Jakarta, CNN Indonesia -- Berangkat dari komik,
Tintin pun sampai ke berbagai tempat lain yang bahkan
Herge sang penulis pun mungkin tak menduganya.
Herge's Adventures of Tintin menjadi film pertama Tintin. Rilis pada 1961, naskah film ini tidak diambil dari yang sudah ditulis Herge. Mereka justru memakai naskah karya Andre Barret dan Remo Forlani. Dibintangi oleh Jean-Pierre Talbot sebagai Tintin dan Georges Wilson sebagai Haddock, plot film menuturkan perjalanan sang reporter menuju Istanbul.
Pada 1964,
Tintin and the Blue Oranges dirilis. Menyusul kesuksesan film pertama, yang kedua ini pun diangkat berdasar naskah asli yang ditulis oleh Andre Barret. Menampilkan Profesor Calculus, kali ini Tintin dan Haddock berpetualang ke Spanyol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, ada
The Crab with the Golden Claws yang digarap dari sebuah studio kecil di Belgia. Rilis pada 1947, film ini menjadi yang pertama yang bertutur sesuai komik berjudul sama.
Animasi pertama Tintin diwujudkan dalam
Tintin and the Tempe of the Sun (1969) yang memadukan dua cerita sekaligus, yaitu
The Seven Crystal Balls dan
Prisoners of the Sun. Animasi kedua bertajuk
Tintin and the Lake of Sharks (1972). Dibuat nyaris 40 tahun setelah animasi pertama, yang kedua ini pun diangkat tidak dari naskah asli, melainkan hasil tulisan Greg.
Pada 2011, seorang Steven Spielberg pun turun tangan, melahirkan
The Adventures of Tintin: The Secret of the Unicorn sebagai film 3D Tintin pertama yang memadukan tiga cerita sekaligus, yaitu
The Crab with the Golden Claws,
The Secret of the Unicorn dan
Red Rackham's Treasure.
Tak hanya di layar lebar, petualangan Tintin sudah sampai di panggung teater. Bahkan Herge sendiri membantu dua pementasan, berkolaborasi dengan komedian Jacques Van Melkebeke dalam
Tintin in the Indies: The Mystery of the Blue Diamond (1941), disusul oleh
The Dissappearance of Mr.Boullock yang menampilkan usaha Tintin, Snowy serta duet Thomson dan Thompson melacak hilangnya Tuan Boullock.
Sayangnya, naskah asli kedua pementasan di atas dinyatakan hilang.
 Herge, pencipta karakter Tintin. (AFP PHOTO / BELGA) |
Di akhir 1970 dan awal 1980-an, dua Tintin muncul di panggung Arts Theatre di London Barat, masing-masing menampilkan
Tintin's Great American Adventure dan
Tintin and the Black Island. Judul yang kedua tersebut bahkan sempat menjalani tur.
Pada 2001, di Belgia digelar pementasan musikal untuk
The Seven Crystal Balls dan
Prisoners of the Sun yang ditayangkan langsung oleh saluran Canal Plus. Inggris tak mau kalah, mengadakan versi musikal dari kisah Tintin in Tibet dengan tajuk
Herge's Adventures of Tintin di Barbican Arts Center (2005-2006).
Setahun kemudian,
Herge's Adventures of Tintin berkeliling selama 12 bulan untuk merayakan ulang tahun Herge.
Selain layar lebar dan pementasan teater, Tintin juga hadir dalam dua dokumentasi. Yang pertama ada
I, Tintin pada 1976, sementara
Tintin and I tayang pada 2003 berdasarkan rekaman wawancara dengan Herge pada 1971. Bertahun-tahun setelah meninggalnya Herge, wawancara itu disusun kembali dan ditayang ulang di Amerika pada 2006.
Lima episode film dokumentari bertitel
Sur les traces de Tintin atau
On the trail of Tintin pada 2010 menjadi paket lengkap yang merangkum cerita asli, panel komik dengan penggambaran
live-action, juga kesediaan kolom komentar.
Tentu, figur Tintin dan teman-temannya menjadi barang koleksi dalam berbagai bentuk. Mulai jam alarm sampai pakaian dalam, perangko sampai koin, terlalu banyak jenis memorabilia sang reporter untuk disebutkan satu-persatu.
Namun ketimbang jadi pajangan sehari-hari, permainan gim Tintin tak boleh luput dari pengawasan. Sejak 1989, Tintin diketahui mengikuti perkembangan video game dari Super NES, Game Boy, komputer PC sampai PlayStation. Yang terbaru adalah
The Adventures of Tintin: The Secret of the Unicorn yang rilis pada 2011 silam.
(rea)