ANALISIS

Selfie atau Kontemplasi di Infinity Room Yayoi Kusama

Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Selasa, 08 Mei 2018 19:04 WIB
Infinity Mirrored Room adalah salah satu instalasi seni paling populer karya Yayoi Kusama, seniman 'nyentrik' asal Jepang, yang bahkan dikagumi Katy Perry.
Pengunjung menikmati Infinity Mirrored Room karya Yayoi Kusama. (REUTERS/Joshua Roberts)
Jakarta, CNN Indonesia -- Yayoi Kusama, seniman nyentrik asal Jepang yang identik dengan wig mencolok, mungkin masih ada yang tak kenal. Tapi siapa tak tahu Infinity Mirrored Room, ruangan sempit di mana pengunjungnya bergelap-gelapan, hanya ditemani lampu bulat warna-warni nan apik.

Instalasi itu memang salah satu karya paling terkenal dari Yayoi. Katy Perry dan sejumlah selebriti lain seperti Nicole Richie dan Minka Kelly sempat memamerkan potret ruangan itu di akun Instagram-nya. Adele pun menjadikannya bagian dari penampilan di Brit Awards 2016.

[Gambas:Instagram]

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak November tahun lalu, instalasi itu telah hadir di Indonesia dan menjadi bagian pameran perdana Museum MACAN Jakarta yang digelar hingga Maret lalu.

Kini, salah satu karya yang paling diminati dan telah dilihat puluhan ribu pengunjung itu akan kembali hadir dalam pameran pertama dan terbesar Yayoi di Indonesia. Pameran itu akan berlangsung mulai 12 Mei hingga 9 September 2018 di Museum MACAN Jakarta.

[Gambas:Video CNN]

Dalam ruang sempit berbentuk kubik itu, pengunjung dibawa memasuki alam pikiran sang seniman yang sejak kecil dipenuhi halusinasi tentang polkadot, jaring serta bayangan.

Di dalam, pengunjung sebenarnya seolah terisolasi dan memiliki ruang gerak yang begitu terbatas. Kira-kira hanya dua hingga tiga langkah. Dalam maksimal 30 detik, pengunjung pun akan 'diusir' oleh penjaga karena biasanya antrean menuju ruangan itu mengular.

Meski begitu, apa yang didapat pengunjung akan berbanding jauh dari yang sebenarnya.


Dengan ilusi optik, cahaya bola warna-warni terpancar ke seluruh ruang yang dikelilingi kaca dan membuat dimensi ruang terlihat berlipat ganda, seakan tak terbatas.

Sensasi yang dihadirkan Yayoi pada instalasi itu seakan menjadi wujud dari apa yang ada dalam pikirannya saat berhalusinasi. Asisten Kurator Museum MACAN Asri Winata mengungkapkan, Yayoi kerap dihinggapi halusinasi sejak muda dan masih tinggal di Jepang.

Pernah suatu kali, Yayoi mengalami 'serangan' saat melihat taplak meja dengan motif bunga.


"Motifnya merambat ke seluruh ruangan, memenuhi pikirannya," ungkap Asri dalam sesi khusus media sebelum pameran di Museum MACAN Jakarta dibuka untuk umum, Senin (7/5).

Sekelumit kegelisahan itu dituangkan Kusama pada karya-karya seni miliknya. Namun sayang, belakangan karya Kusama itu seolah hanya dimanfaatkan untuk pemenuhan eksistensi saja.

Berbondong-bondong pengunjung datang hanya untuk berfoto. Tingginya minat pengunjung itulah yang membuat waktunya dibatasi. Di Museum MACAN pun, disampaikan bahwa jika antrean semakin panjang, durasi waktu bisa dipotong sampai hanya 10 detik per pengunjung.

[Gambas:Youtube]

Kondisi itu pun membuat waktu untuk benar-benar memahami apa yang dirasakan Yayoi sejak kecil semakin sedikit. Padahal saat ia menggagas ide Infinity Mirrored Room pada 1965, Yayoi bukan hendak menciptakan ruangan seluas kurang lebih 25 meter persegi itu untuk ruang selfie.

Penulis dan kurator Catherine Taft pernah memaparkan, Yayoi ingin siapa pun yang berdiri di tengah ruangan dengan refleksi yang dilipatgandakan tanpa batas itu untuk terkoneksi secara psikoseksual dengan dirinya sendiri, terutama tubuh yang dilihatnya di cermin.

Namun memang, mengutip Washington Post, mengabadikan foto menjadi suatu pengalaman yang menggerakkan orang lain untuk datang menikmati juga. Namun, berada di dalam ruangan langsung seharusnya menjadi pengalaman meditatif yang mendalam.


"Itu adalah sesuatu yang kau alami sendiri," kata Melissa Chiu selaku Direktur Hirshhorn.

Dia menambahkan, "Jika kau masuk ke dalam, mengambil foto lalu pergi, kau tidak akan merasakan pengalaman itu. Kau sebaiknya meletakkan ponselmu demi mendalami diri."

Begitu juga yang dikatakan Direktur Museum MACAN, Aaron Seelo dalam konferensi pers, Senin (7/5). Pihaknya membatasi pengunjung untuk menggunakan kamera profesional selama mengunjungi pameran. Hanya kamera ponsel yang diperbolehkan penggunaannya.

"Kami ingin, pengunjung mendapatkan pengalaman emosional saat datang ke sini," katanya.

Pengunjung memotret bagian dalam Infinity Mirrored Room Yayoi Kusama saat pameran di Singapura tahun lalu.Pengunjung memotret bagian dalam Infinity Mirrored Room Yayoi Kusama saat pameran di Singapura tahun lalu. (CNN Indonesia/Rizky Sekar Afrisia)
(rsa)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER