Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah China memutuskan untuk menunda pemutaran film
Spider-Man: Homecoming ketika banyak negara tengah menikmati film kisah klasik manusia laba-laba itu. Penundaan ini memaksa film Marvel dan Sony tersebut baru dapat tayang di dataran China setidaknya pada Agustus mendatang.
Diberitakan
The Hollywood Reporter, sumber di badan pengaturan media Pemerintah China belum memberikan tanggal resmi izin edar film
Spider-Man: Homecoming hingga saat ini. Padahal, film tersebut mestinya tayang sejak 28 Juni lalu.
Namun bukan cuma
Spider-Man: Homecoming yang mengalami penundaan ini, melainkan juga
The Planet of the Apes dan
Valerian. Kedua film tersebut sudah mulai tayang pekan ini dan dijadwalkan rilis pada akhir Juli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan film garapan Christopher Nolan,
Dunkirk, yang dijadwalkan rilis di Amerika Serikat pada 19 Juli juga mengalami nasib yang sama. Film yang dibintangi Harry Styles itu tidak dapat tayang di China setidaknya hingga September.
Penundaan berbagai film
box office Hollywood ini menyusul keinginan Beijing untuk membatasi kedatangan film Barat di masa liburan musim panas yang biasanya ramai film besar.
Keputusan itu membuat peluang Hollywood baru dapat memasuki pasar terbesar mereka di Asia itu pada akhir Juli dan Agustus.
Keinginan Beijing tersebut membuat Hollywood mendapatkan banyak kerugian, salah satunya membuat peluang pembajakan semakin tinggi. Selama ini, penundaan tanggal rilis dipahami oleh Hollywood dapat membuat industri perfilman Barat tersebut merugi.
Sejumlah spekulasi yang beredar sebelumya menyatakan bahwa China akan menghapus pembatasan film Hollywood di musim panas pada tahun ini.
Kabar itu muncul sejak Washington dan Beijing terlibat dalam negosiasi ulang tingkat tingi mengenai persyaratan industri perfilman antara Amerika Serikat dan China.
[Gambas:Youtube]China sebelumnya sudah dikenal menerapkan sejumlah kebijakan untuk menahan ‘arus budaya Barat’, mulai dari pemberian kuota film Hollywood yang boleh tayang, mengurangi pembagian pendapatan, hingga pelarangan tayang.
Kebijakan China tersebut dimaksudkan untuk membatasi film Hollywood ‘menjajah’ bioskop lokal dan bersaing dengan film garapan dalam negeri itu.
Tataran tinggi Pemerintah China disebutkan menuntut Badan Administrasi Media, Publikasi, Radio, Film dan Televisi mempertahankan film garapan lokal menguasai 55 persen di pasar box office negara tersebut.
Akan tetapi, badan tersebut menghadapi kondisi dilematis ketika China menjadi pasar terbesar untuk perfilman dunia dan menyalip Amerika Serikat.
Berdasarkan data yang dipaparkan
Hollywood Reporter, industri perfilman China bertumbuh lambat dengan kenaikan total pendapatan hanya 3,7 persen. Dan disebutkan, pasar China lebih bergairah saat kedatangan film Hollywood.
[Gambas:Youtube]