Film 'Aku adalah Kau yang Lain' Sudah 'Lulus Sensor' Kiai

CNN Indonesia
Jumat, 30 Jun 2017 19:54 WIB
Sutradara film pendek 'Aku adalah Kau yang Lain', Anto Galon, mengaku tak punya niat mencederai atau menyudutkan umat Islam.
Anto Galon, sutradara film pendek Aku adalah Kau yang Lain. (CNN Indonesia/Damar Sinuko)
Semarang, CNN Indonesia -- Anto Galon, sutradara film pendek Aku adalah Kau yang Lain yang menang kompetisi yang digelar Divisi Humas Mabes Polri, angkat bicara soal filmnya yang menjadi polemik.

Film Anto dianggap menyudutkan umat Islam di Indonesia. Film berdurasi delapan menit itu menampilkan toleransi lintas agama di rumah sakit dan pengajian jalanan.

Umat Islam yang sedang melakukan pengajian dan menutup jalan bersedia mempersilakan ambulans yang mengangkut pasien Kristen. Sepasang warga Tionghoa yang tengah mengantre di rumah sakit mempersilakan polisi yang anaknya tengah sakit, untuk mengambil nomor antreannya sehingga mereka bisa dilayani terlebih dahulu karena kondisinya darurat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Film itu dianggap menyudutkan umat Islam karena sempat terjadi debat panjang dengan dialog ‘ekstrem’ saat ambulans meminta pengajian dihentikan sejenak supaya pasiennya bisa lewat.

Anto menegaskan, ia tidak memiliki niat sedikit pun untuk mencederai umat Muslim, sejak mencari ide cerita sampai menuliskan skenario film itu. Anto sendiri seorang Muslim.

Ia juga tak sembarangan menelurkan ide. Kata Anto, ia sempat berdiskusi dengan beberapa tokoh Islam di Semarang, tempatnya berdomisili, soal cerita dan skenario Kau adalah Aku yang Lain. Salah satu yang ia ajak diskusi adalah Kiai Budi Hardjono.
Anto Galon kembali menonton filmnya, Aku adalah Kau yang Lain.Anto Galon kembali menonton filmnya, Aku adalah Kau yang Lain. ((CNN Indonesia/Damar Sinuko))
Sang kiai kemudian ikut berperan dalam film itu.

"Kalau dikatakan saya menyudutkan apalagi menghina umat Islam, rasanya salah kaprah. Saya sendiri Islam sejak lahir, dan cerita serta skenarionya sempat saya diskusikan dengan beberapa kiai, salah satunya Kiai Budi Hardjono,” kata Anto kepada CNNIndonesia.com di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (30/6).


Anto berharap masyarakat khususnya umat Islam tidak terprovokasi dengan argumen atau pernyataan beberapa orang sebelum melihat utuh isi film tersebut.

"Melihatnya utuh, kan cuma delapan menit. Jangan sepotong-potong, sehingga bisa lihat alur dan jalan ceritanya. Ini semua ada pesannya kok, toleransi antar umat beragama. Soal penokohan di dalamnya kan memang dibentuk supaya film ini sampai pesannya,” tambahnya.

Senada dengan Anto, Kiai Budi Hardjono juga menilai film Aku adalah Kau yang Lain tidak ada sentuhan mencederai apalagi melecehkan umat Islam, khususnya soal pembangunan karakter tiap tokoh.

Melihatnya utuh, kan cuma delapan menit. Jangan sepotong-potong, sehingga bisa lihat alur dan jalan ceritanya.Anto Galon, sutradara Aku adalah Kau yang Lain
"Tidak benar kalau itu dikatakan mencederai atau melecehkan umat Islam. Lewat film itu justru kita membangun rasa humanis kemanusiaan tanpa membedakan agama. Saya ada di dalam film itu, ikut menyempurnakan skenario dan naskah yang ada, jadi semua ini dilakukan justru untuk membangun persaudaraan,” kata pengasuh Ponpes Al-Islah Semarang itu.

Film pendek Aku adalah Kau Yang Lain dinyatakan sebagai jawara dalam ajang tahunan Police Movie Festival ke-empat melalui sebuah pengumuman pada Senin (12/6) lalu. Sejak itu, film Aku adalah Kau Yang Lain banyak disebarkan di media resmi milik Polri maupun YouTube.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER