Pesan Tersembunyi di Balik Video Musik Baru Katy Perry

Rahman Indra | CNN Indonesia
Rabu, 22 Feb 2017 08:56 WIB
Video musik 'Chained to the Rhythm' yang baru saja dirilis memuat banyak pesan tersembunyi yang mengkritik Trump, sekaligus menggugat kesadaran.
Video musik 'Chained to the Rhythm' yang baru saja dirilis memuat banyak pesan tersembunyi yang mengkritik Trump, sekaligus menggugat kesadaran. (Foto: Kevork Djansezian/Getty Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Katy Perry kembali menyampaikan pesan tersembunyinya lewat video musik. Kali ini ketika ia merilis video pengiring untuk lagu barunya Chained to the Rhythm.

Disutradarai Matthew Cullen, yang juga pernah membuat video musik Dark Horse dan California Gurls, video musik berdurasi empat menit yang baru saja dirilis pada Selasa (21/2) itu memuat sindiran politik Perry untuk Trump, dan juga berupaya menggugat kesadaran.

Berlatar taman bermain futuristik, Perry menghadirkan gaya kehidupan modern yang penuh distraksi. Nama taman bermain Oblivia sengaja dipilih yang juga penanda untuk merujuk pada sesuatu yang 'serba indah'.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbusana futuristik, Perry dalam video musik tersebut diiringi sejumlah penari di antara wahana penuh warna yang semuanya tampak memanjakan mata. Namun, satu persatu dari apa yang indah itu, di baliknya terdapat berbagai masalah.

Perry mengawalinya dengan bunga mawar yang membuatnya tak sengaja tertusuk duri.

Lalu, adegan berpindah ke wahana American Dream, berupa rumah impian, yang kemudian menjadi penanda masalah krirsis perumahan yang melanda warga Amerika. Semua tampak indah di awalnya, tapi 'petaka' di akhirnya.

Ada banyak petanda yang disorot hanya sekilas, dari mulai penanda tulisan, billboard, patung dan permainan hamster yang hanya berputar-putar di tempat yang sama.

Adegan ini seolah berteriak menyampaikan bahwa orang-orang menuju dan menunggu dengan sukarela hanya untuk berputar-putar di tempat yang sama. ungkapan ini sejalan dengan lirik lagu yang tak kalah sarat kritiknya.

"Apa kita sudah gila? Menjalani hidup melalui sebuah kamera, terjebak di dalam pagar yang kita buat sendiri. Seperti hiasan, yang nyaman, tapi sebenarnya kita hanya hidup di antara hal yang semu belaka. Kita tidak dapat melihat bahwa ada masalah di balik ini semua."

[Gambas:Youtube]


Video musik ini menjadi yang ke-dua setelah beberapa waktu lalu, Perry merilis video musik lirik di mana ia menampilkan adegan memasak hamburger untuk hamster piarannya. Jika dikaitkan ke-duanya, dan adegan wahana bermain di perputaran yang sama, semua menjadi satu kesatuan yang masuk akal.

Kritik Perry tidak hanya sampai di sana. Pada bagian Inferno Water, di tempat pengisian bensin. Perry menari di antara para penari berseragam pelaut. Ada setidaknya dua pesan yang ingin ia kritisi, yakni ketergantungan Barat akan minyak  dan atau krisis air bersih di dunia, khususnya Asia yang bisa saja menjadi penyebab perang dunia.

Seiring lagu yang akan menjelang akhir, ia membuat satu adegan klimaks. Perry duduk dengan kacamata 3D, bersama kerumunan, menyaksikan salah satu pertunjukan di layar. Yang kemudian dari balik pertunjukan itu muncul penyanyi kolaborasinya Skip Marley yang melantunkan lirik satir berikutnya.

/Hancurkan tembok untuk kita saling terhubung. Waktu terus berjalan untuk sebuah kekuasaan. Kita akan menuju kehancuran, maka bangunlah, bangkitlah/

Di bagian akhir ini, Perry lalu tersadar. Ia hanya berlari di putaran yang sama. Video lalu diakhiri dengan dirinya menatap tajam pada kamera, seolah mempertanyakan: "Apakah kita memiliki kesadaran yang sama?"

Video musik Chained to the Rhythm menjadi gebrakan Perry dalam menyampaikan pesannya, seperti apa yang ia tegaskan dalam setiap lagu usungannya, bahwa pop juga memiliki misi.

Seperti diketahui, Perry adalah pendukung vokal Hillary Clinton dan ia dengan lugas menyampaikan kritiknya pada Trump. Namun, kali in, lewat video musik, ia menyampaikannya dengan cara yang lebih halus, akan tetapi sarat makna.

[Gambas:Youtube]

(rah)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER