Ulasan Film: 'Black Panther'

Dhio Faiz | CNN Indonesia
Sabtu, 17 Feb 2018 08:20 WIB
Black Panther menjawab penantian adanya film lepas tentang pahlawan super berkulit hitam dari Marvel. Sayangnya, itu tak sempurna.
Black Panther menjadi film lepas tentang pahlawan super kulit hitam pertama Marvel. (Dok. Marvel Entertainment via youtube)
Jakarta, CNN Indonesia -- Butuh waktu 10 tahun dan 17 film bagi Marvel untuk menampilkan sosok pahlawan super berkulit hitam. Penantian itu terjawab lewat film solo di Marvel Cinematic Universe (MCU), Black Panther yang sudah bisa disaksikan di bioskop Indonesia sejak Rabu (14/2).

Jawaban itu ternyata jauh dari kata sempurna.

Film Black Panther berfokus pada pertentangan batin T'Challa sebagai raja baru Wakanda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

T'Challa (Chedwick Boseman) mengemban tugas sebagai Black Panther setelah kematian sang ayah Raja T'Chaka (John Kani) dalam ledakan bom di Vienna, Austria. Momen tewasnya T'Chaka ditampilkan dalam film besar Marvel sebelumnya, Captain America: Civil War.


Setelah terlibat perang antarpahlawan super, T'Challa kembali ke kampung halamannya, Wakanda. Itu merupakan negeri fiksi di benua Afrika yang memiliki teknologi paling maju dan sumber daya alam paling berlimpah di bumi. Salah satu sumber dayanya: vibranium.

Meski begitu, negeri itu hanya dikenal dunia internasional sebagai negara dunia ketiga.

Di satu sisi, T'Challa bertanggung jawab menegakkan tradisi yang sudah terjaga sejak Dewa Bast mengangkat Black Panther pertama, Bashenga. T'Challa disumpah menjaga Wakanda dari ancaman bahaya dunia luar.

Di sisi lain, setelah petualangannya bersama Avengers, ia mengetahui di luar Wakanda masih banyak orang kulit hitam lain yang mengalami diskriminasi dan ketidakadilan.

[Gambas:Youtube]

Tugas T'Challa pun berat. Bukan hanya berkewajiban meringkus Ulysses Klaw (Andy Serkis), satu-satunya orang yang pernah menyusup ke Wakanda. Klaw membunuh banyak orang Wakanda serta mencuri vibranium, logam terkuat di bumi yang hanya ada di Wakanda.

T'Challa juga harus menghadapi Erik Killmonger (Michael B Jordan) alias Golden Jaguar yang ingin merebut takhtanya. Mantan agen rahasia tersebut hendak menggunakan teknologi super canggih Wakanda untuk menundukkan dunia dan membuktikan kulit hitam tak pantas ditindas.

Sutradara Ryan Coogler mampu menerjemahkan napas Black Panther yang telah dinarasikan sang kreator Jack Kirby sejak 1966. Kirby selalu berbicara keberagaman dan emansipasi kulit hitam lewat komik-komik Black Panther.


Coogler membuat film itu bukan hanya bercerita tentang pahlawan super kulit hitam pertama di Marvel. Ia juga membawa aktor dan aktris kulit hitam mendominasi film berdurasi dua 15 menit tersebut. Pengisi original soundtrack pun penyanyi hip-hop berkulit hitam.

Sayangnya, Coogler kurang fasih menggambarkan karakter Black Panther di layar lebar. T'Challa alias Black Panther adalah salah satu pahlawan super terkuat yang dimiliki Marvel. T'Challa seharusnya memiliki kekuatan fisik, kecepatan, dan kecerdasan yang bahkan mengalahkan karakter favorit lainnya, seperti Captain America, Spider-Man dan Iron-Man

Ia juga seharusnya digambarkan sebagai karakter terkaya di jagat komik. Kekayaannya mencapai US$90 triliun atau sekitar Rp1,2 juta triliun, 900 kali lipat dari kekayaan Tony Stark alias Iron-Man.

Namun hal-hal mendetail semacam itu kurang ditekankan Coogler dalam film ini. Sama halnya dengan tampilan visual yang eksekusinya serba tanggung.


Koreografi di adegan-adegan aksi terlihat kaku dan kurang menantang. Senada dengan permainan Computer-Generated Imagery (CGI) yang terkesan mentah di banyak scene.

Begitu pula dengan dialog dan ekspresi para karakter yang kaku dan terlihat tidak natural. Ekspresi aktor dan aktris jempolan di film ini tak lebih baik dari sinetron-sinetron di layar kaca. Coogler seperti kurang bisa menggali potensi mereka.

Meski begitu, upaya Marvel mengusung pahlawan super berkulit hitam perlu diacungi jempol. Apalagi Black Panther diterima luas oleh kritikus. Film pahlawan super dan dunia sinema secara umum, memang tak banyak memberi ruang bagi orang kulit hitam atau kaum minoritas lainnya.

Terakhir kali pahlawan super berkulit hitam tampil di film solo adalah pada trilogi Blade yang tayang 1998-2004.


Black Panther jadi jembatan terakhir yang menghubungkan 17 film MCU sebelumnya dengan Avengers: Infinity War. Infinity War sendiri akan tayang 4 Mei 2018, bertepatan dengan 10 tahun MCU berdiri. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER