Jakarta, CNN Indonesia -- Aktor Sean Penn sepertinya tidak sepenuhnya mendukung pergerakan #MeToo. Dalam sebuah wawancara, ia menyatakan tidak percaya jika pergerakan masif di jagad maya itu jujur secara intelektual.
#MeToo adalah pergerakan yang mendorong wanita di dunia maya untuk angkat bicara mengenai pengalaman diperlakukan tidak senonoh secara seksual oleh para pria.
Merespon hal itu, pemenang Piala Oscar ini berpendapat kalau pergerakan #MeToo malah akan menciptakan kesenjangan antara pria dan wanita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab Penn mengatakan beberapa aktris yang pernah berbincang dengannya mengaku pemberitaan di media tidak merepresentasikan kisah yang sesungguhnya.
Baginya sebagian klaim dalam pergerakan itu hanya tuduhan sepihak yang tak tahu kebenaran sesungguhnya.
"Kita tidak tahu fakta dari banyaknya kasus itu. Kasus berbau cabul itu betul-betul terdiri dari serangkaian penuduh, korban, tuduhan, yang beberapa di antaranya tidak berdasar," ungkap Penn dalam wawancara di
Today Show NBC, pada Selasa (18/9).
Mantan suami Madonna ini juga tak ingin #MeToo menjadi tren di media.
Penn curiga jika pergerakan ini didorong oleh kemarahan dan kelantangan kritik yang tidak beralasan.
"Bagi saya pergerakan ini terlalu hitam dan putih. Untuk beberapa hal yang krusial, akan sangat baik jika dihadapi dengan tenang," tambah aktor 'Dead Man Walking' ini.
Segala pernyataan kontra Penn terhadap pergerakan #MeToo selaras dengan ucapannya kepada
The Guardian awal tahun ini.
Penn menyebut pergerakan itu dikepalai oleh maniak yang narsis.
Pergerakan #MeToo dicetuskan pertama kali oleh aktivis wanita Tarana Burke.
Pada 2017, tagar #MeToo di media sosial kembali meledak berkat aktris Alyssa Milano.
Ia terdorong melihat dugaan kasus pelecehan produser Hollywood Harvey Weinstein kepada aktrisnya.
Pergerakan #MeToo meluas ke seluruh manca negara dan beberapa kali muncul sebagai aksi demostrasi di lapangan.
(ard)