Ismail Marzuki, Ayah 8 Tahun Berakhir di Pangkuan Istri

Muhammad Andika Putra | CNN Indonesia
Sabtu, 26 Mei 2018 13:50 WIB
Bagi Rachmi Aziah, kenangannya bersama sang ayah, Ismail Marzuki yang hanya delapan tahun amatlah singkat. Namun pesan Ismail tetap sampai meski telah tiada.
Ismail Marzuki dengan istrinya, Eulis Zuraida. (Arsip Taman Ismail Marzuki)
Sejak itu Rachmi tumbuh sebagai yatim. Ditinggal ayah di usia delapan tahun, Rachmi hanya bisa mengenal lebih dekat Ismail Marzuki melalui cerita Eulis tentang Aa.

Kadang pula, Eulis menceritakan bahwa Ismail menitipkan pesan kepadanya untuk menjaga dengan baik Rachmi bila sang maestro telah tiada.

Pun, menurut Rachmi, pesan terpenting dari Ismail justru adalah melarang dirinya menjadi musisi. Rachmi tidak mengerti alasan persis Ismail melarangnya menjadi musisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rachmi hanya tahu bahwa dahulu, kakek dan neneknya melarang Ismail menjadi musisi. Namun Ismail tetap menjadi musisi, bahkan menjadi legenda musik Indonesia.

"Tapi saya empat menjadi main band sama teman, sekitar usia 10 sampai 12 tahun. Itu saya sampai kabur-kaburan setelah pulang sekolah, ibu galak banget kalau saya ketahuan, sampai dipukulin," kata Rachmi sambil tertawa.

Piagam Wijayakusuma dari Presiden pertama RI Soekarno untuk Ismail Marzuki pada 1966. Piagam Wijayakusuma dari Presiden pertama RI Soekarno untuk Ismail Marzuki pada 1966. (CNN Indonesia/Endro Priherdityo)
Rachmi pun menyadari, meski Ismail adalah ayah angkatnya, namun sang maestro selalu menyayanginya bak anak kandung sendiri.

Ismail dan Eulis mengangkat Rachmi ketika ia masih berusia dua bulan dari saudara Eulis, lantaran keduanya tak kunjung dikaruniai anak setelah lama menikah.

Ismail Marzuki, terlepas dari sosoknya sebagai seorang maestro besar, di mata Rachmi adalah seorang ayah yang tegas, disiplin, dan amat bertanggung jawab atas keluarganya.

Pun, Ismail disebut Rachmi selalu punya cara menyenangkan ia dan Eulis. Tak jarang, kadang Ismail juga menyenangkan Eulis dengan cara mengurus rumah tangga, seperti memasak.


"Kalau hari libur kan enggak kerja, gantian Ismail masakin buat ibu. Masak sayur asem, ikan asin, tempe dan tahu, makanan rumahan Betawi yang sederhana," kata Rachmi, tersenyum.

Salah satu kenangan lain yang diingat Rachmi adalah ketika Ismail mengajak ia dan Eulis bertamasya ke Pasar Gambir, Jakarta Pusat.

Di saat yang bersamaan, Ismail ternyata mampu menghasilkan karya dari rekreasinya itu. Karya Ismail Marzuki dari Pasar Gambir adalah Kr. Pasar Gambir & Stambul Anak Jampang.

Walau dikenal tegas dan disiplin, yang sebenarnya sudah kebiasaan sejak kecil saat belajar di sekolah Belanda, Ismail di mata Rachmi tak pernah 'main tangan' kala mengomel.


Ismail disebut lebih memilih memanggil Rachmi untuk duduk bersama sembari menasehati dengan tegas.

"Saya ketemu Aa hanya sebentar, delapan tahun. Hal yang paling bermakna dari Ismail adalah dia ayah dan kepala keluarga yang sangat bijaksana," kata Rachmi sambil tersenyum kecil.

[Gambas:Youtube] (end)

HALAMAN:
1 2
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER