Jakarta, CNN Indonesia -- Para menteri kebudayaan dari kelompok negara maju atau G7 bertemu di Florence, Italia dan mendesak seluruh negara menerapkan langkah kuat melawan perusakan dan perdagangan warisan serta cagar budaya.
Dalam pernyataan bersama, para menteri G7 meminta terutama kepada negara yang berada dalam konflik untuk mengidentifikasi dan melarang perdagangan artefak budaya hasil curian.
Melansir
AFP, pertemuan tentang kebudayaan di kota tersebut adalah kali pertama dilakukan oleh G7 atas inisiasi dari Menteri Kebudayaan Italia Dario Franceschini.
"Kondisi ini sangat penting bahwa negara G7 memainkan peranan penting di jantung masyarakat global, bukan hanya secara ekonomi namun juga nilai, gagasan, dan perinsip," kata Franceschini yang menyambut perwakilan dari Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Kebudayaan Inggris Karen Bradley berterima kasih atas kekompakan dan solidaritas kelompok tersebut atas serangan teror yang terjadi di Westminster, London, baru-baru ini.
Atas masalah perdagangan artefak kebudayaan, Bradley mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk segera melakukan tindakan.
"Kami menyaksikan penjarahan dan perusakan dalam skala yang amat menyedihkan. Bukan hanya serangan ini adalah untuk membantu finansial para teroris, upaya ini juga dapat dinilai sebagai penghancuran sejarah, budaya, dan identitas masyarakat," kata Bradley.
Sebelum pertemuan, Franceschini mengatakan bahwa ia merasa Italia memiliki peran untuk memimpin terkait dengan masalah budaya.
"Kami ingin menerjemahkan kekuatan ini ke dalam tindakan sekala internasional dengan menempatkan gagasan diplomasi budaya kepada agenda masing-masing negara."
Dia menambahkan kerusakan yang terjadi beberapa waktu lalu pada monumen peninggalan Romawi di Palmyra, Suriah, telah meningkatkan kesadaran publik atas pentingnya masalah penghancuran budaya.
Acara tersebut adalah bagian dari persiapan untuk pertemuan puncak para pemimpin negara G7 di Sisilia, Italia, pada Mei mendatang.
Komisioner Budaya Uni Eropa Tibor Navracsics serta kepala Badan PBB bidang pendidikan dan kebudayaan UNESCO Irina Bokova juga diketahui hadir dalam pertemuan tersebut.
"Kami masih membutuhkan kebijakan politis untuk menempatkan budaya di pusat agenda internasional," kata Bokova.