Jakarta, CNN Indonesia -- Shia LaBeouf tidak kapok meski sempat diamankan polisi karena pameran anti-Donald Trump yang ia pajang di New York. Kini, LaBeouf melanjutkan karya seni itu ke Liverpool.
Diberitakan NME, pemindahan proyek seni itu untuk menjamin keselamatannya.
Di New York, LaBeouf pernah dipenjara karena menyerang seorang pria yang mencoba menyerang instalasinya. Proyek itu kemudian dipindahkan ke Albuquerque di Meksiko, namun lagi-lagi harus ditangguhkan karena alasan keamanan. Banyak serangan senjata di sekelilingnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itulah karya seni LaBeouf akhirnya dipindahkan ke ‘rumah’ ke-tiganya di Foundation for Art and Creative Technology (FACT) di Liverpool, Inggris belum lama ini.
Seperti diketahui, proyek itu merupakan kerja sama LaBeouf dengan Luke Turner dan Nastja Sade Ronkko. Mereka membuat kamera live-stream di depan Museum of the Moving Image di New York. Setiap orang yang lewat diminta mengucapkan ‘
he will not divide us’ ke arah kamera.
Karya seni itu dibuat untuk menyindir Donald Trump. Instalasi kamera di New York bahkan dipasang bersamaan dengan pelantikan Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, 20 Januari.
Setelah LaBeouf ditangkap polisi karena bertengkar di depan instalasi itu, Museum of the Moving Image memutuskan untuk mengenyahkan karya itu. LaBeouf merasa ‘ditelantarkan.’
Ia pun memindahkan karyanya ke Meksiko, di mana ia juga ‘diusir.’ Karya pun dipindah lagi.
“Kejadian telah menunjukkan bahwa Amerika tidak cukup aman untuk keberadaan karya seni ini. Kami bangga melanjutkan proyek ini di FACT, sebuah pusat seni di jantung komunitas,” demikian Labeouf, Ronkko dan Turner menjelaskan dalam pernyataan resmi bersama mereka.
Di New York, karya seni itu dibiarkan terbuka untuk publik selama 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu, sehingga siapa pun bisa datang dan mengekspresikan ‘
he will not divide us.’