Jakarta, CNN Indonesia -- Aktris Scarlett Johansson tengah mempertimbangkan diri untuk mencoba karier di dunia politik. Pemeran
Black Widow itu mengungkapkan dia ingin mencalonkan diri sebagai pejabat publik.
Menurut laporan
Ace Showbiz, ScarJo merasa dengan keterlibatannya langsung sebagai pejabat publik, dia dapat bebas memprotes secara damai.
Namun hal itu baru akan dipertimbangkan oleh Johansson bila sang buah hati, Rose, telah tumbuh besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semoga saya bisa protes dengan damai. Saya lebih suka untuk tidak masuk penjara, jika itu berarti harus menjalani sebagai pejabat publik, saya akan mempertimbangkan itu," katanya saat diwawancara majalah
Event.
"Ini akan menjadi suatu kegembiraan, mendapat hak istimewa untuk mencalonkan diri sebagai pejabat publik. Saya bisa membayangkan bahwa itu adalah cara paling efektif, jika Anda memiliki konstitusi untuk itu."
Meski selama ini dirinya dikenal sebagai pelaku seni dunia peran, Johansson merasa dia telah memiliki sejumlah pengalaman politik.
Salah satunya dengan beberapa kali ikut makan malam bersama koresponden Gedung Putih. Dari kesempatan itulah dia kemudian dapat melihat bagaimana dunia politik berjalan.
"Saya melihat bahwa semua kesepakatan yang mempengaruhi seluruh dunia terjadi di sebuah ruang kecil. Ini tidak terlalu berbeda dengan industri yang dekat dengan saya sekarang [hiburan]," ungkapnya.
Awal tahun ini, Johansson pun diketahui ikut menyampaikan pidato anti Trump. Dia berbicara tentang dibutuhkannya klinik keluarga berencana juga pengalaman dia pribadi saat remaja.
"Biasanya, saya tidak merasa perlu berbicara dengan orang tentang hal-hal intim. Parahnya, semua yang saya katakan diputarbalikkan dalam jutaan cara berbeda," katanya.
"Tapi dalam hal ini saya tidak peduli. Saya merasa jika membagikan pengalaman saya dan memberi dampak maka itu cara yang lebih berharga bagi saya dari pada menyimpannya sendiri," tambah Johansson lebih lanjut.
Kala itu, dia berbicara bagaimana ia jengah dengan omongan tentang apa yang dia ingin lakukan dengan tubuhnya, juga tentang perlakuan berbeda antara dia dengan laki-laki.
Dia merasa itu telah menjadi hal kuno, karena sekarang wanita telah dapat berdiri dengan kakinya sendiri.