Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak zaman penjajahan hingga kini, masyarakat Indonesia telah terbiasa menikmati pertunjukan musik, baik di dalam maupun luar ruangan. Meski tak terlalu kentara, pengunjung festival musik
indoor dan
outdoor ternyata memiliki beberapa perbedaan karakter.
Psikolog musik Djohan Salim menjelaskan, tak semua jenis musik bisa ditampilkan secara apik di luar ruangan. Festival yang digelar di ruang terbuka paling cocok untuk musik bergenre rock, metal, elektronik, pop dan, kadangkala jazz.
“Musik serius atau musik seni biasanya di dalam ruang, karena kalau di luar ruang itu masalah risiko suara akustiknya. Jadi kalau musik elektronik, terutama seperti musik industri pop itu memang biasanya di luar ruangan,” ujar Djohan saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon beberapa saat lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti genrenya, papar Djohan, penikmat musik yang keren ditampilkan di luar ruangan ini memang cenderung suka berjingkrak atau bergoyang. Mereka dinilai lebih ekspresif dalam menikmati alunan musik yang digemarinya.
“Tidak secara ilmiah, tapi [berdasarkan] perilaku dan
common sense, orang memilih musik itu kan bagian dari menunjukkan seleranya. Misalnya dia senang musik serius, berarti perilaku atau tindak-tanduknya biasanya juga serius atau
introvert,” katanya.
Menurut Djohan, khusus genre jazz, ada yang ditampilkan dalam format kecil maupun besar. Untuk format besar, pemain instrumen bisa sampai lebih dari sepuluh orang yang menggunakan alat musik tiup bersuara keras. Format ini biasanya ditampilkan di luar ruangan dan masuk ke dalam kategori festival, sedangkan format kecil lebih berorientasi kepada apresiasi musik.
“Walaupun tidak tentu, kemungkinan musik seperti jazz yang serius itu juga bisa di
indoor. Artinya, penonton mungkin yang goyang cuma kakinya, sambil duduk. Sedangkan orang-orang
extrovert itu serunya lebih tinggi, sehingga mereka memilih
outdoor, supaya bisa jingkrak-jingkrak,” katanya.
Pria yang kini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) ini pun menyimpulkan, jenis musik mencerminkan karakter penikmatnya, sehingga tak jarang terjadi pengkotakan.
“Itu biasanya sudah
segmented, jadi ada yang memang untuk mendengarkan dan
just for fun, itu mereka di luar ruang biasanya. Kalau yang memang mau mendengarkan musik seni itu yang di dalam ruang,” ujar Djohan.