Jakarta, CNN Indonesia -- Pelantun lagu hit
Royals, Lorde, membatalkan konser di Tel Aviv, Israel akibat polemik soal Yerusalem yang diklaim sebagai ibu kota negara Yahudi tersebut.
Perempuan berusia 21 itu pada pekan lalu telah mengumumkan jadwal tur konser, dan salah satunya adalah di Tel Aviv pada Juni 2018 itu pada pekan lalu.
"Saya menerima banyak pesan serta surat dan telah berdiskusi mendengar pendapat dari banyak orang, dan saya pikir keputusan yang tepat saat ini adalah membatalkan konser itu," tulis Lorde dalam sebuah pernyataan yang disampaikan promotor konsernya di Israel, Naranjah, seperti dikutip dari
AFP, Senin (25/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lorde pun meminta maaf kepada penggemar dan promotornya karena tak bisa menepati janji tampil di Tel Aviv. Ia menyatakan keputusan itu diambil setelah Lorde menerima masukan baik dari negara asalnya, Selandia Baru, maupun dunia untuk ikut dalam kampanye memboikot Israel.
"Saya benar-benar minta maaf tak bisa menepati komitmen saya untuk datang dan bermain untuk Anda. Saya harap suatu hari nanti kita bisa menari bersama," ujar Lorde dalam pernyataannya yang dibacakan Naranjah.
Naranjah menyatakan pihaknya menerima permintaan maaf sang bintang. Mereka berharap agar rangkaian tur konser Lorde di Rusia dan Amerika Serikat tetap berjalan lancar.
[Gambas:Youtube]Batalnya konser penyanyi dunia di Israel sepert Lorde bukan kali pertama terjadi. Gerakan boikot Israel yang dikenal dengan Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) itu sudah banyak mengurungkan niat para musisi dunia tampil di Israel. Beberapa di antaranya adalah Stevie Wonder, Carlos Santana, dan Lauryn Hill.
Di sisi lain, beberapa musisi besar lainnya justru tak terpengaruh dengan desakan boikot Israel. Beberapa di antaranya adalah eks pentolan The Beatles, Paul McCartney, Rolling Stones, Elton John, Bon Jovi, dan yang teranyar Radiohead tetap tampil di Israel.
(kid)