Jakarta, CNN Indonesia -- Wayang kancil menginspirasi para pelajar di University of Essex untuk menampilkan kreasi pertunjukan mengisi festival seni budaya di London. Layaknya pewayang tradisional Indonesia, mereka menampilkan cerita lewat siluet-siluet di belakang layar.
Bedanya, siluet itu tak lagi berbentuk Rama Shinta atau cerita tradisional lainnya.
Wayang yang ditampilkan kelompok drama East 15 Drama School itu berwujud lebih populer, seperti unta, kuda, dan binatang lainnya. Ada bentuk wayang tradisional, namun mereka mengolahnya dengan kreasi sendiri. Ceritanya pun tak terpatok pada wayang klasik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penampilan mereka termasuk bagian dari Indonesia Kontemporer alias IKON 2017. Ini sudah tahun ketujuh ajang itu digelar. Tahun ini acara dipusatkan di Kampus School of Oriental and African Studies, SOAS yang terletak di pusat kota London.
Acara kali ini mengusung tema
Food glorious food! (Kemegahan makanan). “Ide dasarnya adalah membawa makanan Indonesia lebih dekat dan lebih nyata ke warga London. Jadi bukan hanya melihatnya di atas meja saja, juga merasakan ketika masih di dapur,” jelas Lenah Susianty, Koordinator IKON 2017, dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com.
Dua koki Indonesia yang sudah dikenal di dunia, Petty Elliot dan Budiono bin Sukim menggelar demo memasak pada Sabtu (7/10). Mereka juga berdiskusi bersama pengamat dan praktisi soal mengapa kuliner Indonesia selama ini sulit menembus pasar internasional.
 Gado-gado Ensemble ikut tampil di IKON 2017. (Gado-Gado Ensemble) |
Warga London atau warga Indonesia di London yang tertarik tidak hanya bisa datang dan menyaksikan IKON 2017 yang didukung oleh Kedutaan Besar Indonesia dan ARTiUK. Mereka juga bisa mencicipi kuliner Indonesia, bahkan berpartisipasi dalam kompetisi karya.
Selain pelajar University of Essex yang tampil dengan wayang kreasi mereka, ada pula London Angklung Ensemble yang dikelola oleh KBRI London serta empat anak muda Gado-gado Ensemble dengan ramuan genre musik tradisional yang dicampur folk dan rock.
Acara yang digelar dengan semangat ‘karya yang terinspirasi seni Indonesia’ itu juga menampilkan cerita tentang orang utan yang dibawakan oleh penulis asal Indonesia. IKON 2017 lantas ditutup dengan pemutaran film legendaris
Tiga Dara yang baru direstorasi.
(rsa)