Jakarta, CNN Indonesia -- Jaksa Penuntut Umum New York sudah mengajukan gugatan melawan The Weinstein Company,
Harvey Weinstein dan Bob Weinstein. Eric Schneiderman sang jaksa mengatakan pada Minggu (11/2) bahwa ia menganggap perusahaan itu gagal melindungi karyawannya.
Mantan produser film dan CEO The Weinstein Company, Harvey Weinstein merupakan salah satu pria paling berpengaruh di Hollywood, sebelum ia dituding oleh lebih dari 70 perempuan melakukan pelecehan seksual terhadap mereka selama berdekade-dekade.
Pria 65 tahun yang ikut menggagas Miramax Studio itu menolak segala tudingan. Meski begitu, ia sudah dipecat dari perusahaannya sendiri dan dikucilkan dari dunia perfilman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gugatan yang diajukan jaksa penuntut umum termasuk pelecehan seksual yang dilakukan Weinstein terhadap karyawannya selama bertahun-tahun. Gugatan itu juga menyebut, eksekutif perusahaan termasuk saudara sekaligus pendamping CEO-nya Bob Weinstein, dianggap gagal melindungi mereka. Padahal, sudah ada bukti berkali-kali bahwa pelecehan itu terjadi.
Schneiderman menyebutkan, pihaknya akan meminta ganti rugi dan penalti atas pelecehan itu. Hingga saat ini ia belum menghitung jumlah totalnya. Namun ia akan memastikan bahwa setiap korban akan diberi kompensasi oleh The Weinstein Company, melalui instruksinya.
The Weinstein Company dan juru bicara Weinstein, dikabarkan
Reuters, belum berkomentar.
Seperti sudah banyak diketahui, kabar pelecehan seksual yang dilakukan Weinstein merebak Oktober lalu, meski Reuters belum dapat mengonfirmasi secara independen terhadap setiap korban yang mengaku dilecehkan. Sejak itu, semakin banyak perempuan yang berani bicara.
Aktris-aktris termasuk Natalie Portman, Angelia Jolie dan lainnya mengakui pelecehan itu.
Maraknya isu
pelecehan seksual yang ternyata terjadi di Hollywood, bahkan juga dilakukan produser dan aktor-aktor ternama, membuat gerakan #MeToo menjamur. Mereka yang merasa korban pelecehan dapat mengungkapkan suaranya melalui media sosial.
Ajang-ajang penghargaan di Hollywood pun menjadi wadah gerakan itu. Ada yang sepakat mengenakan busana hitam sebagai tanda prihatin, ada pula yang menyematkan mawar putih.
(rsa)