Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu band besar Indonesia, Sheila On 7 sudah genap berusia 22 tahun pada Minggu (6/5) kemarin. Usia yang cukup panjang bagi sebuah band di Indonesia. Sampai di usianya yang sudah tak lagi remaja itu, Sheila On 7 pun masih terus eksis bermusik.
Namun ada yang berbeda dari band asal Yogyakarta ini. Pada usia 22 tahun, Sheila On 7 tak lagi dinaungi label rekaman mayor. Mereka memilih membuat label rekaman independen bernama 507 Records setelah habis kontrak dengan Sony Music Entertainment Indonesia.
Basis Adam Muhammad Subarkah menjelaskan, Sheila On 7 meneken kontrak dengan Sony Music Entertainment pada 1999. Saat itu, mereka sepakat merilis empat album.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontrak kemudian diperpanjang oleh Sheila On 7 setelah empat album beres. Dua kali mereka sepakat menambah dua album, sampai akhirnya pelantun
Dan itu punya delapan album di bawah salah satu label musik besar di Indonesia itu. Itu belum termasuk satu album lagu tema film dan album kompilasi lagu terbaik. Sheila On 7 memang laku keras di bawah label itu.
"Kami merasa sudah cukup, selama ini kami learning by doing. Sekarang kami lakukan sendiri, seperti menyesuaikan dengan industri musik dan memasarkan musik," kata Adam saat dihubungi
CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (7/5).
Adam menjelaskan, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Sheila On 7 untuk mengarungi insdustri musik sendiri. Mereka bukan hanya akan belajar lebih banyak, tetapi juga bisa lebih tahu tentang apa yang sesuai dengan band yang terbentuk sejak 1996 itu.
[Gambas:Instagram]Selama berjalan di bawah 507 Records, Adam menilai tidak ada kendala yang berat.
Mereka hanya perlu berjibaku dengan disiplin waktu karena kini tak ada lagi label besar yang 'memecut' mereka dengan tenggat. Lagu
Film Favorit adalah contoh nyata, kata Adam.
"Target rilis
Film Favorit awal 2014, ternyata kami enggak rekaman. Akhirnya baru bisa rilis awal 2018. Kalau dari segi pembuatan lagu, rekaman dan art work, enggak ada kendala," kata Adam.
Film Favorit, lagu pertama mereka di bawah label sendiri, terasa berbeda dengan karya Sheila On 7 sebelumnya. Suara gitar elektrik khas Eros tak lagi dominan dalam lagu berdurasi kurang dari empat menit ini. Gitar akustik yang samar terdengar lebih banyak.
Peran suara gitar khas Eros digantikan suara drum dan piano yang sangat dominan. Entakan drum yang terdengar pada awal lagu dan suara piano yang menyusul membuat musik lagu ini terasa kaya dan megah. Apalagi ditambah gesekan suara biola di tengah lagu.
Dari segi lirik, Sheila On 7 masih mengusung tema cinta.
Film Favorit bercerita tentang seorang yang berjuang mendapat pasangan, dan berusaha seperti karakter di film favoritnya.
Adam mengakui lagu itu memang sedikit berbeda dari karya Sheila On 7 lain. Bukan karena berganti label rekaman, tapi karena untuk pertama kali Sheila On 7 memakai pengarah musik dalam menggarap lagu. Tomo Widayat dan Tama Wicitra didapuk sebagai pengarah musik.
"Kami mencari pengarah musik yang pintar dan memahami musik kami. Akhirnya film favorit jadi keluar seperti itu, mungkin peran pengarah musik membuat lagu berbeda tapi masih terasa Sheila On 7," kata Adam.
Adam melanjutkan, "Intinya, ciri dari lagu atau band paling itu vokal. Selama yang nyanyi masih Duta, yang main gitar masih Erros dan yang main bas masih Adam, pasti masih terasa Sheila On 7."
[Gambas:Youtube]Adam menjelaskan belum ada materi untuk album baru Sheila On 7. Mereka ingin menggarap album, tapi akan mengerjakannya dengan santai.
Musisi berusia 39 tahun itu mengaitkan perilisan album dengan industri musik yang sudah berubah. Menurutnya, kini pecinta musik jarang membeli album fisik. Itu membuat Sheila On 7 lebih fokus merilis single yang bisa dijual secara digital.
"Album enggak tahun ini, sekarang kan satu single juga sudah bisa jualan. Kami lihat respons, kalau Film Favorit umur panjang ya lanjut, kalau umurnya enggak panjang ya kami akan keluarkan single lagi," kata Adam.
Meski begitu, Adam mengaku Sheila On 7 belum memilii materi baru untuk single atau album baru. Dengan bernaung di bawah label sendiri, menurutnya kreativitas tidak dituntut waktu sehingga pembuatan materi baru bisa dilakukan dengan santai.
(rsa)