Pesan Josh Gad, Si Karakter Gay di 'Beauty and the Beast'

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Rabu, 08 Mar 2017 12:31 WIB
Josh Gad ingin penonton tidak fokus pada karakter gay-nya semata. Ada cerita yang lebih indah dan karakter yang lebih menarik dari film itu.
Josh Gad angkat bicara soal adegan gay di Beauty and the Beast. (REUTERS/Mario Anzuoni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nama Josh Gad mendadak menjadi perbincangan sepekan belakangan. Ia merupakan aktor pemeran LeFou, karakter yang diceritakan sebagai homoseksual atau gay di Beauty and the Beast.

Adanya karakter dan adegan gay di film itu, disampaikan langsung oleh sutradara Beauty and the Beast, Bill Condon. Itu menjadi karakter dan adegan gay resmi pertama dari Disney.

Publik menanggapinya dengan berbagai reaksi. Ada yang menentang, ada pula yang pro. Rusia bahkan sempat ingin melarang film itu karena bertentangan dengan aturan negaranya. Namun belakangan pemerintah Rusia memutuskan tetap memperbolehkan film itu diputar di sana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Alabama, sudah ada satu bioskop yang menolak memutarnya.


Di seputar ‘kebingungan massal’ itu, Gad akhirnya angkat bicara soal karakternya. Ia mengatakan, adanya karakter itu tak sekadar memenuhi permintaan sebagian masyarakat yang menuntut Disney lebih menampung suara minoritas dan LGBT. Karakternya punya pesan khusus.

“Apa yang bisa saya katakan adalah, film ini salah satu bentuk pemersatuan. Itu adalah karakter yang punya sesuatu untuk ditawarkan kepada semua orang,” katanya pada People.

“Ada begitu banyak ketakutan di luar sana yang tidak kami mengerti, tidak kami tahu,” lanjutnya, seperti dikutip dari CNN. Seharusnya karakter dan adegan gay tidak menjadi fokus dari film itu. Ada cerita yang lebih indah. Banyak karakter yang lebih menarik.


“Anda punya karakter di dalam diri Gaston [tokoh antagonis utama film] yang menggunakan pesonanya yang menyerang, untuk mendorong orang lain untuk menjadi gila dan menyerang seseorang yang bahkan belum pernah mereka temui,” ujar Gad menjelaskan tentang filmnya.

Ia mengatakan lagi, “Seseorang yang berbeda. Seseorang yang hanya merepresentasikan bahaya karena [Gaston] berkata bahwa dia memang merepresentasikan bahaya.”

Menurut Gad, Beauty and the Beast akan menjad film yang luar biasa sekarang, sebab konteksnya masih relevan. Ia bahkan melihat itu lebih relevan dibanding pertama ditayangkan pada 1991. Saat dulu ditayangkan, itu film animasi biasa. Tidak ada pemikiran untuk menawarkan nilai-nilai yang lebih kompleks seperti dalam live-action-nya kini.


Tapi sekarang, termasuk dengan dimasukkannya karakter dan adegan gay, film itu lebih aktual. “Apalagi dibanding itu ditulis 300 tahun lalu. Jadi saya harap itulah yang dilihat orang-orang [dari film ini, bukan sekadar adanya karakter dan adegan gay],” ujar Gad.

LeFou merupakan karakter gay yang punya perasaan terhadap Gaston, dalam Beauty and the Beast. “LeFou adalah seseorang yang di satu hari ingin menjadi Gaston dan di hari lain ingin mencium Gaston. Dia bingung tentang apa yang dia inginkan. Dia hanya seseorang yang baru menyadari bahwa dia punya perasaan seperti itu,” ujar sutradara Condon menerangkan.

Di akhir film, LeFou bahkan dikisahkan berdansa dengan pria, namun bukan Gaston. Menurut Gad, momen itu cukup halus, tidak terlalu kental nuansa gay. Tapi, sekaligus efektif.

[Gambas:Youtube]

Beauty and the Beast rencananya tayang di seluruh dunia pada 17 Maret mendatang. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER