Jakarta, CNN Indonesia --
Beauty and the Beast mendadak ramai diperbincangkan, bukan hanya karena cerita yang kembali mengangkat dongeng putri Disney tahun 1991. Bukan pula karena Disney kembali memamerkan kecanggihan CGI-nya untuk
live-action.Cerita perempuan desa biasa yang jatuh cinta pada pangeran yang dikutuk menjadi monster itu, diributkan seluruh penjuru dunia karena memuat konten gay atau homoseksual. Adalah karakter LeFou, yang jatuh cinta pada bosnya sendiri, Gaston.
Gaston merupakan karakter jahat utama di film itu, yang diperankan oleh Luke Evans. Sementara LeFou, yang baru menyadari dirinya punya kecenderungan perasaan berbeda pada bosnya, dimainkan secara cemerlang oleh aktor Josh Gad.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
LeFou disebut-sebut sebagai karakter gay resmi pertama Disney. Perusahaan itu juga sudah menggunakan Elton John, musisi gay, untuk mengisi lagu tema
Lion King sejak 1990-an. Tapi memang baru pertama ini ada karakter gay di cerita putri klasiknya.
Keputusan Disney memuat karakter itu sekarang, menuai berbagai kontroversi. Rusia mempertimbangkan untuk melarangnya, meski akhirnya tetap ditayangkan, dengan batasan usia. Sebuah bioskop di Alabama benar-benar menolak memutarnya.
Belakangan, adanya konten gay di
Beauty and the Beast juga mencuri perhatian para orang tua. Mereka meminta orang-orang tua di dunia menjauhkan anak-anak dari
Beauty and the Beast, bahkan Disney. Sebab bukan hanya
Beauty and the Beast, Disney juga memuat adegan sesama jenis berciuman di serial animasi
Star vs The Forces of Evil.“Mereka mencoba memaksakan agenda LGBT ke dalam hati dan pikiran anak-anak Anda, hati-hati!” tulis Franklin Graham, CEO kelompok Kristen Billy Graham Association di Facebook.
Melalui unggahan yang sama ia menyampaikan, sewaktu masih kecil ia pernah bertemu Walt Disney aslinya. Katanya, penggagas Walt Disney Company itu sangat baik padanya, sang ayah dan saudara laki-lakinya. “Dia [Walt Disney] akan sangat terkejut melihat apa yang terjadi pada perusahaan yang ia gagas,” kata Graham melanjutkan.
Pernyataan Graham itu menimbulkan banyak komentar, baik dari sisi penganut agama Kristen maupun orang-orang yang netral dan membela Disney. Tapi seorang profesor di pelajaran Al-Kitab di Southern Baptist Theological Seminary sepakat soal menjauhkan anak-anak dari
Beauty and the Beast.
Lihat juga: Pesan Josh Gad, Si Karakter Gay di 'Beauty and the Beast'“Saya tidak akan membiarkan studio film berkomunikasi kepada anak-anak saya bahwa seksualitas yang amoral itu normal dan natural,” kata Denny Burk, profesor itu.
Keputusan yang sama diambil American Family Association, seperti dikutip dari WND. Kepada CBN mereka mengatakan, tidak ada ruang bagi film itu untuk anak-anak mereka. “Kami menganjurkan keluarga untuk tidak menonton Disney,” demikian kata mereka.
“Ada banyak saluran yang bisa Anda tonton, banyak kartun lain yang juga bisa disaksikan. Tidak diragukan lagi, Disney telah menyelundupkan pengaruh gay,” ujar Walker Wildmon dari American Family Association. Bagaimana pun, ia berpendapat menjadi gay itu tidak normal.
“Kita harus berhati-hati di sini karena kita tidak bisa menerima premis bahwa homoseksual itu normal. Homoseksual itu tidak normal, tidak sehat, dan tidak sesuai agam,” tegasnya.
Sementara itu, di luar banyak suara yang meminta Disney punya karakter gay di film-filmnya. Itu berkaitan dengan kelompok LGBT yang dewasa ini mulai diterima di kalangan masyarakat luas. Pernikahan sesama jenis pun mulai banyak dilegalkan.
(rsa)