feng Xoiaogang dari China untuk film satirnya
I Am Not Madame Bovary. Ini merupakan film ke-16 bagi sutradara yang cukup disegani di China tersebut.
Trio Jepang, Ryusuke Hamaguchi, Tadashi Nohara, Tomoyuki Takahashi membawa pulang penghargaan naskah skenario terbaik lewat filmnya
Happy Hour.Dalam pengantarnya, salah seorang juri Lord David Putnam mengatakan 24 film yang berkompetisi tahun ini mengusung dua hal penting, yakni tema keluarga dan perannya yang paling banyak digali lebih jauh oleh para pembuat film, serta makin meningkatnya kualitas para aktor laki-laki.
Juri Jan Chapman, dari Australia menambahkan, ada keberagaman dalam film dan ini makin menjanjikan di masa mendatang.
Penghargaan di kategori lainnya, ada aktor terbaik yang diraih Manoj Bajpayee dalam film
Aligarh, di mana ia memainkan profesor Shrinivas Ramchandra Siras, yang dipecat karena orientasi seksualnya.
Sementara, untuk aktris terbaik diraih Hasmine Killip berkat perannya sebagai ibu muda berusia 16 tahun yang hidup di jalanan Manila dalam film
Ordinary People.Akting yang mengesankan dari para aktor dalam film berkompetisi membuat juri menambah sejumlah kategori penghargaan.
Di antaranya penghargaan diberikan pada aktris ikonik Korea Selatan, Youn Yuh-Jung, berkat perannya di
The Bacchus Lady. Penghargaan khusus lainnya diberikan pada aktor cilik berusia 8 tahun asal India, Sunny Pawar atas aktingnya sebagai Saroo Brierley muda, yang hilang di Kalkuta India, dalam film
Lion.
Selain Putnam, juri lain di APSA tahun ini antara lain Kim Dong-Ho, ketua Busan International Film Festival, produser asal Hong Kong Nansun Shi, produser Chapman, dan sutradara asal India Shyam Benegal.
Juri juga memberikan penghargaan khusus Jury Grand Prize untuk sinematografer Mark Lee Ping-Bing berkat hasil karyanya di
Crosscurrent yang disutradarai Yang CHao. Hussein Hassan mendapat APSA Cultural Diversity Award atas filmnya
The Dark Wind.
Penghargaan lainnya meliputi best youth feature yang diraih
The World of Us (Korea Selatan),
Seoul Station dari Korsel karya Lee Dong-ha, Suh Young-Joo dan Yeon Sang-ho sebagai animasi terbaik serta
Starless Dreams dari Iran sebagai film dokumenter terbaik.