Jakarta, CNN Indonesia -- Personel Pussy Riot yang diduga diracun, Pyotr Verzilov, dikabarkan sudah membaik setelah 12 hari koma berjuang melawan efek racun dalam tubuhnya, seperti yang dikutip dari AFP pada Rabu (26/9).
Verzilov, yang memiliki kewarganegaraan Kanada dan Rusia, dilarikan ke rumah sakit Moskow karena terlihat mengalami gejala keracunan pada awal bulan ini.
Setelah perawatan di Moskow tak menunjukkan kemajuan, di pertengahan minggu ia diterbangkan ke Berlin, Jerman, untuk mendapat perawatan di Rumah Sakit Charite.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar membaiknya Verzilov diketahui dari cuitannya di Twitter.
"Sudah tiga hari semenjak saya sadarkan diri, setelah 12 hari berada dalam lubang hitam," tulis pria berusia 30 tahun itu.
"Saya berjuang melawan racun dengan bantuan orang-orang terdekat. Tidak diketahui itu polonium-210 atau Novichok, tapi ini mengesankan!" tulisanya.
Polonium-210 diketahui sebagai racun mematikan berbahan radioaktif yang telah membunuh kritikus Kremlin, Alexander Litvinenko, di London pada tahun 2006.
Tim medis di RS Charite menduga kalau Verzilov diracun oleh "zat yang dapat melumpuhkan anggota tubuh dalam sekejap".
Verzilov bisa saja tewas jika saat itu terlambat mendapat pertolongan.
Hingga saat ini pihak RS Charite belum menemukan temuan baru terkait racun dan Verzilov, namun mereka bakal terus mengabarkan kondisi pasiennya selama pemulihan.
Sementara itu Pussy Riot menduga kalau Verzilov diracun karena sedang menyelidiki kasus tewasnya tiga wartawan Rusia di Afrika pada bulan Juli kemarin.
Tiga wartawan tersebut ditembak mati di Afrika Selatan saat tengah melakukan investigasi terhadap pergerakan kelompok rahasia yang diduga bentukan Mikhail Khodorkovsky.
(ard)