Jakarta, CNN Indonesia -- Nama besar SM Entertainment tentu tak bisa dilepaskan dari semakin mewabahnya demam K-Pop di seluruh dunia. Satu dari tiga perusahaan hiburan terbesar di Korea Selatan ini punya sejarah panjang dalam memproduksi gelombang artis dan talenta yang namanya melambung tinggi di dunia industri hiburan.
Nama-nama seperti Super Junior, TVXQ, BoA, Girls Generation, Red Velvet, EXO, Shinee, hingga kini NCT membuktikan betapa piawainya SM Entertainment dalam memproduksi generasi demi generasi artis dalam dua dekade terakhir.
Transmedia yang pada awal Oktober 2018 secara resmi telah menjalin kerja sama dengan SM Entertainment pun merasakan langsung denyut nadi pusat hiburan tersebut. Kami mendatangi SM Town Coex Atrium pada akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
SM Town sendiri merupakan pusat segala sesuatu yang para fans inginkan dari artis idolanya. Terdiri dari lima lantai, SM Town memiliki toko souvenir dan hadiah, museum, café, hingga bioskop khusus yang menayangkan film dan konser hologram bakat-bakat terbaik SM.
Singkat kata, SM Town dibuat untuk mengobati dahaga para fans yang tak puas dengan sekadar mendengarkan karya dan lagu sang artis.
 Rombongan Trans Media berpose di salah satu box yang temboknya dipenuhi foto personel Super Junior. (Vetriciawizach) |
Disambut Billboard RaksasaSM Town sendiri terletak di distrik Gangnam yang populer sebagai pusat wisata kecantikan dan operasi plastik. Cukup mudah untuk menjangkau SM Town. Selain taksi dan bus, para penggemar pun bisa menggunakan subway dan turun di stasiun Samseong. Dari pintu subway, tinggal berjalan lurus untuk menemukan pintu masuknya.
Nyaris tak mungkin untuk tidak melihat pintu masuk SM Town. Bagaimana tidak. Tepat di atasnya, sejak pertengahan 2018 ini terpampang billboard terbesar di Korea Selatan -dan mungkin Asia Tenggara-yang berukuran empat kali lapangan basket. Billboard itu bukan hanya menayangkan iklan, tapi juga info-info terbaru tentang artis SM Entertainment.
Hanya berdiri di depan billboard tersebut dan menatap wajah 'raksasa' Siwon (Super Junior), BoA, atau Yoona (Girls Generation) pun cukup menyihir dan membuat rombongan Trans Media sedikit melupakan angin dingin November yang membuat ujung jari membeku.
 Billboard raksasa di depan SM Town Coex Atrium. Billboard ini dipasang pada pertengahan tahun ini.(Vetriciawizach) |
Selain billboard, satu sudut lain yang jangan sampai dilewatkan di pelataran SM Town ini adalah cetak telapak tangan dari masing-masing artis SM yang dijajarkan di dua tembok. Para penggemar bisa mengukur dan membandingkan telapak tangan dirinya sendiri dengan sang idola dan melihat guratan tanda-tangan artis kesayangan. Cetak telapak tangan ini terbuat dari plat logam berwarna keemasan berukuran 20x15 cm yang dijajarkan rapih.
Setelah puas membandingkan telapak tangan, kami segera bergegas ke lantai pertama dan langsung disambut toko souvenir yang berisikan ribuan varian hadiah yang bisa dibeli dengan harga yang sangat beragam, mulai dari 5.000 WON (Rp70 ribu) hingga puluhan ribu won.
Poster, gantungan kunci, boneka, magnet kulkas, sarung bantal, kipas,
notepad, topi, kaus, foto, pembatas buku, atau
standing figure tentu menjadi barang-barang yang wajib ada di toko souvenir ini. Namun, para pengunjung juga bisa mendapatkan benda-benda unik seperti
coaster (tatakan gelas), kipas angin, makanan ringan, teh kering, kosmetik, aromaterapi, hingga perhiasan di sini.
 CEO Trans Media Atiek Nurwahyuni melihat plat cetak tangan dari artis-artis SM Entertainment.(Vetriciawizach) |
Bisa dikatakan, area lantai pertama ini bak surga bagi para pengunjung yang berburu merchandise dengan kualitas nomor satu dari para idolanya. Apalagi, banyak barang di sini didesain bersesuaian dengan album, single, atau karya yang dikeluarkan masing-masing artis.
Dengan datang ke toko ini, para penggemar takkan pernah kekurangan barang unik untuk dibeli dan dikoleksi. Setiap sudutnya layak untuk dijelajahi sembari mata dipuaskan oleh berbagai poster artis-artis SM yang tersebar di seluruh ruangan.
Museum yang MenakjubkanSetelah puas berburu suvenir, rombongan Transmedia pun beranjak ke lantai berikutnya. Begitu tiba dengan menaiki eskalator, kami langsung disambut oleh puluhan foto artis-artis SM Entertainment berwarna hitam putih, sebuah tanda sederhana sejarah panjang SM dalam industri hiburan.
Jika di toko suvenir, mata kami dibombardir oleh segala sesuatu yang terkait dengan artis-artis SM nyaris di setiap lekuk ruangan, bagian awal museum ini menyuguhkan atmosfer yang sedikit berbeda. Dengan ruang yang lega, tembok-tembok putih dan desain yang minimalis serta elegan, kami seolah diajak bernapas dari segala hiruk-pikuk dan menikmati jalanan cerita yang jarang diungkap dari masing-masing artis SM.
Kami cukup beruntung karena saat kami datang museum sedang menyajikan foto-foto EXO yang belum pernah dirilis sebelumnya. Foto-foto ini diambil dari album foto Dear Happiness yang dirilis pada September 2016 lalu. Para personel EXO ditampilkan secara casual, berkaus dan bercelana pendek, sembari menikmati alam Fiji, sangat berbeda dari penampilan mereka yang sangat menghentak di atas panggung.
 Rombongan Trans Media saat dibagikan name tag di pintu masuk SM Museum. (Vetriciawizach) |
Di sudut lainnya, terdapat cerita dari Super Junior dan album ketujuhnya
This Is Love. Bukan hanya asal muasal album, pada televisi-televisi yang dipasang di sana para penggemar pun bisa melihat rekaman behind the scene proses pembuatan klip video mereka.
Bahkan, coretan-coretan koreografi SuJu dan banyak detail-detail lainnya pun tak luput untuk ditayangkan, membuat para penggemar bisa membayangkan betapa sukarnya proses untuk melahirkan suatu karya di industri yang terkenal sangat keras itu.
Secara sederhana, tema inilah yang bisa didapatkan penggemar dari keseluruhan museum. Menikmati berbagai cerita dan detail-detail di balik perjalanan panjang seorang artis SM. Para penggemar pun bisa melihat kostum-kostum yang digunakan oleh Red Velvet, Girls Generation, Shinee, atau EXO saat manggung dan menghibur penggemar. Semua dikemas dengan apik, profesional, dan secara visual sangat memuaskan mata.
 Deretan foto artis-artis SM Entertainment di pintu masuk SM Museum.(Vetriciawizach) |
Museum ini pun memiliki sudut-sudut lain yang sangat sayang untuk dilewatkan. Misalnya saja ruang ganti Girls Generation yang bisa digunakan pengunjung untuk sesi berfoto, studio latihan yang beberapa tahun lalu digunakan NCT sebelum nama mereka melambung, serta berbagai memorabilia TVSQ, salah satu grup terlama SM.
Salah satu bagian lain yang mengesankan dari museum ini adalah koleksi data seluruh perjalanan artis-artis SM Town. Mulai dari jumlah kilometer perjalanan, jumlah album, jumlah koper yang dibawa, jumlah makanan, jumlah pengikut di Twitter, jumlah pencarian di Google ditampilkan di sebuah tembok. Data-data ini menjadi simbol suatu pencapaian yang nyaris sukar disamai oleh perusahaan lainnya.
SM Town Museum juga menyediakan berbagai spot bagi para pengunjung untuk berfoto dengan sangat apik, dengan desain ruangan yang menyesuaikan album terbaru dari masing-masing artis.
Bahkan jika Anda bukan seorang penggemar K-Pop pun museum ini sangat layak dikunjungi, mengingat betapa mengesankannya setiap sudut museum dirancang, menggabungkan sejarah, cerita, dan teknologi teranyar.
(vws)