Jakarta, CNN Indonesia --
Setelah sukses lewat rumah produksi Disney Brothers Studio bersama saudaranya Roy Disney, Walt Disney (1901-1966) mulai mencoba ranah baru.
Dia semakin berani mengeksplorasi dengan memperkenalkan suara yang disinkronkan dengan gambar. Disney pun kemudian membuat kartun dengan durasi lebih panjang yang ditindaklanjuti sebagai film animasi. Berikut tujuh karyanya yang ikonik dan laris di pasaran.
Snow White and the Seven Dwarfs (1937)
Ini merupakan film animasi panjang pertama yang diproduksi Walt Disney pada 1937.
Film tersebut dimodifikasi oleh Dorothy Ann Blank, Richard Creedon, Merrill De Maris, Otto Englander, Earl Hurd, Dick Rickard, Ted Sears dan Webb Smith dari cerita dongeng Jerman yakni Snow White oleh Brothers Grimm.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Snow White menjadi salah satu dari dua film animasi yang masuk daftar American Film Institute sebagai 100 film Amerika terbaik sepanjang masa pada 1997. Film animasi lainnya yakni Fantasia.
Film itu sendiri bercerita tentang putri malang yang tinggal bersama ibu tirinya yang juga seorang ratu penyihir. Sang Ratu merasa terancam dengan kecantikan Snow White yang melebihi kecantikannya. Selama beberapa waktu, cermin ajaib yang dimilikinya menjawab bahwa Snow White lebih cantik darinya. Sejak itu, sang ratu pun berkeinginan untuk memusnahkan keberadaan Snow White.
Film lainnya yang menjadi produksi selanjutnya dari Walt Disney yakni Fantasia dan Pinocchio. Kedua film tersebut dirilis pada tahun yang sama, yakni pada 1940.
Pinocchio (1940)
Pinocchio, diproduksi Walt Disney berselang tiga tahun dari debut film panjang perdananya. Film itu diadaptasi dari novel anak-anak dari Italia berjudul, The Adventures of Pinocchio karya Carlo Collodi.
Film ini diadaptasi oleh Aurelius Battaglia, William Cottrell, Otto Englander, Erdman Penner, Joseph Sabo, Ted Sears, dan Webb Smith dari buku Collodi itu. Sementara, produksinya diawasi oleh Ben Sharpsteen dan Hamilton Luske, dan disutradarai oleh Norman Ferguson, T. Hee, Wilfred Jackson, Jack Kinney, dan Bill Roberts.
Pinocchio menjadi pencapaian inovatif pada efek dalam animasi, yang memberikan gerakan realistis untuk kendaraan, mesin dan unsur-unsur alam seperti hujan, petir, asap, bayangan serta air.
Fantasia (1940)
Selanjutnya, yakni film Fantasia yang garis ceritanya diarahkan Joe Grant dan Dick Huemer dengan pengawasan produksi dari Ben Sharpsteen. Film itu kemudian menjadi film animasi ke-tiga yang diproduksi oleh Disney.
Dalam film ini terdapat delapan segmen animasi yang diatur menjadi musik klasik dengan arahan Leopold Stokowski, dan tujuh di antaranya dilakukan oleh Philadelphia Orchestra. Sementara, pengamat musik dan komposer Deems Taylor bertindak sebagai pemandu acara yang kemudian memadukan live-action dalam setiap segmen animasi.
Fantasia pertama kali dirilis dalam tur teater di tiga belas kota di AS sejak 13 November 1940. Film ini menerima ragam reaksi kritis dan tidak mampu meraup banyak keuntungan karena masih berlangsungnya Perang Dunia II.
Kondisi itu kemudian memotong jalur distribusi ke pasar Eropa. Belum lagi biaya produksi film itu begitu tinggi ditambah dengan biaya penyewaan teater dan pemasangan peralatan FantaSound untuk presentasi selama roadshow.
Tapi kemudian film itu diputuskan untuk putar kembali dan pada 2012 lalu. Fantasia meraup keuntungan 76,4 juta dollar AS atau Rp 1,02 triliun dan menempati posisi 22 film terlaris sepanjang masa di AS.
Film itu pun sempat diproduksi ulang oleh keponakan Roy Disney pada 1999. Hingga reputasinya pun semakin luas dan diakui.
Dumbo (1941)
Gairah Walt Disney dalam membuat film cukup tinggi, setelah membuat dua film dalam setahun, tahun berikutnya ia mulai berkarya kembali lewat film animasi Dumbo.
Alur cerita film Dumbo ditulis oleh Helen Aberson dan ilustrasikan oleh Harold Pearl. Karakter utama film ini merupakan Jumbo Junior, seekor gajah yang kemudian memiliki nama panggilan "Dumbo".
Dumbo diejek karena memiliki telinga yang besar, meski demikian Dumbo memiliki kemampuan luar biasa yakni bisa terbang. Dalam film ia hanya berteman dengan seekor tikus bernama Timothy. Disebut-sebut itu menjadi parodi akan hubungan permusuhan antara tikus dan gajah.
Bambi (1942)
Pada 1942, Walt Disney kembali lewat film Bambi yang diarahkan oleh sutradara David Han. Karakter utama Bambi merupakan seekor rusa berekor putih. Di dalam film, Disney mengubah spesies Bambi dari rusa roe menjadi rusa berekor putih.
Alasannya, rusa roe tidak lagi ditemukan di Amerika Serikat, dan orang Amerika lebih mengenal rusa berekor putih. Film ini mendapat tiga nominasi Academy Award untuk Tata Suara Terbaik, Lagu Terbaik untuk "Love is a song", dan Original Musik Terbaik.
Pada Juni 2008, American Film Institute mengumumkan "10 Top 10" yang berisi 10 film terbaik Amerika di antara 10 genre film "klasik". Peringkat tersebut berasal dari survei pada 1.500 orang dari kalangan komunitas kreatif dan Bambi menduduki peringkat ke-tiga dalam genre animasi.
Cinderella (1950)
Setelah Snow White, kisah Cinderella menjadi yang salah satu yang terbaik juga sepanjang sejarah produksi film Walt Disney.
Film animasi itu dirilis pada 14 Februari 1950 dalam tajuk teater oleh Buena Vista Pictures. Film itu disutradarai oleh Clyde Geronimi, Hamilton Luske, dan Wilfred Jackson. Ceritanya sendiri diadaptasi dari cerita rakyat Cinderella karya Charles Perrault.
Hingga kini, sekuel dari film tersebut telah dirilis dalam Cinderella II: Dreams Come True (2002), dan Cinderella III: A Twist in Time (2006).
Marry Poppins (1964)
Sebelum wafat pada 15 Desember 1966, film terakhir yang diproduksi oleh Walt Disney yakni Marry Poppins pada 1964. Film musikal itu dibintangi oleh Julie Andrews dan Dick Van Dyke, yang mana ceritanya diadaptasi dari seri buku Mary Poppins karya P. L. Travers dengan ilustrasi dari Mary Shepard.
Film itu diarahkan Robert Stevenson dan naskahnya ditulis Bill Walsh dan Don DaGradi, dengan lagu-lagu ciptaan Richard M. Sherman dan Robert B. Sherman.
Berkat film itu, Julie Andrews memenangkan penghargaan Academy Award for Best Actress. Film ini turut masuk dalam 12 nominasi lainnya dan memenangkan empat penghargaan, antara lain Best Visual Effects dan Best Original Song untuk lagu "Chim Chim Cher-ee". Dengan 13 nominasi Oscar, Mary Poppins menjadi film Disney yang paling banyak mendapatkan nominasi Oscar.
(rah)