Jakarta, CNN Indonesia -- Seperti keluarga Parr di Incredibles 2 yang punya kekuatan berbeda-beda mulai dari menjadi elastis sampai super cepat, Mike Parr dari Australia pun bagaikan 'manusia super.'
Seniman berusia 73 tahun itu mengubur diri selama tiga hari di bawah jalanan Australia. Aksinya itu sebagai penghormatan terhadap korban kejahatan dari pemerintahan totaliter.
Di dalam kontainer berukuran 1,7 x 2,2 meter Parr bertahan hidup dengan pompaan oksigen. Agar terasa nyaman, kontainer itu diberi matras, air dan kotak sampah. Ia juga punya alat melukis berupa kertas dan pensil untuk mengusir bosan. Di atasnya, mobil berseliweran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parr melakukan itu di Hobart, sebuah kota di Tasmania. Itu merupakan bagian dari Festival Dark Mofo yang diselenggarakan tahunan. Festival itu merayakan kegelapan melalui seni, makanan, film, dan musik. Namun, festival itu benar-benar digelar besar-besaran.
"Kegelisahan tentang kehilangan sang artis adalah salah satu poinnya," kata penyelenggara soal aksi Parr, seperti dikutip dari kantor berita
AFP. Selain itu, Parr juga mengingat kembali pembunuhan massal oleh penjajah Inggris pada abad ke-19 di Australia.
Aksi kubur diri Parr berakhir pada Minggu (17/6) kemarin, saat ia akhirnya merangkak naik tangga menuju permukaan. Sebelumnya, sebuah alat berat membuka penutup kontainernya.
Hujan tak menyurutkan semangat warga setempat untuk menyaksikan aksi bersejarah itu.
Sayang, Parr tidak berkata sepatah kata pun saat keluar dari kontainernya yang hanya diterangi lampu temaram. Ia dijadwalkan menceritakan aksinya secara detail, Selasa (19/6).
Panitia optimistis Parr baik-baik saja. "Dia artis yang performanya tahan lama dan dia sudah melakukan ini selama bertahun-tahun, jadi tubuhnya sudah terbiasa melakukan ini," kata kurator Festival Dark Mofo, Jarrod Rawlins kepada reporter.
Meski begitu, tak semua menyambut baik aksi Parr itu.
"Orang-orang bekerja sepanjang waktu di bawah tanah. Dia menghabiskan tiga hari di dalam kotak melakukan semuanya, menyebutnya seni dan itu jadi berita?" kata Rodney Gibbison.
James Hank de Ridder menyebutnya latihan yang tidak berguna.
Sebelum mengubur diri, Parr sempat melakukan berbagai aksi kontroversial, seperti memotong lengan prostetik yang sudah diisi daging dan darah, dengan kapak di hadapan penonton.
(rsa)