Jakarta, CNN Indonesia -- Acaranya boleh Hammersonic. Pengisinya band-band beraliran musik keras. Tapi doa untuk kemerdekaan Palestina tetap mengalun dari panggung musik cadas di Ancol, Minggu (22/7).
Salah satu penampil, Marjinal membawakan lagu berjudul
Palestina.
Sebelum lagu dilantunkan, seperti diberitakan
Antaranews, Marjinal mengajak penonton memanjatkan doa untuk Palestina, yang masih berkonflik dengan Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ajakan itu disampaikan Mike, gitaris Marjinal. "Lagu yang kami bawakan ini untuk teman, saudara-saudara kita di Palestina yang berjuang untuk kemerdekaan," ujarnya lantang.
Sesuai aliran Marjinal yang lebih punk rock, lagu Palestina itu jelas tidak mendayu, apalagi berirama seperti khas Timur Tengah. Marjinal memainkan musik dengan tempo cepat. Suara yang menyanyikannya pun keras dan tegas. Penonton terpukau dan bertepuk tangan.
Marjinal tampil membawakan beberapa lagu, berbagi panggung dengan musisi lain seperti Funeral Inception, Forgotten, Getah, NOXA, RTF, dan Hellcrust. Di panggung lain, ada Straightout, Saint Loco, Koil, serta Deadsquad. Musisi dari internasional turut 'berteriak,' di antaranya H2O, Dead Kennedy, Escape the Fate, dan In Flames.
Marjinal sendiri mengawali aksi panggung dengan lagunya yang berjudul
Negeri Ngeri dan mengakhirinya lewat
Hukum Rimba. Lagu penutup itu juga sering terdengar di jalanan jika ada yang berunjuk rasa, karena liriknya sarat sindiran terhadap kondisi sosial politik.
Pencinta musik punk pun ikut berteriak dan berjoget menyambut penampilan band itu.
Mereka bercampur dengan penggila metal, hardcore maupun grindcore. Meski diselenggarakan bersamaan dengan We The Fest di JIExpo Kemayoran, Hammersonic 2018 punya penggemarnya sendiri. Penggila musik cadas juga sibuk berpindah tiga panggung di ajang musik itu.
(antara/rsa)