Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah hampir tiga kali Chrisye datang ke sebuah rumah di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Dengan mobil antik berwarna cokelat, Chrisye berulang kali datang ke rumah itu untuk mendapatkan hati seorang komposer muda, Addie MS.
Kali pertama Chrisye datang pada 1984 itu, Addie dan keluarganya sontak kaget. Maklum, saat itu Chrisye sudah berstatus sebagai penyanyi ternama. Dia sudah mengeluarkan delapan album studio dengan banyak lagu hit seperti
Badai Pasti Berlalu,
Lilin-Lilin Kecil,
Gita Cinta, dan
Galih dan Ratna.
Addie dan keluarganya berteriak kegirangan rumah mereka didatangi bintang besar. Namun, teriakan Addie itu seketika berubah jadi ketakutakan saat mendengar tujuan Chrisye.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chrisye meminta Addie untuk menjadi komposer album terbarunya.
"Chrisye itu idola saya. Saat datang ke rumah, saya dan keluarga sudah heboh, rasanya
gimana gitu. Tapi pas tahu mau menawarkan kerja buat bikin musik, saya takut. Takut salah, takut gagal, beban morel
gitu," kata Addie saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com.
Ketakutan Addie membuatnya menolak kesempatan bekerjasama dengan Chrisye. Ketika itu, Addie belum lama lulus sekolah dan baru beberapa kali menggarap album.
Addie pernah membantu album milik Keenan Nasution dan Ruth Sahanaya. Dia merasa pengalaman itu belum cukup untuk bisa menggarap album seorang Chrisye.
Tapi, Chrisye tak patah arang. Dia tak ingin komposer lain yang menggarap albumnya kali ini. Chrisye kembali datang ke rumah Addie. Dia meyakinkan Addie bisa mengerjakan proyek itu.
"Chrisye terus meyakinkan saya. Sampai keputusan saya sudah yakin. Kemudian dibuatlah album yang judulnya
Sendiri," tutur Addie.
Selama membuat album itu, Addie dan Chrisye kerap menghabiskan waktu di mobil cokelat milik Chrisye dan studio musik.
Perjalanan membuat album itu juga tak mudah. Addie mengaku sempat berdiskusi alot dengan Chrisye soal aransemen lagu
Sendiri. Addie ingin lagu itu hanya diiringi piano dan sebuah alat musik tiup.
Padahal, Chrisye berharap agar Addie membuatkan aransemen dengan orkes yang megah. Addie tetap kekeh meyakinkan bahwa lagu
Sendiri mesti diiringi dengan sederhana demi menguatkan judul
Sendiri.
“Seingat saya kami berdebat intens dan akhirnya Chrisye mengizinkan dan diterima masyarakat luas," ucap Addie.
Chrisye lega. Lagu
Sendiri berhasil jadi hit dari album itu. Addie juga mengaku aransemen sederhana itu merupakan salah satu aransemen yang sulit dilupakannya.
Kesuksesan album Sendiri, membuat Chrisye melanjutkan kerjasama dengan Addie.
Kali ini, album yang dibuat lebih pop dan komersial. Chrisye yang biasanya bernyanyi kaku, kini tampil dengan menari patah-patah lewat lagu
Aku Cinta Dia.
Kolaborasi senior-junior ini membuat album
Aku Cinta Dia dan
Hip Hip Hura. Keduanya dirilis pada 1985. Album-album tersebut semakin menguatkan eksistensi Chrisye di belantika musik Indonesia.
Bekerja sama berbulan-bulan di studio musik, membuat hubungan Addie dan Chrisye semakin cair. Addie dan Chrisye sebelumnya sudah saling kenal karena sering berkumpul dengan Geng Pegangsaan, perkumpulan para musisi di Jalan Pegangsaan.
Chrisye yang tadinya tertutup dan tak ekspresif, justru menjadi sosok yang humoris di dalam studio.
"Kalau sudah kenal dekat, kami selalu ngakak. Lucu
banget apalagi bersama Adjie Soetama (pencipta lagu). Kami bertiga tertawa terus. Makanya heran kalau di luar serius, kalau di dalam nakal suka bercanda," kata Addie.
Diselingi canda, Chrisye selalu serius menggarap albumnya. Musisi bernama asli Chrismansyah Rahadi itu memikirkan matang-matang konsep dan keputusan yang bakal diambil.
Tak seperti artis kebanyakan, yang membuat Chrisye berbeda ialah dia selalu ikut dari proses awal pembuatan album. Chrisye juga tipikal musisi yang bisa diajak berdiskusi.
"Bekerja dengan Chrisye menjadi bagian penting dari karier saya,” ujar Addie mengenai kerjasamanya dengan sang maestro.
(res/res)