Jakarta, CNN Indonesia -- Konten atau karakter yang mewakili kelompok lesbian, gay, biseksual, dan trangender atau LGBT sebenarnya bukan muncul beberapa tahun terakhir saja. Karakter ini sudah muncul dari beberapa dekade lalu.
Menurut catatan
Time, salah satu film pertama Hollywood yang fokus mengangkat gay sebagai peran utama dan memengaruhi sudut pandang masyarakat adalah
The Boys in the Band.
Film itu dirilis pada 1970 dan menjadi generasi awal film yang mengangkat LGBT sebagai peran penting dan berdampak luas pada kelangsungan posisi LGBT selanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jauh sebelum
The Boys in the Band yang diadaptasi dari penampilan Broadway karya Mart Crowley pada 1968 itu, kelompok LGBT sudah masuk ke dalam film namun untuk peran remeh atau penjahat.
Dan
The Boys in the Band mematahkan stigma tersebut. Film ini mengisahkan kehidupan pria gay di New York dengan segala hal yang berkaitan dengan kehidupan LGBT yang digambarkan penuh kebahagiaan dan kebanggaan.
Film ini pula yang kemudian menumbuhkan pergerakan LGBT dan kebanggaan akan status tersebut.
Dalam dekade selanjutnya, beragam film yang mengangkat kisah atau karakter LGBT pun bermunculan. Dan memang, sebagian besar mengisahkan pria gay ketimbang bagian kelompok LGBT lainnya.
Sumber UangDi mata Hollywood, LGBT bukan hanya kelompok masyarakat khusus, melainkan sumber uang. Hal ini tercatat dari rekap pundi yang diterima oleh para film yang menggunakan karakter LGBT sebagai peran penting.
Menurut data dari
Box Office Mojo, sejak 1980 hingga kini ada lebih dari 300 judul film yang mendapatkan keuntungan dari peran LGBT di dalam ceritanya.
The Birdcage (1996) disebut sebagai film tentang LGBT terlaris yang mendulang US$185 juta. Film tersebut mengisahkan kisah pria dengan status gay terbuka Armand Goldman (Robin Williams) dan kehidupan jenaka saat mengelola sebuah kelab.
Ada lagi
The Imitation Game (2014) yang menempati urutan ke-tiga tersukses yang mengangkat sosok LGBT sebagai peran utama dengan raupan US$233 juta.
Bersambung ke halaman selanjutnya...
Beberapa contoh lain seperti
Brokeback Mountain (2005) dengan US$83 juta di posisi ke-empat, dan
Philadelphia (1993) dengan US$77 juta di posisi ke-enam.
Namun tren sudah berubah. Menurut catatan
Indie Wire, pada dekade 1990-an, 48 film dengan LGBT mampu menembus US$1 miliar
box office, di dekade 2000-an sebanyak 40, dan usai 2010 tinggal tersisa 15 film.
Ada beberapa sebab yang mungkin jadi alasan, mulai dari tren pergerakan LGBT yang sudah tidak sebesar di masa lalu, masalah pemasaran film LGBT, hingga munculnya figur-figur positif LGBT yang lebih sering ada di televisi.
Dari dahuluIndonesia belum memiliki catatan secara jelas tentang film bertema atau berkarakter LGBT. Namun sebenarnya sudah dari era dekade 80-an, karakter LGBT muncul dalam film Indonesia.
"Film Indonesia bukan pertama kali ini muncul, ada
Istana Kecantikan pada 1988 dan
Titian Serambut Dibelah Tujuh pada 1982. Namun LGBT yang ditampilkan selalu mengalami nasib malang, akhirnya selalu bunuh diri, membunuh, dan sebagainya," kata sutradara Joko Anwar ketika berbincang dengan
CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Dalam cerita
Istana Kecantikan (1982), karakter LGBT diwakili oleh Niko (Mathias Muchus) yang berupaya menghindar dari tuntutan menikah karena dia adalah seorang gay.
Namun pelarian tersebut berujung skandal ketika Niko berkencan dengan seorang pegawai salon, Toni. Atas peran ini, Mathias memenangkan penghargaan Aktor Terbaik dalam Festival Film Indonesia 1988.
Namun kondisi mulai berubah ketika memasuki era 2000-an, di momen perfilman Indonesia mulai bangkin. Karakter LGBT kembali muncul, meski tidak sebanyak di Hollywood.
"Film
Arisan! memang yang menggambarkan karakter LGBT sebagai orang yang hidup normal, tidak berbeda dengan yang bukan LGBT. Ini yang mungkin ingin dikatakan pembuat film bahwa LGBT adalah sama saja dengan kelompok yang lain," kata Joko.
Hingga kini, karakter LGBT masih kerap muncul dalam berbagai penafsiran sineas. Terlepas kontroversi yang ada dan sama seperti keberadaan di masyarakat, LGBT sudah masuk perfilman sedari dahulu.