Bioskop Pertama Arab dalam Tiga Dekade Dibuka 18 April

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Kamis, 05 Apr 2018 12:27 WIB
Arab Saudi membuka bioskop di Riyadh, 18 April mendatang. Bioskop pertama setelah 35 tahun itu diklaim sebagai yang terindah di dunia.
Masyarakat Arab Saudi bisa menonton bioskop 18 April mendatang. (Ilustrasi/morgueFile/mconnors)
Jakarta, CNN Indonesia -- Arab Saudi akhirnya akan punya bioskop. Bioskop pertama setelah 35 tahun masyarakat Arab tak punya tempat hiburan menonton film itu bakal dibuka pada Rabu (18/4) mendatang.

Keterangan itu disampaikan oleh pemerintah Arab pada Rabu (4/4), dikutip Reuters.

Mereka baru saja membuat kesepakatan dengan AMC Entertainment Holdings (AMC.N), jaringan bioskop besar dari Amerika yang kini dioperasikan Dalian Wanda Group. Kesepakatan itu menyebut bahwa AMC akan membangun 40 bioskop dalam lima tahun ke depan di Arab Saudi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun bioskop pertama yang akan dibuka baru ada di Ibu Koya, Riyadh.

Bioskop itu terletak di Distrik Bisnis King Abdullah, tepatnya di sebuah bangunan yang awalnya hendak dipergunakan untuk tempat konser. Studio utamanya. kata Kepala Eksekutif AMC Adam Aron, berisi 500 sofa kulit. Akan ada pula balkon dan ruang orkestra.

Kamar mandinya pun dibuat mewah: berlantai marmer. Baru ada satu studio hingga saat ini, dan tiga ruangan lain akan ditambahkan pada pertengahan musim panas mendatang.

"Kami pikir itu akan menjadi bioskop terindah di dunia. Bangunannya saja dramatis," ujar Aron dalam sebuah wawancara baru-baru ini, yang dikutip Reuters.


Menariknya, tidak akan ada pemisah antargender di bioskop itu, seperti di tempat-tempat publik lainnya. Menurut sumber yang dikutip Reuters, film pertama yang akan diputar di bioskop itu adalah Black Panther, pahlawan super terlaris yang baru dirilis Marvel.

Arab Saudi sebenarnya pernah punya bioskop pada 1970-an. Namun kalangan konservatif yang menganggap tempat-tempat hiburan lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Apalagi di sana gender bisa bercampur, hal yang 'diharamkan' oleh petinggi dan ulama di Arab Saudi.

Mereka juga antiterhadap konsumsi media dan budaya Barat.


Namun pada 2017 pemerintah setempat menyatakan akan membatalkan kebijakan itu. Arab Saudi kini lebih berambisi memesatkan pertumbuhan ekonomi dan reformasi sosial. Adalah Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang mendorong itu. Baru-baru ini ia bahkan mencari investasi ke Amerika Serikat.

Masyarakat Arab Saudi sendiri sebenarnya sangat terbuka akan seni dan hiburan Barat. Bioskop boleh ditutup, tapi mereka tetap menonton film Hollywood di rumah-rumah.

Pemerintah Arab Saudi sekarang pun menargetkan mereka akan punya 350 bioskop dengan lebih dari 2.500 layar per 2030 mendatang. Itu dianggap layak 'melayani' populasi Arab Saudi yang kini ada lebih dari 32 juta orang. Diharapkan mereka akan tertarik datang ke bioskop dan membuat bisnis film menggemuk dengan penjualan tiket tahunan mencapai US$1 miliar.


"Restorasi perfilman akan membantu melesatkan ekonomi lokal dengan meningkatkan pengeluaran orang di bidang hiburan dan membantu membuat lapangan pekerjaan tanah ini," kata Awwad Alawwad, Menteri Budaya dan Informasi Arab Saudi dalam pernyataannya. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER