Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak sensor film Malaysia memutuskan memotong adegan yang mengandung 'momen gay' dalam film Disney terbaru,
Beauty and the Beast. Hal itu dilakukan sebelum masa penayangan film tersebut pada 17 Maret mendatang.
Melansir
AFP, pemotongan tersebut dilakukan setelah tanggapan negatif yang datang dari Rusia atas film tersebut.
Sebelumnya, Rusia berencana melarang penayangan film tersebut meski kemudian rencana itu batal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Badan Sensor Film Malaysia (LPF) Abdul Halim Abdul Hamid mengatakan kepada surat kabar
the Star bahwa film tersebut "telah disetujui...dengan pemotongan minor"
Abdul Hamid menyebut pemotongan tersebut terfokus pada 'momen gay' dalam film tersebut. Dia juga menambahkan film tersebut dikategorikan
PG-13 yang menunjukkan beberapa konten tidak untuk dilihat kalangan pra-remaja.
Jaringan bioskop Golden Screen Cinemas yang berencana akan menayangkan film tersebut mengatakan bahwa pihak Disney sempat menunda perilisan
Beauty and the Beast di pekan ini dengan alasan 'diulas secara internal'.
Menurut laman resmi
LPF, Beauty and the Beast sudah dinyatakan lolos uji sensor pada 23 Februari lalu.
Kantor perwakilan di Disney di Singapura belum memberikan komentar terkait kabar tersebut dan kapan akan dirilis di negeri tersebut.
Beauty and the Beast menjadi sorotan setelah sutradara film tersebut, Bill Condon mengatakan film
live action adaptasi dari versi animasi pada 1991 itu akan mengandung konten momen eksklusif pertama gay dari Disney.
Meski para kritikus mengatakan bahwa konten gay tersebut sangat ringan dan singkat, penolakan akan film ini datang dari berbagai penjuru.
Penolakan dari Tokoh AgamaBukan cuma
tokoh agama Kristen di Amerika Serikat yang menentang film ini, tokoh agama di Singapura juga menyerukan hal serupa dan mengatakan Disney sudah 'menyimpang'.
"Orang tua karenanya sangat kuat disarankan untuk menyediakan bimbingan kepada anak-anak mereka terkait film
Beauty and the Beast ini," kata Uskup Rennis Ponniah, presiden the National Council of Churches of Singapore.
Harussani Zakaria, ulama senior agama Islam dari Malaysia mengatakan film tersebut "menabur benih kehancuran dan perilaku negatif dalam masyarakat."
"Kami harus melindungi riri dari perilaku Barat yang telah sesat," kata Zakaria. "Film ini harus dilarang di Malaysia,"
Namun Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Malaysia, Seri Nazri Aziz mengkritisi kontroversi akan film tersebut. Bahkan Aziz mengatakan kontroversi tersebut 'konyol'.
"Anda tidak melarang sebuah film karena karakter gay," kata Aziz kepada
Malay Mail Online. "Kami harus mengizinkan orang memutuskan untuk diri mereka sendiri,"
Sedangkan di Indonesia sendiri, Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia memutuskan untuk meloloskan Beauty and the Beast. Namun, film itu dikenai pembatasan usia, yaitu hanya penonton berusia 13 tahun ke atas yang bisa menyaksikannya.