Jakarta, CNN Indonesia -- Data perolehan penonton selama pekan libur lebaran menunjukkan masyarakat memilih film genre horror
Jailangkung sebagai hiburan mereka. Sensasi menonton horror ternyata masih dianggap sebagai hiburan menyenangkan oleh masyarakat Indonesia.
Pengamat sekaligus komite film Dewan Kesenian Jakarta Hikmat Darmawan mengatakan bahwa hal itu dapat dikarenakan film horor memiliki nilai hiburan yang tinggi.
"Penonton film itu lebih suka sensasi, mulai bagaimana efek suara, visualnya. Dan mereka cenderung akan mengonsumsi apa yang ada di bioskop, kala memilih mungkin mereka akan pilih film horor dibanding religi misalnya," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Horor paling mudah memancing untuk penonton datang, karena nilai hiburannya tinggi dan akan selalu ada penonton meski pecintanya yang setia hanya sedikit," tambahnya lebih lanjut.
Selain
Jailangkung, ada tiga film lainnya yang juga tayang pada pekan libur lebaran. Tiga film tersebut adalah
Surat Kecil untuk Tuhan, Insya Allah Sah, dan
Sweet 20.
Namun merujuk data
filmindonesia.or.id, 'Jailangkung' yang merupakan film produksi ulang dua saudara Rizal dan Jose Mantovani menjadi yang terbanyak meraih penonton, yaitu 1,4 juta.
 Film 'Jailangkung' sukses raup 1,4 juta penonton selama pekan libur lebaran lalu. (Screenshoot via youtube.com (Screenplay Films)) |
Sementara, pesaingnya yang menawarkan genre romantik komedi
Sweet 20 hanya mendapat 542 ribu dan
Insya Allah Sah mendapat 463 ribu penonton. Sedangkan
Surat Kecil untuk Tuhan dengan bertemakan drama keluarga mendapat 462 ribu.
Soal kesuksesan Jailangkung memperoleh penonton terbanyak mengingatkan pada yang didapat film
Danur belum lama ini. Diketahui,
Danur berhasil memecahkan rekor penonton film horor terbanyak dengan mendapat 2,6 juta penonton.
Hikmat menuturkan bahwa penonton bioskop umumnya muncul dari anak-anak muda yang tengah berkumpul lalu memilih untuk nonton film. Sedangkan penonton lainnya datang karena mengetahui film itu direkomendasikan atau dari mulut ke mulut.
Hanya saja, Hikmat juga menyebut bahwa kondisi larisnya Jailangkung tidak lantas membuat film horor mendominasi perfilman Indonesia. Meski, ia tak menampik kesuksesan
Danur bisa jadi pembuka jalan kembalinya kejayaan genre horror.
"Sebetulnya, kalau dibilang dominan, horror hanya salah satu saja. Genre lainnya juga mengalami hal yang sama, gonta-ganti saja," kata Hikmat.
"[
Danur] bukan hanya pemecah rekor, tapi tampaknya ini memang sudah ketemu model yang cocok. Dari penggunaan bintang sinetron, bintang yang kerap muncul di infotainment, sehingga tercapai pola untuk dapat lebih dari satu juta penonton," katanya.
 Hikmat Darmawan menilai kesuksesan Danur bisa jadi pembuka jalan kembalinya kejayaan genre horror. (Courtesy MD Pictures) |
Di sisi lain, raihan yang didapat
Jailangkung kini, membuat Hikmat tak meragukan pembuatnya Rizal Mantovani yang dia ketahui turut menjadi salah satu yang ikut mengawali kebangkitan film Indonesia lewat
Jelangkung (2001).
"Pada 2000-an, bukan hanya
Petualangan Sherina dan
Ada Apa dengan Cinta? yang mengawali kebangkitan film Indonesia, tapi Jelangkung terdahulu tak bisa dilupakan. Dengan pengalamannya, Rizal yang juga generasi MTV,
movie box, pantas dapat apresiasi," katanya.
Belum Mendominasi PenontonKesuksesan teror makhluk halus khas Indonesia bukan hanya dimulai sejak era
Jelangkung pada awal milenium silam, namun lebih dari empat dekade lalu.
"Tahun 70-an paling banyak, meski sebenarnya soal mitologi sudah dari era 50-an, tapi itu bukan horor dalam pengertian genre," kata Hikmat.
"Di Hollywood itu dimulai dari akhir abad 19, tapi dikukuhkan sejak 1930-an lewat seri seperti seri
Werewolf,
Dracula, hanya memang di Indonesia bisa dibilang masa keemasannya itu tahun '70," katanya
Bila menyebut film horor tengah mendominasi, menurut pandangan Hikmat itu tidak benar. Dia mengatakan, film horor yang mendominasi justru terjadi pada 2007 - 2008 dengan jumlah produksi mencapai 18 judul film.
"Tahun ke tahun memang perfilman Indonesia ketika ada yang ngetren diikuti, mungkin sekarang lagi trennya horor. Dengan nantinya juga akan ada
Pengabdi Setan dari Joko Anwar yang termasuk jagoan dalam buat film genre ini," katanya.
[Gambas:Youtube]"Tapi kalau mendominasi (dari segi penonton) belum. Karena melihat jumlah penonton terbanyak masih dipegang komedi dengan
Warkop DKI Reborn, belum lagi mereka akan mengeluarkan yang kedua kan," tambah Hikmat.
Melihat perfilman Indonesia kerap ikut-ikutan yang tengah ramai, Hikmat sendiri menginginkan adanya keragaman pada genre film yang ditayangkan.
"Saya lebih suka ada variasi, industri di Indonesia memang latah. Komedi laku, semua komedi. Padahal penonton Indonesia itu membutuhkan pilihan, siapa juara satu dua atau tiga itu nanti ganti-gantian," ujarnya.