Menyusuri Imajinasi Polkadot dan Labu Yayoi Kusama di Jakarta

Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Selasa, 08 Mei 2018 06:43 WIB
Yayoi Kusama seniman di balik Infinity Mirrored Room akan menggelar pameran terbesar di Museum MACAN, yang dibuka sejak 12 Mei hingga 9 September 2018.
Yayoi Kusama yang identik dengan labu dan motif polkadot warna hitam kuning, berpameran di Museum MACAN Jakarta. (CNN Indonesia/Agniya Khoiri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seniman asal Jepang Yayoi Kusama menetapkan Indonesia sebagai destinasi terakhir untuk memamerkan karya-karya yang dibuat selama hampir 70 tahun berkarier. Pameran dalam tajuk 'YAYOI KUSAMA: LIFE IS THE HEART OF A RAINBOW' sebelumnya ditampilkan di National Gallery Singapore dan Queensland Art Gallery | Gallery of Modern Art di Australia.

Kini pameran itu hadir di Museum MACAN Jakarta, mulai 12 Mei hingga 9 September 2018. Lebih dari 130 karya Yayoi mengisi pameran ini, termasuk koleksi khusus yang diakuisisi Museum MACAN dan karya-karya yang tidak ditampilkan dalam dua pameran sebelumnya.

Pameran ini menjadi penampilan terbesar Kusama yang pernah diadakan di Indonesia, meski bukan yang pertama. Sejak Museum MACAN dibuka pada November tahun lalu, salah satu karya milik Kusama telah dipamerkan dan menjadi bagian paling diminati pengunjung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Itu adalah instalasi Infinity Mirrored Room-Brilliance of the Souls, yang sempat diletakkan di area Taman Patung pada pameran yang berlangsung sampai Maret silam. Puluhan ribu orang datang dan berfoto dengan latar Infinity Mirrored Room itu.

Instalasi itu memang populer terutama sejak diunggah Katy Perry ke Instagram-nya dan menjadi bagian dari penampilan Adele yang menakjubkan di Brit Awards 2016.

'YAYOI KUSAMA: LIFE IS THE HEART OF A RAINBOW' memotret perjalanan karier sang artis selama hampir 70 tahun, mulai era 1950-an sampai momen penting dalam karier dan hidupnya.

Dari karya-karya itu pengunjung dapat melihat ketertarikan sang seniman terhadap elemen-elemen yang berhubungan dengan kondisi tak berbatas, pengulangan dan bayangan. Beberapa karya juga menyimpan keputusasaan, menampilkan kesuraman yang terlihat dari garis-garis hitam putih, sampai yang terbaru mengesankan keceriaan dengan polkadot dan warna-warni.

Pengunjung disambut dengan labu polkadot dan Narcissus Garden dari Yayoi Kusama saat memasuki pamerannya.Pengunjung disambut dengan labu polkadot dan Narcissus Garden dari Yayoi Kusama saat memasuki pamerannya. (CNN Indonesia/Agniya Khoiri)
"Mengunjungi pameran Yayoi Kusama adalah sebuah pengalaman yang luar biasa. Pengunjung dapat mengakses dunia, metode, ide dan inspirasi sang seniman. Singkatnya, pengunjung diajak mengalami langsung Yayoi Kusama sebagai sebuah fenomena seni," kata Aaron Seelo, Direktur Museum MACAN dalam sesi khusus media sebelum pameran dibuka, Senin (7/5).

Saat memasuki area pameran, pengunjung akan disambut dengan instalasi labu khas Yayoi, dengan sejumlah bola bermotif polkadot warna hitam dan kuning.

Area itu dinamakan Dots Obsessions, refleksi atas obsesi Yayoi terhadap polkadot yang menjadi bagian halusinasinya sejak masa kecil.


Setelahnya, pengunjung akan masuk ke sebuah instalasi bertajuk Narcissus Garden, salah satu karya yang menjadi penampilan publik Yayoi paling kontroversial.

Karya yang menyuguhkan 1.500 bola yang terbuat dari stainless steel itu pertama kali ditampilkan di Venice Biennale 1965 sebagai bentuk penentangan Kusama pada dunia seni yang semakin dikomersialisasi.

Dari sana pengunjung akan disuguhi sejumlah karya awal Yayoi. Di masa-masa itu, ia lebih banyak melukis tanpa warna. Periode selanjutnya adalah petualangan Yayoi di Amerika. Karyanya di sana banyak ditandai dengan motif jaring. Karyanya itu diberi nama Infinity Nets, merujuk pada apa yang ia lihat pada jendela pesawat.

Narcissus Garden dari Yayoi Kusama punya cerita menarik di baliknya.Narcissus Garden dari Yayoi Kusama punya cerita menarik di baliknya. (CNN Indonesia/Agniya Khoiri)
Selanjutnya, pengunjung akan dibawa menyelami karya saat Yayoi setelah kembali ke Jepang dalam ruang bertajuk Experiment in Japan.

Di sini, karya Kusama telah mulai terlihat lebih berwarna. Sebuah instalasi THE SPIRIT OF THE PUMPKINS CENDED INTO THE HEAVENS (2015) menjadi bagian menarik, di mana Kusama menggunakan objek cermin di tengah sebuah ruang yang dipenuhi motif polkadot hitam dan kuning. Mengintip ke dalam, bak berada dalam sebuah labu imajinasinya.

Perkembangan karier dan hidup Kusama setelahnya adalah era 2000-an. Pengunjung diajak memahami itu lewat Love Forever, yang akhirnya ditutup dengan My Eternal Soul.

Di dalam Infinity Mirrored Room yang terkenal dari karya Yayoi Kusama.Di dalam Infinity Mirrored Room yang terkenal dari karya Yayoi Kusama. (CNN Indonesia/Agniya Khoiri)
My Eternal Love merupakan sebuah seri lukisan yang dimulai sang seniman pada 2009 dan masih berkelanjutan hingga ini. Seri ini terdiri dari 500 lukisan, 24 di antaranya menjadi bagian dari pamerannya di Indonesia.

Selain itu, karya dari perjalanan Yayoi yang telah diapresiasi diberbagai belahan dunia seperti The Obliteration Room (2002-masih berlangsung), ruang di mana pengunjung dapat berinteraksi dengan menempelken stiker warna-warni, pun disuguhkan untuk pengunjung.

Itu menjadi salah satu instalasi interaktif yang telah ditampilkan di lebih dari 20 lokasi di 15 negara, dan telah dilihat oleh sekitar lima juta orang.


Bonus kali ini, pengunjung dapat melihat karya-karya yang tidak ditampilkan dalam kedua pameran sebelumnya, termasuk Flower (1953) dan Untitled: Child Mannequin (1966).

Di pengujung pameran, baru pengunjung disuguhi Infinity Mirrored Room-Brilliance of the Souls yang terkenal itu. Pengunjung bisa mengantre dan hanya diberi waktu sangat terbatas untuk berfoto di dalamnya. Maksimal hanya dua orang yang bisa masuk di ruang sempit itu, dalam waktu 10 sampai 30 detik tergantung panjang antrean.

'YAYOI KUSAMA: LIFE IS THE HEART OF A RAINBOW' bisa dinikmati dengan membayar tiket seharga Rp100 ribu untuk Senin-Minggu. Pengunjung dilarang menggunakan kamera profesional seperti DSLR, Mirrorles dan sebagainya agar mereka lebih merasakan pengalaman emosional yang dituangkan Yayoi pada karya-karyanya dan tidak hanya fokus pada ber-selfie. (rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER