Film Turki Sabet Film Terbaik di Asia Pacific Screen Awards

CNN Indonesia
Sabtu, 26 Nov 2016 03:28 WIB
Cold of Kalandar mengalahkan empat film unggulan lainnya, termasuk film dari Iran, Muhammad: The Messenger of God.
Cold of Kalandar mengalahkan empat film unggulan lainnya, termasuk film dari Iran, Muhammad: The Messenger of God. (Foto: Joshua_Willson/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Film Turki berjudul Cold of Kalandar menyabet penghargaan sebagai Film Terbaik dalam perhelatan Asia Pacific Screen Awards (APSA) yang baru saja digelar, di Brisbane, Australia, pada Kamis (24/11).

Fiml tersebut unggul dari The Student (Rusia), Daughter (Iran), Ember (Turki/Jerman) dan Muhammad: The Messenger of God (Iran).

Film drama yang disutradarai Mustafa Kara itu menceritakan perjuangan sebuah keluarga untuk bertahan hidup di pegunungan di atas Laut Hitam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kara juga menyabet penghargaan APSA Young Cinema Award atas film keduanya tersebut. Ini merupakan penghargaan khusus di APSA untuk bakat menjanjikan di dunia film di kawasan Asia Pasifik.

Mengutip The Hollywood Reporter, film tersebut juga mendapat penghargaan di kategori sinematografer terbaik, yang diberikan pada Cavahir Dahin dan Kurset Uresin.

Sementara, kategori sutradara terbaik diraih Feng Xoiaogang dari China untuk film satirnya I Am Not Madame Bovary. Ini merupakan film ke-16 bagi sutradara yang cukup disegani di China tersebut.

Trio Jepang, Ryusuke Hamaguchi, Tadashi Nohara, Tomoyuki Takahashi membawa pulang penghargaan naskah skenario terbaik lewat filmnya Happy Hour.

Dalam pengantarnya, salah seorang juri Lord David Putnam mengatakan 24 film yang berkompetisi tahun ini mengusung dua hal penting, yakni tema keluarga dan perannya yang paling banyak digali lebih jauh oleh para pembuat film, serta makin meningkatnya kualitas para aktor laki-laki.

Juri Jan Chapman, dari Australia menambahkan, ada keberagaman dalam film dan ini makin menjanjikan di masa mendatang.

Penghargaan di kategori lainnya, ada aktor terbaik yang diraih Manoj Bajpayee dalam film Aligarh, di mana ia memainkan profesor Shrinivas Ramchandra Siras, yang dipecat karena orientasi seksualnya.

Sementara, untuk aktris terbaik diraih Hasmine Killip berkat perannya sebagai ibu muda berusia 16 tahun yang hidup di jalanan Manila dalam film Ordinary People.

Akting yang mengesankan dari para aktor dalam film berkompetisi membuat juri menambah sejumlah kategori penghargaan.

Di antaranya penghargaan diberikan pada aktris ikonik Korea Selatan, Youn Yuh-Jung, berkat perannya di The Bacchus Lady. Penghargaan khusus lainnya diberikan pada aktor cilik berusia 8 tahun asal India, Sunny Pawar atas aktingnya sebagai Saroo Brierley muda, yang hilang di Kalkuta India, dalam film Lion.

Selain Putnam, juri lain di APSA tahun ini antara lain Kim Dong-Ho, ketua Busan International Film Festival, produser asal Hong Kong Nansun Shi, produser Chapman, dan sutradara asal India Shyam Benegal.

Juri juga memberikan penghargaan khusus Jury Grand Prize untuk sinematografer Mark Lee Ping-Bing berkat hasil karyanya di Crosscurrent yang disutradarai Yang CHao. Hussein Hassan mendapat APSA Cultural Diversity Award atas filmnya The Dark Wind.

Penghargaan lainnya meliputi best youth feature yang diraih The World of Us (Korea Selatan), Seoul Station dari Korsel karya Lee Dong-ha, Suh Young-Joo dan Yeon Sang-ho sebagai animasi terbaik serta Starless Dreams dari Iran sebagai film dokumenter terbaik.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER