Jakarta, CNN Indonesia -- Tiga dekade berkarya memang bukan waktu yang singkat untuk dijalani oleh
Katon Bagaskara,
Lilo, dan Adi, tiga musisi yang tergabung dalam
KLa Project. Namun semangat mereka untuk mencipta masih jauh dari kata
jenus. Masih ada api yang terus terjaga.
Hanya saja, saat ini ada sedikit ganjalan.
"Rencana untuk merilis album baru selalu ada, tapi saat ini....," kata Adi tertawa sembari melempar pandangan ke arah
Lilo dan
Katon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Katon menangkap tatapan Adi, dan langsung menyambung kalimat temannya itu. "Tapi
lucunya enggak selesai-selesai. Mungkin situasi sekitar kamu enggak kondusif dan memotivasi untuk membuat album," katanya.
Selama 30 tahun tahun berkarier musik,
KLa Project telah melahirkan 11 album dan satu album
tribut bertajuk
A Tribute To KLa Project (2011) yang dinyanyikan berbagai musisi. Terakhir kali, mereka merilis album bertajuk
Exellentia pada 2010.
KLa sangat produktif membuat album pada era 1990-an. Hampir setiap dua tahun sekali mereka merilis album, yaitu album
Pasir Putih (1991),
Ungu (1994),
V (1995),
KLakustik 1 (1996),
KLakustik II (1996),
Sintesa (1998) dan
KLasik (1999).
Ketiganya mengakui, produktivitas yang tinggi kala itu terbantu oleh jumlah manggung yang justru tak sebanyak tahun-tahun terakhir.
"Sekarang kami kecapekan manggung, jumlah manggung sekarang lebih banyak dari pada dulu. Kurang lebih sekarang satu bulan bisa empat kali," kata
Katon.
KLa Project mengakui kini mereka kebanjiran jadwal manggung. ( CNN Indonesia/ Agniya Khoiri) |
Adi pun mengamini perkataan
Katon sembari mengingat sepak terjang
bandnya, "Ya kurang lebih saat ini kami setahun bisa 40 kali (manggung). Itu termasuk banyak, karena dulu dalam setahun kami hanya manggung sekitar 20 kali."
Sebenarnya mudah saja bagi
KLa Project untuk merilis album karena mereka masih memiliki stok lagu hingga 40 yang dihasilkan dari karantina selama 10 tahun terakhir. Tapi, bagi mereka, membuat album adalah hal yang sakral sehingga tidak bisa dipaksakan.
KLa Project tidak pernah khawatir akan tergerus oleh perkembangan musik yang berubah dari masa ke masa. Toh sejak dulu kala, mereka tidak pernah membuat lagu yang sesuai dengan tren.
Contohnya ketika mereka memulai debut pada 1988 silam. Dulu, mereka mengusung genre
new wave yang sudah populer di negara Barat namun belum 'in' di Indonesia. Jadi, menentang arus sudah jadi kebiasaan
KLa.
"Keinginan melahirkan album terus ada dan selalu ada. Tinggal dibakar saja," kata Adi.
Terlepas dari musik, tiga personel
KLa Project memiliki renjana atau hasrat pada bidang lain. Beberapa di antara mereka sudah mulai menjalankan secara perlahan.
"Saya suka politik, ingin
nyaleg. Tapi saat ini saya di belakang layar saja," kata Adi sambil menahan tawa sembari melirik ke arah
Katon.
Katon langsung berkata sambil menunjuk Adi, "Dia
think tank."
Katon sendiri diketahui maju sebagai calon legislatif Dewan Perwakilan Rakyat perwakilan daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
"Ketertarikan saya selain musik itu film. Kalau calon legislatif itu kan tugas," kata
Katon.
Katon sendiri sempat bersolo karier yang menghasilkan enam album yaitu,
Katon Bagaskara (1993),
Gemini (1996),
Harmoni Menyentuh (1997),
Damai dan Cinta (2000),
Koleksi (2001),
Percaya Saja (2002) dan
Lovaholic (2007).
Pun begitu dengan
Lilo yang sempat merilis solo album bertajuk
Solo (1996).
"Ya kalau saya bisnis bidang mode, dimulai dari membuat sepatu dan tas bermotif batik. Sudah saya jual, tapi baru mulai dari teman dekat saja," kata
Lilo.
[Gambas:Instagram] (end)