Jakarta, CNN Indonesia -- Bersamaan dengan matahari terbenam, Sabtu (7/7), pengunjung konser
Celine Dion Live 2018 mulai memasuki Sentul International Convention Center (SICC). Mayoritas pengunjung terdiri dari usia 30 sampai 55 tahun. Wajar memang, lantaran Celine hit akhir dekade '80-an sampai awal 2000an.
Sejumlah pengunjung sempat berlarian memasuki ruangan utama karena mendengar lantunan alat musik. Alih-alih Celine, penyanyi yang berada di atas panggung adalah Veronic DiCaire. Penyanyi asal Kanada itu tampil sebagai
opening act.
Penampilan selama kurang lebih 30 menit DiCaire sangat menghibur. Ia mahir menirukan suara-suara musisi kenamaan. Seperti Mariah Carey, Adele, Britney Spears, Christina Aguilera dan Anggun C Sasmi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Pengunjung mengantri masuk SICC untuk melihat penampilan Celine Dion, Sabtu (7/7). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Tepat pukul 20:30 WIB, lampu dan tata cahaya panggung dipadamkan. Lantunan musik perlahan terdengar bersamaan dengan tata cahaya panggung menyala redup. Tak lama kemudian Celine naik panggung mengenakan setelan blazer emas dengan kemeja putih.
Tanpa basa basi, penyanyi Kanada itu membawakan lagu
The Power of Love (1993) dan
That's The Way It Is (1999). Kerutan di dahi dan leher yang terlihat jelas menandakan usia Celine Dion yang tak lagi muda, tapi suaranya masih seperti yang dulu.
"Saya rasa kalian sudah mendukung saya bermusik tiga dekade lalu. Tapi malam ini menjadi musik kalian, konser kalian dan semua tentang kalian. Saya ingin membuat malam ini menjadi yang terbaik bagi kalian," kata Dion.
Pemilihan lagu hit sebagai pembukaan jadi keputusan tepat. Emosi pengunjung pun terbangun dan fokus menyaksikan konser. Terlebih ketika tampil tanpa suara sumbang, seperti Celine kemarin.
Kurang lebih Celine tampil selama satu jam 45 menit tadi malam. Istilah 'semakin tua semakin jadi' terasa tepat menggambarkan suara Celine. Kualitas suaranya tidak perlu diragukan lagi, setiap lagu ia bawakan sempurna tanpa cacat.
Hal itu membuat penampilan Celine terasa elegan. Ia membuktikan kelasnya sebagai penyanyi internasional papan atas.
Di sisi lain, musisi 50 tahun itu pintar memainkan emosi pengunjung lewat lagu yang dibawakan. Lagu nuansa bahagia dan melankolis ia susun sedemikian rupa hingga membuat emosi pengunjung naik-turun.
 Celine Dion tak berbasa-basi memulai pertunjukannya di Sentul, Sabtu (7/7). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Ia juga tak lupa menyisipkan candaan yang berhasil mengocok perut penonton, pun dengan gimik-gimik di sela penampilan.
Seperti ketika ia membawakan lagu
I'm Alive (2002) dan
Because You Loved Me (1996) tanpa jeda. Di akhir lagu
Because You Loved Me, ia meminta pengunjung bernyanyi bersama bagian akhir lagu tersebut.
Pun ketika ia membawakan lagu
It's All Coming Back to Me Now (1996) dan
Beauty and The Beast (1991). Dengan berganti kostum dengan gaun hitam bermotif, Celine Dion bernostalgia tentang pengalamannya menyanyikan lagu untuk film sebelum beranjak ke
It's All Coming Back to Me Now.
"Lagu itu [
Beauty and the Beast] saya nyanyikan dulu sekali, mungkin beberapa di antara kalian belum lahir. Setelah itu saya berkesempatan bernyanyi untuk film lain, film tentang sesuatu besar yang seharusnya mengambang, ya
Titanic," kata Celine yang disambut tawa penonton.
Celine juga menjelaskan bahwa ia baru saja bernyanyi untuk film
Deadpool 2 yang rilis beberapa bulan lalu. Setelah kisahnya itu, ia melanjutkan penampilan dengan membawakan lagu
Ashes (2018),
Think Twice (1993) dan
Falling Into You (1996) tanpa jeda.
Gimik menarik tersaji saat Celine menyanyikan lagu
Falling Into You. Di awal lagu, ia sempat berdansa gaya Amerika Latin bersama seorang pedansa laki-laki. Seketika pedansa laki-laki itu membuka bagian bawah gaun sehingga pakaian itu menjadi blouse tanpa lengan.
Celine masih saja menyajikan gimik usai penampilan tersebut. Ia meminta kecupan di pipi ketika kru melepas mic kondensor di pipinya.
Emosi bahagia pengunjung perlahan larut ketika Celine membawakan lagu bernuansa melankolis seperti
Pour Que Tu M'aimes Encore (1995),
Recovering (2016) dan
All by Myself (1996). Di sela penampilan itu ia sempat bercerita asal usul lagu
Recovering.
 Meski sudah tak lagi muda, suara Celine Dion saat tampil di Sentul, Sabtu (7/7), masih sama seperti dulu kala. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
"Ganti mood sebantar, 2016 masa tersulit karena saya kehilangan suami, René Angélil. Pink menuliskan saya lagu
Recovering, lagu yang merepresentasikan kekuatan dalam kondisi apa pun. Lagu ini menolong saya di masa sulit," kata Celine.
Celine terlihat sangat terbawa emosi membawakan lagu
Recovering. Raut sedih nampak pada wajahnya. Bahkan matanya terlihat berkaca-kaca beberapa saat dan berjalan ke belakang panggung.
Celine mengganti pakaiannya dengan gaun hitam polos tanpa lengan. Emosi pengunjung kembali bahagia ketika Celine membawakan lagu
At Seventeen (2013),
A New Day Has Come (2002) dan
Unison (1990) secara medley, dilanjutkan dengan lagu
To Love You More (1993).
[Gambas:Instagram]Ia kembali kembali berganti pakaian menjadi blouse rumbai berwarna silver dengan ikat pinggang pink. Dengan pakaian itu, Celine membawakan lagu
Kiss (1986) dan
Purple Rain (1984) milik Prince. Setelah itu ia meminta penonton berdiri dan berjoget ketika lagu
Love Can Move Mountains (1992) dan
River Deep Mountain High (1996) secara medley.
Seketika SICC menjadi gelap lantaran lampu dan tata cahaya panggung dipadamkan. Pengunjung yang merasa penampilan Celine sudah berakhir langsung berteriak "
we want more".
Sayup terdengar suara latar lagu
My Heart Will Go On (1997). Layar yang menjadi latar panggung menampilkan gambar gelombang air laut yang mengingatkan sejumlah adegan film
Titanic (1997). Semakin lama, suara itu semakin keras dan disambung oleh flute.
[Gambas:Youtube]Celine Dion kembali naik panggung konser pertama kalinya di Jakarta itu dengan gaun putih polos dengan kain tipis merah jambu di bagian depan dan samping seolah ia mengenakan jubah. Sembari memainkan kain itu, Dion menyanyikan lagu
My Heart Will Go On, salah satu lagu Celine yang paling terkenal.
Sejumlah pengunjung inisiatif berjalan ke depan panggung untuk melihat Celin lebih dekat, sehingga bibir panggung mendadak sangat padat. Mayoritas dari mereka mengabadikan momen tersebut.
Lagu
My Heart Will Go On menjadi penutup yang sempurna. Memang lagu itu melankolis, tapi tak rasanya tak ada lagu lain yang tepat untuk menutup penampilan elegan seorang diva internasional bernama Celine Dion.
(end)