Jakarta, CNN Indonesia -- "
In my time of dying, I want nobody to mournAll I want for you to do is take my body home."
Itu merupakan bait pembuka dari lagu terakhir yang dinyanyikan Chris Cornell dalam panggung pamungkasnya. Ia menyanyikan lagu Led Zeppelin yang berjudul
In My Time of Dying.
Cornell dan bandnya, Soundgarden, telah melantunkan lagu itu sebelumnya dan mereka melakukannya lagi untuk mengakhiri penampilan di Fox Theater, Detroit, Amerika Serikat pada Rabu (17/5) malam waktu setempat.
Beberapa jam setelah penampilan itu berakhir, Cornell mendadak ditemukan tak bernyawa di kamar mandi hotelnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejujurnya, sesuatu terlihat tak beres dengannya [Cornell] malam kemarin. Saya hanya tidak [terlalu] berpikir soal itu karena penampilannya mengagumkan," ujar salah satu penonton konser Soundgarden, Joey Mugan, kepada
CNN.
Mugan bahkan berkesempatan untuk merebut selembar kertas berisi daftar lagu yang ditampilkan Soundgarden malam itu. Dalam daftar itu, penampilan lagu-lagu terakhir (
encore) ternyata berbeda dengan apa yang dimainkan Soundgarden di atas panggung, meski hal itu sebenarnya lumrah terjadi di sebuah panggung rock.
[Gambas:Instagram]Pada keesokan paginya, ketika Cornell diberitakan tewas, Mugan mengaku tak percaya bahwa ia telah melihat sang musisi legendaris kurang dari 12 jam sebelumnya.
Mengetahui hal itu, gitaris Led Zeppelin Jimmy Page pun mengungkapkan rasa hormatnya kepada Cornell.
"Istirahatlah dengan tenang Chris Cornell. Luar biasa bertalenta, luar biasa muda, luar biasa dirindukan," ujar Page dalam akun Twitter miliknya.
Cornell seakan memberikan banyak 'pertanda' sebelum menghabisi nyawanya sendiri. Tak hanya menyanyikan lagu Led Zeppelin yang bertutur soal kematian, lagu terakhir yang dirilisnya,
The Promise, juga diakhiri dengan sajak yang bercerita soal menepati janji dalam hidup.
[Gambas:Video CNN]"
And one promise you madeOne promise that always remainsNo matter the priceA promise to survivePersevere and thriveAnd dare to rise once moreA promise to survivePersevere and thriveAnd fill the world with lifeAs we've always done."
Sebelumnya, tim medis menyatakan bahwa Cornell meninggal dunia akibat gantung diri.
"Penyebab kematian sudah diketahui karena gantung diri. Laporan autopsi lengkap belum dirampungkan," demikian bunyi pernyataan resmi dari Kantor Pemeriksa Medis Amerika Serikat sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (18/5).
Media lokal Detroit memberitakan, seorang sumber menyebut bahwa kematian ini terendus ketika istri Cornell menelepon ke salah satu teman keluarganya untuk mengecek sang penyanyi di kamarnya di MGM Grand Detroit.
Teman dekat keluarga itu mendobrak kamar hotel di mana Cornell menginap dan menemukan sang penyanyi meninggal di kamar mandi. Ditemukan pula sesuatu di lehernya, yang diduga digunakan sebagai 'senjata' Cornell bunuh diri.
Kabar ini pun menggegerkan dunia. Pasalnya, musisi yang meninggal dunia di usia 52 tahun itu masih sempat mengunggah perkembangan kegiatannya melalui jejaring sosial dengan nada gembira. Serangkaian konser lanjutan pun sebenarnya sudah menanti Soundgarden.