Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagai musisi rock, Andi /rif pernah merasakan manggung di kawasan cagar budaya seperti Candi Prambanan. Dia setuju dengan ide menyesuaikan tingkatan kebisingan musik yang akan ditampilkan, alih-alih melarang tampil di kawasan kebanggaan budaya.
“Memang ada tigkat suara yang bisa mengganggu kelestarian atau ketahanan dan semacamya. Itu yang harus diperhatikan,” kata Andi saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Ya mungkin tingkat kebisingannya aja kali ya yang diperhatikan, dikurangi, dan disesuaikan agar tidak merusak.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi bersama bandnya, /rif, tampil untuk kali pertama di Prambanan Jazz pada 18 Agustus lalu. Mendapatkan kesempatan tampil di cagar budaya dunia yang dimiliki Indonesia, Andi dan gengnya tidak melewatkan kesempatan itu.
Sebagai musisi Indonesia, ia bangga pernah tampil dengan latar belakang peninggalan warisan leluhurnya yang sudah diakui dunia.
Biasanya, ia hanya tampil di lapangan, alun-alun, kafe, dan sejenisnya sehingga pentas di depan Candi Prambanan ia anggap sebagai sebuah penghargaan.
“Bisa menonton konser musik dan menikmati keindahan cagar budaya Indonesia. Nah ini semakin mengenalkan juga, meski seluruh dunia juga sudah mengetahui cagar budayanya,” kata Andi.
 Andi /rif pernah tampil di Prambanan. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah) |
Kala itu, /rif menjadi satu dari sejumlah musisi yang tampil di Prambanan Jazz 2017. Musisi lain yang tampil di konser tiga hari tersebut adalah Andre Hehanusa, Katon Bagaskara, T-Five, Base Jam, The Groove, Lingua, dan Ipang.
Meski bercampur dengan musisi genre lain dalam acara bertema jazz, Andi mengakui ia bermain seperti biasanya. Namun, memang tidak ‘sekeras’ saat tampil di festival rock.
“Sebenarnya tidak harus kencang, namun itu bisa disesuaikan dengan lokasi konser. Kalau lokasinya kecil dan penuh dengan penonton hingga ke belakang, kekuatan sound juga harus dihitung,” kata Andi.
“Dan saat saya di Prambanan Jazz, memang itu acara jazz, tapi ada band rock dan pop yang tampil jadi sound yang keluar pun tidak terlalu bising. Itu yang saya rasakan, masih wajar saja,” lanjutnya.
Tapi Andi mengakui ide menampilkan band rock internasional sekelas Dream Theater memang mengundang kekhawatiran bagi sebagian kalangan. Ia memaklumi hal tersebut, karena ia pernah mengalami lokasi panggung yang rusak akibat ‘terlalu bising’.
“Ada ketakutan seperti itu sehingga pindah lokasi ya saya setuju juga, [perlu] diperhatikan juga lokasi yang harus dijaga. Karena dahulu pernah kejadian, kami tampil di GOR dan kaca-kaca pada pecah,” kata Andi.