Jakarta, CNN Indonesia -- Satu minggu jelang dimulainya tur konser dunia Linkin Park bagian ke-tiga, sang vokalis Chester Bennington justru meregang nyawanya sendiri. Bennington ditemukan tewas gantung diri di rumahnya di Los Angeles, Kamis (20/7) waktu setempat.
Padahal Linkin Park masih dalam rangkaian tur konser ‘One More Light World Tour,’ yang merupakan bagian promosi dari album ke-tujuh mereka,
One More Light.
Tur tersebut telah dimulai band asal Amerika ini sejak 6 Mei lalu, yang disusul perilisan album
One More Light pada 19 Mei. Sampai 6 Juli lalu, Linkin Park telah menyelesaikan dua bagian tur mereka di Amerika Selatan dan Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan jadwal turnya, Linkin Park masih harus menyelesaikan dua bagian lain di Amerika Utara dan Asia yang terdiri dari 32 jadwal tur.
Seharusnya, tur tersebut kembali dimulai pada 27 Juli mendatang di Mansfield yang didukung penampilan rapper Machine Gun Kelly dan band rock asal Jepang One Ok Rock. Konser itu akan dilanjutkan di New York City sehari setelahnya, dengan dukungan Blink 182, Machine Gun Kelly, serta Wu-Tang Clan.
 Chester Bennington seharusnya konser di Asia November mendatang. (Matthew Simmons/Getty Images/AFP) |
Linkin Park baru akan ke Asia pada awal November mendatang, dengan tampil selama tiga hari berturut-turut di Chiba, Jepang.
Namun belum ada pernyataan resmi dari Linkin Park soal nasib tur itu sendiri. Linkin Park belum menentukan menunda, membatalkan, atau akan tetap melanjutkannya tanpa vokalis.
Sebelumnya, Mike Shinoda, personel Linkin Park, mengatakan dirinya masih sangat terkejut dan patah hati ketika menerima kabar mengenai kematian rekan bandnya, Bennington.
"Terkejut dan patah hati, tapi ini benar. Pernyataan resmi akan segera dirilis," kata Shinoda melalui akun Twitter pribadinya, @mikeshinoda, Jumat (21/7).
Shinoda sendiri sudah melihat gelagat masalah mental dalam diri Bennington yang tertuang dalam lirik lagu Heavy dalam album terbaru Linkin Park,
One More Light.“
I don’t like my mind right now. Stacking up problems that are so unnecessary. Wish that I could slow things down,” demikian liriknya yang mencerminkan kegelisahannya akibat pikirannya mengenai hal-hal tak penting dan berharap bisa lepas.
(rsa)