Jakarta, CNN Indonesia -- Bioskop Indonesia memang semakin ramai belakangan. Jumlah penonton film melonjak. Namun masih saja ada yang mengabaikan aturan dan mengganggu penonton lain di bioskop.
Ada yang berbicara sepanjang film diputar, bermain ponsel dengan cahaya yang menyilaukan, sampai orangtua yang membawa anak-anaknya sampai menimbulkan kegaduhan.
Biasanya, anak-anak itu membuat gaduh jika bosan atau tak suka dengan filmnya. Itu wajar, jika film yang mereka tonton memang tak sesuai usianya. Masalahnya, orang tua 'memaksa.'
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fenomena itu sempat menjadi perhatian mantan penyanyi cilik Leony. Ia mengeluhkan suami istri yang memboyong bayinya menonton
Tomb Raider. Berdasarkan situs Lembaga Sensor Film, film bergenre aksi dan petualangan itu masuk dalam kategori penonton 13 tahun ke atas.
"Tadi di dalam bioskop pas menonton
Tomb Raider, ada suami istri bawa anak bayi. Berisik banget sepanjang nonton anaknya nangis-nangis," tulisnya.
Menurutnya, dia dan beberapa penonton lain sudah memberi kode agar tidak berisik. Namun, orangtua hanya diam saja dan tidak membawa anaknya keluar.
"Eh pas selesai nonton, bapaknya sambil jalan ngomong kencang-kencang, 'kan kamu masih bayi ya, tidak apa-apa menangis kencang-kencang. Yang begitu mah biasa, orang yang enggak punya anak'," lanjutnya.
"Sudah dia yang berisik, dia juga yang diminta mengerti orang satu bioskop bahwa anak bayinya boleh menangis seenaknya," imbuh Leony.
Yang membuatnya kesal, kategori film yang ditonton bukan untuk disaksikan anak-anak.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com, situasi serupa pernah terjadi pada saat penayangan Benyamin: Biang Kerok awal Maret lalu. Film itu masuk dalam kategori usia 17 tahun ke atas. Namun ada saja yang meloloskan anak-anak ke dalam bioskop.
Padahal, di film itu ada konten yang menampilkan adegan kekerasan dan kehidupan dunia malam. Film itu diberi rating 17 tahun ke atas bukan tanpa alasan.
Indonesia memang menerapkan rating atau klasifikasi film berdasarkan usia. Ada film yang bisa ditonton semua umur, termasuk anak-anak. Tapi ada beberapa film yang sepertinya bisa ditonton anak-anak, namun sebenarnya kontennya untuk 13 tahun ke atas, 17 tahun ke atas, bahkan 21 tahun ke atas.
 Penjelasan rating film Indonesia. (CNN Indonesia/Fajrian) |
Departemen Head of Operation Planning & Support CGV Cinemas Indonesia Diana Abbas mengatakan bahwa bioskopnya biasanya punya antisipasi atas kasus itu.
"Secara keseluruhan, saya melihatnya dari layer awal sudah ada di informasi soal rating film. Kemudian kalau untuk film dewasa ada notifikasi lagi di konter dan diminta menyiapkan identitas. Saat pembelian pun ada pengingat ulang, seperti 'Ibu ini film untuk dewasa ya,'" ujarnya saat dihubungi
CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.
Karyawannya pun dilatih untuk mengingatkan penonton yang membawa anaknya menonton film yang tidak sesuai umurnya. "Bilamana terjadi situasi yang mengganggu penonton, petugas akan mempersilahkan penonton tersebut keluar," katanya.
Petugasnya pun mengecek bioskop setiap 15 menit sekali. Bukan hanya untuk memeriksa kualotas suara dan gambar film, petugas juga memastikan situasi dan keamanan.
"Saat ada kondisi tidak nyaman untuk yang lain, petugas akan bertindak," katanya.
Namun, dia tidak menampik bahwa terkadang pelaksanaan proses itu tidak mudah. Ada saja pelanggan yang melawan balik. "Saya kan sudah beli," begitu mereka biasanya berdalih.
Jika sudah demikian, kata Diana, manajer hingga petugas keamanan akan dikerahkan. Namun, tentu saja Diana menganggap kesadaran orangtua lebih penting untuk mengatasi hal itu. Orangtua memang seharusnya tidak mengajak anak ke bioskop jika filmnya tidak sesuai usia.
"Tidak tahu itu butuh berapa lama. Perlu peran serta masyarakat untuk menyaring ini. Seperti gerakan ajak buang sampah usai menonton, itu berdampak besar. Jadi juga dibutuhkan kegiatan kampanye sosial," tambahnya.
CNNIndonesia.com sudah berusaha menghubungi manajemen XXI dan Cinemaxx untuk memberi tanggapan soal ini, namun Cinemaxx menolak sementara XXI tidak berkomentar.
(rsa)