Jakarta, CNN Indonesia -- Sebastian Barry, penulis asal Irlandia, kembali menjadi pemenang
Costa Book of the Year lewat novelnya berjudul
Days Without End, yang berkisah tentang hubungan gay dua tentara AS era 1850. Ini menjadi kemenangannya yang ke-dua, setelah meraih penghargaan yang sama lewat novelnya
The Secret Scripture pada 2008.
Dengan raihannya itu, Barry mencatatkan diri menjadi penulis novel pertama yang mendapatkan penghargaan bergengsi Costa sebanyak dua kali. Selain dia, ada dua penyair yang juga mencapai raihan serupa yakni Seamus Heaney dan Ted Hughes.
"
Days Without End adalah pilihan para juri karena menggambarkan dengan sangat indah dan menggugah akan kondisi Barat masa lampau," ungkap ketua dewan juri Kate Williams, seperti dilansir AFP, Rabu (1/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novel tersebut mengiisahkan tentang dua pemuda yang berjuang masuk militer AS, dalam perjalanan mereka dari Wyoming menuju Tennessee. Keduanya terlibat hubungan asmara.
Menurut William, pengkarakteran dalam novel yang dibuat Barry sangat menarik dan brilian. Oleh karenanya karya itu berhak dipilih sebagai pemenang.
Sebagai pemenang penghargaan Costa, Barry berhak atas hadiah senilai US$ 38,000 yang diserahkan pada perhelatan yang berlangsung di London.
"Ini membuat saya bahagia tak terkira dari kepala hingga ujung kaki, yang rasanya tidak pantas dilakukan oleh seorang berusia 61 tahun," ujar Barry.
Kisah novel
Days Without End sendiri dikabarkan ditulis Barry setelah putranya mendeklarasikan dirinya sebagai gay.
Penghargaan Costa merupakan salah satu kompetisi sastra bergengsi bagi penulis yang tinggal di Inggris dan Irlandia. Tahun ini, ada sekitar 596 karya yang masuk dalam kompetisi, dan lima diantaranya masuk sebagai unggulan.
Tahun lalu, penghargaan ini diraih Frances Hardinge lewat bukunya
The Lie Tree, novel detektif berlatar abad ke-19.