Fenomena Senandung 'Cinta Rasul' yang Merasuki Anak-anak

CNN Indonesia
Minggu, 28 Mei 2017 18:56 WIB
Pada 18 tahun lalu, duet Hadad Alwi dan Sulis jadi fenomena melalui 'Cinta Rasul'. Meski tidak lagi sejaya dahulu, keduanya masih berjuang untuk 'Cinta Rasul'.
Pada 18 tahun lalu, duet Hadad Alwi dan Sulis jadi fenomena melalui 'Cinta Rasul'. Meski tidak lagi sejaya dahulu, keduanya masih berjuang untuk 'Cinta Rasul'. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)
Jakarta, CNN Indonesia -- Album Cinta Rasul berhasil jadi fenomena ketika rilis 18 tahun lalu. Di tengah merebaknya lagu populer, album religi untuk anak-anak itu berhasil terjual satu juta kopi hanya dalam lima bulan saja. Tercepat kala itu. Bulan ke-enam album itu ludes 1,5 juta kopi.

Hadad Alwi dan Sulistyowati merupakan orang yang berada di balik suksesnya lagu salawat Cinta Rasul. Hadad sebelumnya sudah mengeluarkan dua album nasyid bertajuk Nur Muhammad dan Ziarah Rasul. Album itu terjual 300 ribu keping.

Merasa album religi itu diterima masyarakat, Hadad ingin mencoba peruntungan lewat lagu nasyid khusus anak-anak. Album itu terinspirasi berkatkiprah album Diobok-Obok milik Joshua Suherman yang laku satu juta keping dalam satu tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemui CNNIndonesia.com di sela-sela kegiatan jelang Ramadan, Hadad Alwi mengisahkan bagaimana ia mengubah haluan dakwah nasyid kepada anak-anak ternyata sebuah keputusan yang sangat tepat.
"Waktu itu kebetulan albumnya Joshua itu meledak satu juta keping dalam satu tahun. Saya bilang saya pengen buat album salawat anak-anak. Saya berharap dalam satu tahun bisa terjual satu juta keping dan bayangkan kalau satu juta anak-anak hafal salawat ini, bisa berharap dari bangsa ini, saya bilang begitu," kata Hadad.

"Dan alhamdulillah ternyata dalam waktu lima bulan terjual satu juta keping, dan bulan keenam terjual satu setengah juta," tutur Hadad melanjutkan sambil tersenyum.

[Gambas:Youtube]

Bertemu Sulis di Tempat Baca Alquran

Pembuatan Cinta Rasul ketika itu berawal di Solo, Jawa Tengah, kota asal Hadad Alwi. Ketika itu Hadad meminta rekan-rekannya untuk mengaudisi anak-anak yang bakal menemaninya bernyanyi. Audisi itu digelar di sebuah tempat baca Alquran yang terdiri dari 250 anak. Sulis terpilih dari sekian banyak anak-anak itu.

"Sampai di Solo saya dengerin, ada tiga anak. Begitu saya dengar Sulis, saya bilang ini, dari fasihnya dari suaranya, beningnya, alhamdulillah," ujar Hadad.

Sementara itu, Sulis mengaku tak percaya diri ketika ditunjuk Hadad karena berasal dari keluarga sederhana. Ayah Sulis merupakan seorang pengendara becak sedangkan ibunya adalah penjahit di pabrik. Mereka tinggal di perkampungan kumuh, bantaran Kali Sangrah, Solo.
Sulis bercerita kepada CNNIndonesia.com dalam kesempatan terpisah, dahulu dia lebih banyak diam dan menunduk saat bertemu Hadad. Rekaman lagu pertama untuk Cinta Rasul pun berlangsung dengan ketakutan. Proses rekaman itu berlangsung singkat.

Sulis dilatih hanya selama tiga hari dan menghafalkan 10 lagu saat usianya baru sembilan tahun ketika itu. Setelah itu, Sulis dan Hadad rekaman lagu pertama yakni Ya Thoybah.

"Saya pemalu dan enggak percaya diri karena miskin, setiap ditanya saya diam dan menunduk. Pas rekaman karena saya takut, karena studio gelap, asing terisolasi, saya nangis enggak mau rekaman,” kata Sulis saat ditemui di kediamannya di Depok, Jawa Barat.

[Gambas:Youtube]

“Saya akhirnya dibujuk, saya bilang 'Sulis mau, tapi kalau ditemani sama mama'. Akhirnya ibu masuk duduk di pojok, di sana semua orang ikut nangis liat Sulis menangis," kata Sulis.

Sejak saat itu, album Cinta Rasul meledak di pasaran. Album itu menerima penghargaan dari Indonesia dan Malaysia. Sulis dan Hadad tak pernah sepi dari tawaran tampil di berbagai stasiun televisi maupun dari panggung ke panggung.

Sulis pun akhirnya memutuskan untuk pindah ke Jakarta membawa orang tua dan dua kakaknya.

Lagu-lagu dalam Cinta Rasul beredar luas di masyarakat terutama kalangan anak-anak. Cinta Rasul bahkan dikeluarkan sebanyak 12 edisi dengan beragam versi mulai dari genre pop, dengan orkestra, dan dengan lagu-lagu rakyat. Tapi lambat laun, popularitas Cinta Rasul memudar, kalah saing dibanding lagu-lagu pop.

Mengembalikan Cinta Rasul

Meski tak lagi populer, Sulis dan Hadad masih memiliki asa untuk mengembalikan Cinta Rasul. Mereka sudah tak lagi berduet bersama. Hadad masih tetap mencari anak-anak usia Sekolah Dasar dan terus melakukan regenerasi. Sementara Sulis, ia memilih bersolo karier.

Hadad masih rutin mengeluarkan album. Pria 51 tahun itu sudah mengeluarkan lebih dari 20 album. Menurut Hadad, mengembalikan kejayaan nasyid ataupun salawat merupakan tantangan besar.

Supaya anak-anak bisa berzikir dengan cara mereka lewat lagu, dibandingkan dengan ceramah atau guru bisa capek dan malas.Sulis
Kendati demikian, Hadad terus mencari cara agar album religi diterima anak-anak. Hadad berusaha mempelajari musik yang sesuai untuk anak-anak.

"Harus ngerti maunya anak-anak, nasyid yang seperti apa, lirik yang seperti apa cara pembawaan yang seperti apa, musik yang seperti apa," tutur Hadad.

Hadad menyebut cara itu sudah dicobanya lewat album Muhammad Nabiku pada 2010. Musik dalam album tersebut dibuat dengan tempo lebih cepat. Album itu disambut baik.

[Gambas:Youtube]

"Ternyata juga dinikmati oleh mereka. Mudah-mudahan akan bangkit lagi, insyaallah," ujar Hadad.

Selain mengeluarkan album, Hadad juga membuat program nasyid bagi siswa sekolah dasar se-Jabodetabek untuk bersalawat dan rekaman bersama. Hadad juga kerap tampil menghibur dan bersalawat sesuai undangan maupun secara sukarela.

Sementara itu, Sulis juga mengaku bakal tetap konsisten membawakan lagu-lagu religi. Sulis juga kerap mengisi konser terutama di wilayah Kalimantan. Sulis juga acap tampil diberbagai kegiatan Islam maupun acara-acara besar lainnya.

"Selama orang masih ingin mendengar saya bernyanyi, bersalawat, saya akan terus menyanyi dan saya akan konsiten di bidang ini," kata Sulis.

Sulis baru saja mengeluarkan single terbaru bertajuk Zikir Anak, sebuah lagu yang bisa digunakan sebagai media untuk anak-anak dalam berzikir. Dia berharap lagu ini bisa digunakan oleh semua kalangan untuk mengajarkan zikir kepada anak.

"Supaya anak-anak bisa berzikir dengan cara mereka lewat lagu, dibandingkan dengan ceramah atau guru bisa capek dan malas tapi kalau lewat lagu mereka bisa hafal. Keinginan saya untuk mengenalkan Tuhan kepada anak-anak sedini mungkin," tutur Sulis.

[Gambas:Youtube]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER